NovelToon NovelToon
Dikejar Guru Killer

Dikejar Guru Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Tamat
Popularitas:60.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lisa

Shana bersedia menjadi pengganti bibi-nya untuk bertemu pria yang akan di jodohkan dengan beliau. Namun siapa yang menyangka kalau pria itu adalah guru matematika yang killer.

Bagaimana cara Shana bersembunyi dari kejaran guru itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 26 Masih di cafe

.......

.......

Ponselnya berdering. Ternyata bibinya.

"Kenapa bibi menelpon?" Shana menekan tombol terima panggilan dan mendekatkan ke telinganya. "Apaan Bi?"

"Jangan lupa pesenan bibi ya ..."

"Iya, tapi aku gak langsung pulang. Kan masih ada acara."

"Iya enggak apa-apa. Jangan ke tempat yang aneh-aneh lho, Shan. Aku bisa di bunuh bapakmu kalau ada apa-apa."

"Hallah. Bibi aja nyuruh aku kencan buta buat gantiin bibi, bukannya itu juga aneh?"

"Kecualikan perkara itu. Sekarang beneran enggak boleh macam-macam," pesan Raisa.

"Iya, Bibiku yang cantik."

Klik. Sambungan telepon mati. Shana menghela napas.

"Oke. Sekarang masuk lagi ke dalam untuk melakukan hal bagus tapi rahasia," ujar Shana pada dirinya sendiri. Ia terlihat bahagia. Karena akhirnya pihak cafe memanggilnya lagi untuk sebuah kerja paruh waktu. Itu salah satu kesukaan Shana. Selain bermain voli, Shana juga menyukai bekerja mencari uang.

Kaki Shana kembali melangkah masuk ke dalam cafe. Ketika melewati tempat duduk senior di cafe tadi, Shana hanya tersenyum dan melenggang masuk lebih dalam. Ia langsung menuju meja kasir. Ada Joko yang sedang bertugas jadi kasir.

"Halo Kak," sapa Shana.

"Halo. Kamu kembali lagi?"

"Iya. Kan aku di hubungi sama ketua tim. Sepertinya ada pekerjaan untukku." Shana bangga. Bagaimana tidak. Meskipun dia masih sekolah, tapi tenaganya di butuhkan seorang ketua tim sebuah cafe yang terbilang cukup terkenal. Ia mirip orang dewasa yang jadi pekerja keras.

Dia tidak malu. Karena itu keinginannya sendiri, bukan paksaan siapapun. Apalagi ketika menerima upah dari hasil kerjanya, itu begitu memuaskan untuknya.

"Emangnya kamu enggak mau main aja, gitu daripada kerja."

"Mau, tapi kalau ada kesempatan dapat uang, aku lebih mau lagi lah ..." Shana jujur dari dalam hati.

"Tentu aja, uang itu siapa aja mau kan ...," ujar Joko.

"Iya dong. Hehehe ..." Shana terkekeh. Kepalanya mencoba melihat ke sekitar. Sungguh mengejutkan ketika tatapannya bertabur dengan seseorang. Pak Regas!!!

Buru-buru Shana memalingkan muka dengan sengaja. Ia terkejut. Dadanya berdebar kencang. Kenapa ada pak Regas di sini, hah?!!

"Kenapa Shan?" tanya Joko heran. Dia pun ikut melihat ke arah tempat yang tadi membuat Shana membeku. "Kamu kenal dengan pria itu?" tanya Joko yang langsung paham siapa yang membuat gadis ini membuang muka dengan cepat. "Kenapa membuang muka? Pria itu tampan kok."

"Tolong diam," geram Shana. Joko tergelak melihat Shana mendelik memintanya diam.

Di tempat duduk dua pria yang tengah memperhatikan Shana.

Tiba-tiba Regas berdiri. Daniel menatap Regas heran.

"Ada apa?" Kepala Daniel mendongak. Bola matanya mengerjap.

"Aku akan bayar minuman lebih dulu sebelum pergi," ucap Regas.

"Kamu sudah mau pergi?" tanya Daniel tidak percaya.

"Ya. Aku ingin pulang. Tubuhku lelah," ujar Regas mengejutkan. Sebuah pernyataan yang tiba-tiba. Bukankah tadi pria ini tampak kusut dan lesu tak bertenaga?

Kaki Regas berjalan menuju ke meja kasir.

"Pria itu kesini," bisik Joko memberitahu. Shana membulatkan mata. Gadis ini panik. Tubuhnya pun bergerak ingin menjauh dari meja kasir. Namun suara Regas sudah mencegah langkahnya untuk pergi.

"Sedang apa kamu di sini, Shana?" tegur Regas. Pria ini tidak basa-basi dan berpura pura tidak tahu kalau ada Shana di sana. Mungkin beliau memang tidak perlu melakukan hal konyol seperti itu.

Joko melirik ke arah Shana. Melihat reaksi gadis itu.

Tubuh Shana terhenyak. Kakinya ingin kembali melanjutkan perjalanan untuk kabur, tapi tidak bisa.

Hhh ... Shana menghela napas sejenak sebelum memutar tubuhnya untuk menghadap ke arah Pak Regas.

"Selamat malam, Pak Regas." Dengan sopan Shana menyapa. Tubuhnya sedikit menunduk untuk menunjukkan rasa hormatnya. Meski terdengar konyol karena ternyata dia pernah membodohi beliau.

"Bill-nya." Regas meminta tagihan minuman yang sudah di pesan tadi pada kasir.

Joko yang jadi kasir langsung sigap melayani pembayaran. "Dengan tunai atau pakai kartu?"

