Evan adalah seorang pemuda miskin yang membangkitkan kekuatan mata api di dalam dirinya. Mata api ini memiliki kemampuan yang luar biasa, mampu menembus pandang, kekuatan medis legendaris, ahli beladiri tidak tanding.
Kehidupan Evan juga seketika mulai berubah, dari yang sebelumnya begitu di remehkan, kini orang yang paling di idamkan.
Istri yang dia nikahi secara tiba-tiba, secara perlahan juga jatuh hati kepadanya dan bahkan banyak gadis-gadis cantik yang mendekatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 26 MEMBELI MOBIL
Setengah jam kemudian Evan telah selesai memasak dan menyajikan makanannya di hadapan Lisa. Tampak berbagai macam jenis lauk yang Evan masak dan semangkuk piring nasi.
"Sepertinya enak," ujar Lisa.
Lisa dapat mencium aroma makanan yang sangat menggugah selera.
"Aku tidak menyangka seorang pria seperti mu bisa memasak," sambung Lisa.
"Aku sudah lama hidup sendiri, jadi harus bisa melakukan semua hal sendiri, termasuk memasak," balas Evan.
"Kamu cepat makanlah, nanti keburu dingin makanannya," sambung Evan.
Lisa juga mulai untuk makan dan merasakan bahwa masakan Evan ternyata benar-benar enak.
"Enak sekali rasanya," ujar Lisa sambil mengunyah makanannya dengan lahap.
"Baguslah jika kamu suka," balas Evan.
"Kamu kenapa tidak makan juga?" tanya Lisa.
"Aku barusan makan tadi," jawab Evan.
Evan sendiri tampak begitu puas melihat Lisa yang makan masakannya dengan sangat lahap.
"Santai saja makan nya, jika kamu suka, aku bisa memasakan nya setiap hari untukmu," ujar Evan.
"Uhuk..." Lisa langsung terbatuk ketika mendengarnya.
"Setiap hari... apakah dia berpikir untuk terus tinggal di sini selamanya," pikir Lisa.
Evan juga mengambil air minum untuk meredakan batuk dari Lisa.
"Kamu tidak perlu memasak untukku, kelak kita juga akan bercerai seperti yang pernah aku katakan sebelumnya, aku takut malah ketergantungan terhadapmu," ujar Lisa.
"Kelak kamu juga akan menikah kembali dengan wanita yang kamu cintai, jadi kamu tidak perlu memikirkan ku," sambung Lisa.
Kata-kata itu keluar dari mulut Lisa, namun hatinya seolah merasa tidak nyaman sekali.
"Huh... ya," jawab dengan nada rendah sambil menghela nafasnya.
Esok harinya, Lisa telah pergi ke perusahaannya, sedangkan Evan hari ini berniat untuk membeli sebuah mobil.
Evan telah memiliki uang lebih dari 100 milyar di dalam rekeningnya, jadi dia ingin membeli mobil impiannya.
Evan kini telah berada di salah satu showroom mobil terbesar yang ada di kota ini. Evan mulai berjalan masuk ke dalam dan langsung di sambut oleh seorang wanita muda yang menjadi sales mobil di sana.
"Tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya sales wanita itu dengan sangat ramah.
"Sonia," balas Evan mengenali sales wanita itu.
Sales wanita itu ternyata adalah Sonia teman satu kampusnya dulu. Sonia bahkan juga ikut hadir dalam acara reuni sebelumnya yang di adakan di Royal hotel.
"Evan," Ujar Sonia.
Sonia awalnya tidak mengenali Evan karena penampilannya yang sekarang telah berubah. Evan sekarang tidak menggunakan pakaian lusuh seperti yang dahulu dia kenakan.
Mengetahui bahwa ternyata orang yang datang adalah Evan, ekspresi wajah Sonia juga langsung berubah. Sebelumnya wajahnya terlihat begitu ramah dan murah senyum, tapi kini tampak cemberut dan berkerut.
"Kamu mau apa datang ke tempat ini?" tanya Sonia dengan nada cetus.
"Kalau mau minta sumbangan, lebih baik cari tempat lain saja," sambung Sonia.
Evan tidak menyangka Sonia justru berkata seperti ini kepadanya. Evan juga dapat merasakan bahwa Sonia tidak suka terhadapnya.
"Aku ingin membeli sebuah mobil," balas Evan.
"Bisakah kamu membawaku untuk melihat-lihat mobil di tempat ini?" sambung Evan.
"Apa... membeli mobil..." Sonia tampak terkejut mendengarnya.
Sonia tahu bahwa Evan adalah seorang yang bekerja sebagai pekerja konstruksi bangunan, jadi mana mungkin dia memiliki uang untuk membeli mobil. Terlebih lagi di tempat ini adalah showroom mobil yang hanya menjual jenis mobil sport mewah yang harganya milyaran.
"Apa aku tidak salah mendengar, lebih baik kamu pergi saja, aku sedang sibuk, jangan membuang-buang waktuku," sambung Sonia.
