Liburan yang menyenangkan berakhir hancur tersapu ombak akibat hal kecil. Membuat dua orang sahabat terjebak di pulau pribadi dengan cinta penuh misteri.
Bagaimana bisa gadis miliarder yang super tengil mendadak bangkrut karena ulahnya sendiri. Dan di masa sulitnya ia bertemu pun dengan kuli kampung yang mampu memalingkan dunia penuh masalahnya.
Namun apakah dia benar-benar kuli kampung? Atau hanya bermain di atas panggung sandiwara dibalik dunia gelapnya.
••••
Novel ini pernah dibikin komik dengan judul berbeda tapi gak dilanjut lagi, kalau pernah liat itu ada di akun lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceyra Azaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
[Masuk Ke Dalam Area Pribadi]
.
.
Menjalani waktu dalam satu hari terasa begitu lamban, akhirnya waktu yang telah ditunggu-tunggu malam hari pun tiba. Chai Tea duduk di depan jendela kamar, ditemani secangkir teh chai yang hangat.
Ia meneguk perlahan sembari membaca sebuah buku yang ia temukan di laci meja. Tetapi matanya tak fokus membaca dan terkadang beberapa kali melirik ke luar jendela, memandangi rumah yang ada di seberang.
"Rumahnya masih gelap gulita."
"Kapan sih dia pulang? Aku sudah tiga jam duduk di sini."
Jam terus berdetak, malam pun semakin larut, Chai Tea yang lelah pun menyerah untuk menunggu Sky pulang, ia memutuskan untuk segera tidur dan menyerahkan hadiah besok pagi saja sebelum dia berangkat kerja.
Baru saja beranjak naik ke tempat tidur, terdengar gelegar ribut dari suara motor yang berhenti dari depan sana, segera Chai Tea berlari lalu mengintip dari kaca jendela. Terlihat Sky baru saja pulang dari pekerjaannya dengan mengendarai motor tua yang berisik itu.
Chai Tea tersenyum lebar dan jantungnya deg-degan ketika menatap cinderamata yang ada di atas meja, dengan tarikan nafas panjang, ia mengambil kantong belanjaan yang terbuat dari pelepah dan kemudian berjalan turun ke bawah.
Di depan pagar besi berwarna hitam, Chai Tea memencet bel yang ada di tembok. Tangannya bergetar hebat, gelisah menunggu pria itu keluar dari rumahnya.
Tak lama menunggu, Sky pun keluar lalu menghampiri Chai Tea yang berdiri di balik pagar rumahnya. Sembari berjalan langkahnya berat, Sky sempat menyorot dengan lirikan curiga pada wanita itu yang entah mau apa datang mengganggunya kembali.
"Ada apa malam-malam begini? Ada sesuatu yang penting?"
Sky bertanya terlebih dahulu sebelum membukakan pagar, apalagi Chai Tea seperti sedang menyembunyikan sesuatu di belakang badannya.
"Mana sopan santun-mu? Buka pagarnya terlebih dahulu sebelum melontarkan pertanyaan." Ucap Chai Tea, mengerutkan kening tapi masih tersenyum manis.
Sky menjeling malas, mendengus kasar sembari membukakan pagar.
"Nih! Ambil, aku beli pas di Pasar Minggu tadi siang."
Sky menukik bingung lalu mengulurkan tangannya, menerima pemberian dari wanita itu, begitu kantong dibuka terlihat sepasang sendal kulit pria di dalamnya.
"Maaf, aku tidak sengaja merusak sandal-mu. Kebetulan aku melihat sendal ini di pasar jadi sekalian belikan buat kamu."
"Chai, sebenarnya kamu tidak perlu membelikan aku sendal baru, aku tidak mempermasalahkannya lagi. Aku juga sudah membeli yang baru."
"Lagipula aku merasa bersalah karena masih menyandera sendal bebek-mu." Decak Sky dalam hati.
"Kamu tidak marah, kan?" Tanya Chai Tea, memandang lebar.
"Tidak. Waktu itu bukanlah kesalahanmu sepenuhnya, tali sendal itu memang sudah rapuh, bahkan sering terputus sendiri."
"Terkadang ku menjahit atau mengikatnya pada sesuatu supaya bisa dipakai lagi." Ucap Sky, menggaruk lehernya.
Sampai pada hari di mana Chai Tea membuatnya kembali putus tepat di saat Sky sedang sibuk bekerja, apalagi ketika itu Sky juga dalam emosi tak stabil karena Chai Tea telah menyebabkan banyak masalah dalam satu hari kepadanya.
"Oh! Gitu ya! Sudah lapuk duluan ternyata."
"Kalo gitu simpan aja sebagai cadangan, siapa tahu kamu perlu nantinya."
"Hmm... Makasih." Sky berucap singkat dengan anggukan kecil, lalu ia menutup kembali pagar rumah.
"Tunggu! Jangan ditutup dulu!" Cegat Chai Tea secara tiba-tiba.