"Pakai Qris."

"Baik." Joko langsung mengambil mesin edc yang sesuai dengan bank yang di pilih oleh Pak Regas.

"Kamu sendirian?" tanya Regas dengan intonasi tenang.

"Ya Pak." Shana mengangguk.

Daniel yang tadinya heran, kini duduk dengan tenang. Menyaksikan temannya yang berbincang dengan gadis yang di sebut penipu olehnya mulutnya sendiri.

Setelah menyelesaikan tagihan, Regas mendekat pada Shana. Kali ini pria itu benar-benar berdiri tepat di depan gadis itu.

"Apa yang kamu lakukan sendirian di sini?" Sebuah pertanyaan lanjutan tentang keberadaan gadis itu.

"Emm ... saya sedang menikmati malam Minggu di sini." Shana memilih jawaban yang aman. Tentu tidak aneh bukan jika ia mengatakannya demikian. Karena kebanyakan orang-orang akan menghabiskan malam minggu mereka di tempat seperti ini.

"Sendirian?" Kening Regas tampak sedikit berkerut. Menandakan itu aneh menurutnya.

"Saya terbiasa sendirian. Jika keluar rumah ..." Shana meralat kalimat akhirnya karena ia sadar kalau di sekolah jarang sekali sendirian dikarenakan ada duo temannya yang selalu mengawalnya.

Kepala Regas mengangguk memaklumi.

"Shan," panggil orang yang mengirim pesan padanya tadi. Kepala Shana menoleh. Regas yang ada di sana juga ikutan menoleh.

Tangan Shana memberi kode pada pria itu untuk meminta waktu sebentar.

"Oke," sahutnya mengerti.

"Teman kamu?" tanya Regas dengan tatapan mengawasi. Beliau melihat pada punggung manajer cafe yang baru saja menghilang ke area private cafe.

"Ya Pak. Dia manajer cafe ini."

Mungkin karena tubuh pria itu penuh dengan tato, makanya Pak Regas menatap Shana dengan penuh selidik.

Tanpa sepengetahuan mereka, Daniel yang tadinya hanya jadi penonton ikut mendekat.

"Halo," sapa Daniel pada Shana. Kedua bola mata Shana mengedip heran. Mendadak ada seorang pria yang asing menyapanya, tentu saja siapapun pasti memasang ekspresi yang sama. "Kamu pasti terkejut. Aku Daniel, teman Regas." Daniel memperkenalkan dirinya.

"Apa-apaan Daniel?" tegur Regas tidak suka. "Kembali ke kursi mu."

"Aku ingin tahu murid kesayangan mu ini," ujar Daniel sengaja mengarang bebas.

Shana mengerjap mendengar sebutan itu. Namun dia tidak berbesar kepala. Karena dia yakin, pak Regas bukan sayang padanya, melainkan kesal karena dirinya sudah pernah menipu.

Bibir Shana tersenyum sambil menganggukkan kepalanya dengan hormat. Jika pria ini adalah teman pak Regas, umur mereka berarti hampir sama. Jadi dia harus menghormati yang tua.

"Cepat pulang jika kepentingan mu sudah selesai," pesan Regas.

"Ya Pak." Shana menganggukkan kepala.

Lalu pria itu segera melangkah pergi agar Daniel mengikutinya.

"Kenapa kamu cepat-cepat pulang? Bukankah kamu sempat cemas pada muridmu karena dia mengenal manajer cafe yang bertato itu?" tanya Daniel yang tahu apa yang ada dalam pikiran temannya tadi.

"Dia tahu apa yang baik dan yang tidak baik," jawab Regas yang tidak menampik dugaan Daniel soal dia mencemaskan muridnya.

"Jadi kamu mau langsung pulang?"

"Ya. Terima kasih sudah menemaniku padahal mungkin saja kau punya janji yang lain." Regas bersungguh-sungguh.

"Tidak masalah, tapi tunggu ... Ada yang ingin aku tanyakan." Daniel menghentikan langkah Regas.

"Apa?"

"Siapa teman Merta yang diminta untuk menemui mu malam itu?" tanya Daniel lega. Akhirnya dia punya kesempatan untuk menanyakan hal yang mengganjal di pikirannya saja tadi.

.

.

Ig @lady_ve.01

1
Kasandra Kasandra
double up kak
Ezy Aje
lanjuuut thor
Chalimah Kuchiki
males bgt pak regas ngegalauin pacarnya ya 🤭🤭 ga sabar deh gmn nanti bakal sama shanan
Ezy Aje
lanjuttt bnyk
Andriani
lanjut kk....
Andriani
weleh... kenapa menjadi rumit...
Kasandra Kasandra
lanjut... double up kak
Ezy Aje
lanjut
Herlin
Haaa.... kok Mia lgs bilang Pak Regas ya?🤔
Herlin
Poor Shana....
keep fighting 💪
Andriani
Shana keren deh . love you Shana.
Andriani
thanks kk... udah up...
Andriani
mantaap Shana... aku suka gaya lo. berani dalam kebenaran, kalo kita gak salah kenapa takut...
Kasandra Kasandra
lanjut... double up kak
Ezy Aje
lanjuut
Herlin
Shana diam, Regas yg kebingungan😅
Herlin
Cie..... Shana udh mengakui Pak Regas tampan 😂
Herlin
Kasihan Regas pingin nikah tapi kekasihnya belum mau..... atau malah sebenernya ga mau? 🤔
Herlin
Regas akhirnya jadi pengamat tingkah laku Shana😅
Herlin
Regas senang bisa bikin Shana stress
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!