NovelToon NovelToon
DEMI IBU KU SEWAKAN RAHIM INI

DEMI IBU KU SEWAKAN RAHIM INI

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Pelakor / Mengubah Takdir / Angst / Romansa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:849k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

‘Dulu, ibuku pernah menjadi permaisuri satu-satunya, dan aku Putri mahkota dalam istana mahligai rumah tangga orang tuaku, tapi lihatlah kini! Kami tak ubahnya sampah yang dibuang pada sembarang tempat!’

Dahayu – wanita berpenampilan sedikit tomboy, harus menelan pil pahit kehidupan. Sang ayah menjual dirinya kepada sosok asing, yang mana ia akan dijadikan istri kedua.

Tanpa Dahayu ketahui, ternyata dirinya hendak dijerumuskan ke jurang penderitaan. Sampai dimana dirinya mengambil keputusan penting, demi sang ibu yang mengidap gangguan mental agar terlepas dari sosok suami sekaligus ayah tirani.

Siapakah sosok calon suaminya?

Mampukah Dahayu bertahan, atau malah dirinya kalah, berakhir kembali mengalah seperti yang sudah-sudah?

Pengorbanan seperti apa yang dilakukan oleh wanita berpendirian teguh, bersifat tegas itu …?

***
Instagram Author : Li_Cublik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27 : Dia bukan barang

"Mengapa kau satu mobil dengan suamiku?!" Raut lembut tadi berganti sinis, dipandanginya lekat sang madu dari ujung rambut hingga kaki terbalut sepatu bergaris tiga yang jelas tiruan, bukan dari brand ternama asli.

Dahayu memutar malas bola matanya, tetap melangkah kendatipun mendapatkan tatapan menghina akan penilaian penampilan seadanya. Saat bersisian dengan Masira, dia melontarkan kata-kata menohok.

“Bila tak ikhlas suamimu berjalan dengan wanita lain, maka dijaga bukan diumbar apalagi obral! Dia bukan barang yang bisa dipinjamkan lalu diambil sewaktu-waktu kau perlukan.” Dirinya berjalan dengan wajah terangkat, memasuki bangunan villa.

Amran tidak tuli sehingga suara gumaman bernada menyindir itu sampai ke indera pendengarannya.

Masira menyembunyikan rasa geram sekaligus gelisah, dia cemas Amran terpengaruh oleh wanita rakyat jelata, Dahayu.

“Sayang, aku rindu.” Tangannya melingkari pinggang suaminya, sementara kakinya berjinjit ingin mengecup bibir, tapi cuma kena dagu dikarenakan Amran mendongak.

“Masira, kau paham bukan kalau aku tak suka mengumbar kemesraan, terlebih bila berada disekitar para pekerja,” peringatnya lembut.

“Mas, kau itu sama sekali tidak romantis,” bibirnya mencebik, dia peluk erat lengan suaminya hingga buah dada saling menjauh satu sama lain menempel erat.

Amran diam, membiarkan istri pertamanya berbuat sesuka hati. “Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, Sira.”

“Apa?” ucapnya manja, menyamakan langkah lebar Amran.

“Bicara di dalam!”

.

.

“Bik ada es batu tidak?” Dahayu sedang memeras buah jeruk, rasanya tenggorokannya kering, ingin minum yang segar-segar.

“Ada Kak. Bibik ambilkan dulu!” Pintu kulkas bagian freezer pun dibuka, si bibi mengambil apa yang dipinta nyonya muda, tetapi enggan dipanggil ibu maupun nyonya.

“Terima kasih, Bik. Kalian mau tidak? Enak lo ini rasanya, perpaduan manis, asam, dingin,” ia menawari dengan ramah.

“Terima kasih, Kak. Lain kali saja, kami baru saja minum jus Alpukat,” tolak Wiwin secara halus.

