Naima dan Arga akan segera menikah tak lebih dari dua Minggu lagi. tapi nyatanya Arga berse-ling-kuh dengan wanita yang tak lain adalah anak dari pemilik perusahaan tempat dia bekerja. Naima memergoki Arga dan dia datang kepada ayah dari Wanita itu untuk meminta pertanggung jawaban darinya. tapi tanpa di sangka malah duda dua anak itu bertanggung jawab dengan cara menikahinya.
apakah pernikahan mereka akan bahagia? saksikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naima 18
Bu Sari dan Pak Riyadi terlihat sangat senang, karena lamaran mereka semalam untuk Gisel di terima. Walau penyambutan dari reaksi dari Pak Angkasa tidak sesuai dengan ekspektasi mereka. Tidka Maslaah. Yang terpenting adalah Arga sudah melamar Gisel. Dan tinggal selangkah lagi mereka akan menuju kaya. Itulah yang ada dalam fikiran mereka.
"Loh semalam kita lupa membicarakan tanggal pernikahan Arga dan Gisel. Seharusnya semalam langsung di bicarakan saja. Lagian Pak Angkasa pake pergi segala kan. Jadinya niatan kita banyak yang terlupakan,"oceh Bu Sari saat mereka sarapan.
"Lagian ibu sendiri yang sudah membuat Pak Angkasa marah!"celetuk Alika.
"Kenapa? Karena ibu duluan menyendokkan makanan? Lah kan kalau yang namanya di meja makan tinggal ambil saja. Siapapun itu! Kenapa harus ribet segala? Tuh buktinya makanan ini kita bawa karena mubazir banyak yang tidak memakannya. Keenakan para pembantu disana, makan enak setiap hari!"jawab Bu Sari tak mau kalah.
Dan dia menyuapkan makanan yang semalam dia bawa dari rumah Gisel dan sudah dia hangatkan. Ternyata semuanya benar-benar dia minta dan bawa ke rumah.
"Bukan begitu Bu. Jangan samakan dengan di rumah kita. Ibu harus mulai terbiasa. mereka itu orang kaya. Dan menggunakan tata Krama dan juga kebiasaan yang berbeda. Kita harus bisa menghargai tuan rumah. Kalau makan di rumah seperti mereka. Kita harus menunggu sampai kepala keluarga selesai mengambil makanan. Setelahnya baru kita bergiliran. Tidak seperti semalam. Ibu mendahului Pak Angkasa. Sehingga membuat dia tersinggung dan marah. Alhasil dia tidak mau menemui kita lagi karena kesal merasa tidak di hargai. Lain kali jangan memalukan seperti itu Bu. Bagaimana kalau Pak Angkasa marah dan tak mau malah tidak mau membayarkan pesta pernikahan kami? Emang ibu punya uang untuk membayar kebutuhan Pesta. Gisel tidak seperti Naima! Dia berbeda!"kesal Arga dari semalam.
Akhirnya Arga mengatakan segala kekesalannya kepada sang ibu yang dia tahan dari semalam. Dia tau jika Pak Angkasa kesal dan juga marah dengan kelakuan ibunya. Sehingga dia pergi padahal belum makan dan tidak kembali lagi keluar setelahnya. Dia takut jika semua itu akan berimbas nanti pada apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
"Arga benar. Ibu jangan bersikap kampungan seperti itu. Setidaknya ibu bisa menjaga image ibu dan juga harga diri anak kita. Kita ini akan berbesanan dengan orang kaya. Pemilik perusahaan besar Bu. Bukan orang sederhana dan hanya seorang petani seperti keluarga Naima itu! Ibu harus bisa membedakan dan menjaga sikap dengan baik! Bapak tidak mau melihat sikap kampungan ibu lagi nanti! Awas saja kalau sampai nanti Pak Angkasa marah karena ulah ibu itu!"kali ini Pak Riyadi yang berbicara. Dia juga sama kesalnya dengan Arga.
"Di aja yang baperan! Mentang-mentang orang kaya kok seperti itu. Seenaknya saja! Lagian kan yang ngejar-ngejar anak perempuannya. Padahal sudah tau pria yang dia dekati amu menikah!"jawab Bu Sari.
Seolah merasa tak bersalah padahal dia lah yang paling menggebu meminta Arga segera menikahi Gisel dan meninggalkan Naima.