"Begini, saat aku bermain bola sama anak-anak, aku tidak sengaja menendang bola itu hingga terbang memasuki pekarangan rumahmu. Bolehkah aku mengambilnya kembali?" Pinta Chai Tea, sedikit sungkan.
Mendengar permintaan itu, Sky terdiam sesaat dengan keraguan. Helaan berat keluar dari mulutnya, ia mengangguk lalu membuka pagar kembali. Sky membolehkan Chai Tea memasuki area pribadinya untuk mencari bola itu di malam yang gelap ini.
Sambil memanfaatkan penerangan dari senter ponsel, Chai Tea mencari dengan teliti di setiap sudut. Hingga tak lama ia menemukan bola yang mengambang di kolam ikan koi. Chai Tea pun berhati-hati, mengambilnya menggunakan jaring daun yang ia temukan di samping kolam.
Semetara di belakang Sky hanya diam memperhatikan, sambil juga menjaganya.
Setelah berhasil mengambil bola itu kembali, seketika ia dibuat jijik dengan bola yang dipenuhi lumut hijau, tangannya ikut kotor setelah memegangi bola.
"iwh! Bau lumut!"
"Sky! Bisa aku pinjam kamar mandi mu?" Pintanya, sedikit memaksa.
"Apalagi kali ini?"
"Please! Bentar aja!"
Sky semakin banyak mencoba bersabar menghadapi wanita yang tak pernah cukup meminta sesuatu tetapi masih meminta yang lain, bagaikan pepatah yang mengatakan 'diberi hati minta jantung'.
"Awas aja jangan sampai tanganmu yang kotor itu menyentuh sesuatu!" Ancam Sky, Sky seraya membukakan pintu.
"Oke, oke! Aku bakal hati-hati" Sahut Chai Tea, melangkah masuk.
Sky melakukan ini hanya karena ingin membalas kebaikan Chai Tea telah membelikannya sendal baru, walaupun dengan berat hati ia mengizinkan wanita itu masuk dan meminjamkan kamar mandinya.
Baru kali ini Sky membiarkan seorang wanita memasuki ke dalam rumahnya, ia bahkan tidak pernah mengizinkan seseorang memasuki area pribadi selain dirinya sendiri, Sky membutuhkan tempat yang tenang setelah capek bekerja tanpa menerima tamu yang berkunjung.
...----------------...
Sesudah beberapa menit di kamar mandi Chai Tea akhirnya sudah selesai membersihkan tangan dan bola itu.
Baru saja membuka pintu untuk keluar, tanpa terduga dirinya dikejutkan dengan keberadaan Sky yang tengah berdiri di luar pintu dengan handuk bertengger di atas pundak, pria itu bersiap untuk mandi dan sedang menunggu giliran.
"Maaf, apa aku bikin kamu lama menunggu?" Tanyanya, merasa tak enak.
"Setelah kamu pergi pintu itu akan terkunci otomatis, pastikan tak ada barang yang ketinggalan!" Tegur Sky, yang tak ingin kerepotan lagi.
"Tunggu! Kamu pasti belum makan, kan? Aku akan menyiapkan makan malam untukmu!"
"Hah? Tidak, tidak! Pulang aja sekarang!" Jawab Sky, refleks menggeleng kepala.
Chai Tea hanya ingin menawarkan diri untuk menyenangkan Sky yang terlihat selalu kesal pada dirinya. Tanpa peduli Chai Tea langsung mendorong Sky masuk ke dalam kamar mandi, lalu menutup pintunya.
"Sudahlah! Aku mau masakin makanan buat kamu! Mandi aja dengan tenang."
"Apa-apaan? Dia itu tukang ceroboh, bisa-bisa kelalaiannya membakar habis seluruh komplek." Decak Sky, relung hatinya buncah.
"Seharusnya aku tidak mengajaknya masuk."
...----------------...
Di dalam dapur.
Chai Tea membuka kulkas untuk melihat-lihat persediaan, ternyata di dalam kulkas terdapat banyak bahan masakan lengkap bak supermarket, yang ia butuhkan sudah tersedia. Rak di samping terdapat bumbu masakan lengkap bersusun rapi.
"Ada banyak bekas potongan sayur di dalam rak."
"Berarti Sky sebenarnya bisa masak sendiri? Hmm... Keren." Gumam Chai Tea, terkagum-kagum.
Chai Tea sudah tahu apa yang akan ia masak, karena itu ia mengambil daging sapi yang bersusun rapi di dalam wadah plastik. Merebus daging sapi tersebut dengan buah nanas sampai dagingnya empuk, lalu memotongnya sesuai selera.
Ia menumis bumbu yang sudah dihaluskan ke dalam wajan sampai tercium bau harum di seluruh ruangan. Setelah itu barulah memasukkan air dan daging secara bersamaan, tak lupa menambahkan santan. Menunggu sampai kuah mendidih.
Sesudahnya, Chai Tea menata alat makan di atas meja dan juga menyajikan hidangan sepiring tongseng daging sapi. Beberapa kali ia meneguk air liur sambil berusaha menahan nafsu karena tergoda dengan aroma yang mengunggah selera.