"Bukankah menang tugasmu melayani pembeli, kenapa kamu justru mengusirku?" ujar Evan.
"Kamu hanya seorang pekerja konstruksi saja mau membeli mobil, lebih baik pergi ke toko mainan saja, di sana menjual mobil dengan harga 50 ribu, jika beruntung kamu bisa mendapatkan diskon juga," balas Sonia.
Evan juga mulai merasa kesal dengan sikap dari Sonia ini. Perkataan nya begitu sangat pedas sekali di dengar oleh Evan.
"Kamu juga hanya seorang sales saja, kenapa begitu sombong sekali?" ujar Evan.
"Walaupun sales, setidaknya penghasilan ku mencapai 10 juta perbulan, belum lagi di tambah bonus, aku bisa menghasilkan puluhan juta dalam sebulan," balas Sonia.
"Sedangkan dirimu hanya seorang pekerja konstruksi kecil saja, palingan pendapatan mu tidak lebih dari 5 juta bukan?" sambung Sonia.
Evan juga semakin bertambah kesal sekali, tapi dia malas untuk meladeni Sonia. Evan hanya ingin membeli sebuah mobil dan segera pergi dari sini.
Di dalam rekeningnya ada 100 milyar lebih yang dia dapatkan dalam beberapa hari saja. Membeli sebuah mobil mewah adalah hal yang mudah bagi dirinya.
"Sudahlah, lebih baik kamu segera antarkan aku untuk melihat mobil!" ujar Evan.
Sonia juga semakin bertambah emosi, dirinya sudah mengusir Evan untuk pergi, tapi Evan justru ngotot untuk melihat mobil.
"Apa kamu tahu harga mobil termurah di tempat ini paling tidak bernilai 2 milyar, apa kamu pernah melihat uang sebanyak itu?" ujar Sonia.
"Seumur hidupmu bekerja pergi pagi pulang malam, juga tidak akan mampu mengumpulkan uang sebanyak itu, jadi lebih baik kamu pergi saja," sambung Sonia.
"Aku mampu beli atau tidak, apa urusannya denganmu, jika semua sales mobil sepertimu, aku yakin tidak lama lagi showroom ini akan bangkrut dan tutup," balas Evan.
Kemudian mulai masuk ke dalam showroom seorang pria paruh baya sambil merangkul mesra pinggang seorang wanita muda. Pria paruh baya tersebut bernama Zaki dan wanita mudanya bernama Nia.
Zaki merupakan seorang pengusaha yang pernah membeli mobil di showroom ini. Sedangkan Nia adalah pacarnya yang memiliki bentuk dada dan bokong yang besar, sehingga membuatnya sangat menggoda. Riasan wajahnya tampak begitu tebal dengan bibir yang sangat merah.
"Sayang, aku sudah tidak sabar untuk mengendarai mobil baru hari ini," ujar Nia kepada Zaki dengan begitu manja.
"Tentu saja, hari ini aku akan membelikan mu sebuah mobil baru," balas Zaki.
"Tapi ingat, nanti malam harus seperti biasa," sambung Zaki.
"Ih... kamu gatel sekali," ujar Nia.
"Hehe..." Zaki tertawa.
Pikiran Zaki mulai mesum membayangkan menghabiskan malam dengan Nia.
"Tuan Zaki, selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" sapa Sonia dengan sangat ramah dan bersemangat.
Begitu melihat Zaki datang, Sonia juga langsung meninggalkan Evan. Sonia begitu yakin, jika Zaki datang ke showroom ini pastilah untuk membeli mobil.
Sonia ingin memberikan pelayanan yang terbaik terhadap Zaki, agar ketika Zaki membeli mobil lewat dirinya, maka Sonia juga akan mendapatkan bonus.
Sebelumnya Sonia pernah melayani Zaki membeli mobil, walaupun Zaki hanya membeli mobil termurah di tempat ini, tapi Sonia juga masih mendapatkan bonus belasan juta.
"Aku ingin mencari sebuah mobil yang cocok untuk kekasihku ini," jawab Zaki terhadap Sonia.
"Kalau begitu biar saya antar tuan dan nona untuk melihat-lihat mobilnya," ujar Sonia.
Sonia juga mulai berjalan pergi membimbing Zaki dan Nia untuk melihat-lihat mobil. Sedangkan Evan tampak berdiri seorang diri di sana.
Showroom ini cukup luas, sehingga Evan memutuskan untuk berkeliling sendiri sambil melihat-lihat mobil.
Belasan menit kemudian Evan tampak berdiri dan mengamati sebuah mobil di sana. Mobil itu adalah sebuah mobil sport mewah berwarna merah yang sangat menarik.
Sonia yang sedang menemani Zaki untuk mencari mobil juga melihat Evan yang tampak mulai menyentuh-nyentuh mobil. Sembari tadi Zaki dan belum menemukan mobil yang cocok untuk Nia kekasihnya.