"Nggak usah bicara seperti itu! Bukan Gisel saja yang salah dalam hal ini tapi Arga dan kita juga. Arga tak bisa menahan diri melihat gadis berpakaian terbuka seperti Gisel. Dan kita juga yang mendukung seratus persen karena tau jika Gisel anak orang kaya. Bukan seperti Naima yang hanya seorang buruh pabrik!"jawab Pak Riyadi.
Arga terdiam mendengar beberapa kali nama Naima di sebut membaut dia lupa kalau dia akan menemui gadis itu dan mencoba kembali membujuknya. Nomornya sudah di blokir oleh Naima. Bahkan nomor Alika juga. Sepertinya kali ini Naima benar-benar marah kepadanya.
"Halah, Naima dan Arga sekarang beda kasta! Dia hanya seorang buruh pabrik walau dia lulusan kuliah katanya. Tapi kok malah di pabrik. bukannya di kantoran seperti Arga. Arga wakil manager. Dan sebentar lagi dia akan naik jabatan menjadi wakil Pimpinan perusahaan setelah menikah dengan Gisel. Hidup kita akan jauh lebih enak setelahnya. Jadi nggak usah bandingkan Gisel dan Naima! Meraka tak akan pernah sama. Kasta terlalu jauh berbeda, bagai langit dan bumi,"cerocos Bu Sari.
"Pak, Bu. Kita harus bicara baik-baik dengan keluarga Naima. Bagaimana pun kita sudah menyakiti mereka. Setidaknya kita sampaikan jika kita akan membatalkan pernikahan ini. Karena kami tidak cocok,"ujar Arga.
"CK, Kak, pasti Kak Naima juga sudah mengatakan kepada keluarganya kalau kakak udah punya wanita lain. Langsung saja bilang jika tak bisa melanjutkan pernikahan karena tak cinta kepada Kak Naima dan akan menikah dengan wanita yang kakak cinta. Gitu aja nggak usah ribet-ribet!"ujar Alika.
"Kamu ada benarnya juga. Jangan sampai nanti Naima dan keluarganya malah ada dendam dan mengacaukan saat pernikahan kalian,"ujar Pak Riyadi.
"Gak mau! Ibu nggak mau ikut. Males menginjakkan kaki di rumah petani miskin itu!"jawab Bu Sari.
Mereka susah sangat percaya diri jika Arga akan menikah dengan Gisel secepatnya. Padahal tanggal pernikahan saja belum di bicarakan. Entah apa yang ada di benak mereka semua. Benar-benar keluarga yang aneh.
"Ya sudah kalau ibu tidak mau ikut, biar aku dan Ayah saja yang kesana,"ujar Arga yang padahal dalam hati dan benaknya menyimpan rencana lain.
Pria itu masih percaya diri jika Naima begitu mencintai dia. Dan jika dia bicara lagi baik-baik kepada Naima secara berdua dan merayu wanita itu dengan ucapan cintanya. Maka Naima akan luluh. Wanita itu memang kalau sedang marah suka sekali di perhatikan. Dan seketika marahnya akan hilang. Tidka perlu harus kerja keras merayu seperti kepada Gisel. Kepada Naima, tunggu dia tenang bicara dan beri perhatian selesai marahnya. Wanita yang tak pernah merepotkan.
Pergi kemanapun tak harus selalu di antar. Jika Arga tak membalas atau banyak alasan untuk mengantar dia maka dia akan pergi dengan ojek online tanpa marah atau mengeluh. Semandiri itu memang Naima saat berpacaran dengan dia. Arga selalu suka dengan apa yang ada pada Naima walau menurutnya Naima kolot dan kampungan dalam berpakaian.
Tapi dia juga tidak menampik jika Wajah Naima lebih cantik dan menarik di banding dengan Gisel. Senyum Naima sangat manis. Badannya yang mungil sehingga banyak yang mengira jika dia dan Naima adalah kakak beradik kalau sedang pergi berjalan di taman ataupun di tempat yang sering mereka kunjungi. Pastinya adalah tempat yang sederhana.
Kadang dia suka marah jika ada pemuda yang mengatakan kalau Naima adiknya dan izin mendekati Naima. Sepertinya selama ini dia memang sudah mencintai Naima. Hanya saja dia terlalu egois. Mereka akhirnya pergi, Bu Sari juga pada akhirnya ikut karena bosan di rumah katanya. Mereka pergi menuju rumah Pak Hamdan.
makin seru az cerita nya kk outhor ini 🥰🥰🥰