Dahayu pun keluar dari area dapur dengan menggenggam segelas jus jeruk. Netranya sedikit menyipit melihat pemandangan yang kalau saja dia juga mencintai sang suami, pasti akan tersayat hatinya.

Masira duduk mengangkang di paha Amran, posisinya menghadap ke arah dapur. Saat melihat sosok Dahayu, langsung saja dirinya memiringkan wajah melumat cepat bibir suaminya.

‘Kau harus sadar posisimu cuma alat penampung bayi, tak lebih dari itu!’ batinnya tertawa puas, lalu menelusupkan wajahnya di garis leher Amran.

'Bodoh! Kau kira aku cemburu? Malah bersyukur, dengan begitu suamimu itu tak lagi merecokiku,’ dengusnya sambil lalu masuk ke dalam kamar.

Brak!

Tubuh Amran menegang, dia terkejut oleh bantingan pintu kamar tamu ruangan istri keduanya.

“Masira, bisa kita berbicara secara normal?” sedari tadi dirinya berusaha mengelak, tapi sang istri sangat agresif.

“Aku kangen, Mas. Masa seperti itu saja kau tak paham, enggan menanggapi. Kita sudah berjauhan jarak selama seminggu – wajarlah bila diri ini ingin dimanja,” protesnya, tapi menurut.

Sejenak Amran menarik napas panjang, dia merasakan sesuatu aneh, tapi sukar menafsirkannya. Sentuhan sang istri pertama tidak lagi terasa sampai bawah, padahal sebelumnya benda pusakanya akan merespon, kini tetap diam di dalam sangkar.

“Mulai hari ini, Dahayu dan ibuk akan tinggal di sini. Saya harap kau bisa menerimanya, dan tolong _”

“TIDAK!!” Masira menggeleng kuat, memandang tidak percaya. “Kau tak bisa memutuskan sesuatu secara sepihak, Mas! Jelas-jelas hunian ini dirimu berikan kepadaku, mana bisa seenaknya saja memasukkan orang asing tanpa persetujuanku!”

“Baik, tidak apa-apa bila kau keberatan. Biar Dayu dan Ibuk, menempati villa di sebelah hunian Randu dan para penjaga wilayah ini.” Amran berdiri, hendak berlalu.

Namun, tangannya langsung ditahan Masira. “Maksudku bukan itu, Mas. Aku tak mau mereka ada diantara kita, terlebih Dahayu. Tugas dia cuma hamil, melahirkan, setelah itu selesai sudah! Tak ada namanya drama harus tinggal satu rumah, apalagi memberinya perlakuan istimewa.”

“Masira, tolong mengertilah. Dayu itu _”

“Jangan memintaku mengerti disaat perhatianmu mulai terbagi, Mas! Aku tak sudi berbagi dengan dia. Dirimu cuma milikku, tak boleh ada yang mengusik hal itu!” Masira memekik, mengguncang lengan suaminya.

Habis sudah kesabaran Amran, dia ikutan tersulut emosi. “Kalau kau takut terbakar, jangan main api, Masira! Siapa yang memulai semua ini? Kau! Dirimu mengundang sosok lain demi bisa memberiku keturunan yang sebetulnya tak pernah diriku permasalahkan ada tidaknya anak diantara kita. Namun, kau keras kepala, berdalih biar keluarga kita sempurna. Lantas, sekarang mengapa dirimu tak terima?”

“Jelas aku tak terima! Tugasnya cuma memberikan bayi sehat, bukan memiliki peran ganda menggoda suamiku!” Masira mengepalkan tangan, dia meradang.

“Dahayu bukan boneka, tak pula sebuah barang yang bisa kau pakai setelah bosan bisa langsung di buang. Dia bernyawa, memiliki perasaan sama seperti kita. Apa kau pikir, dirinya bisa ikhlas melakukan pengorbanan sebesar itu, Sira?!” Amran bersedekap tangan, posisinya berjarak dari istri pertamanya.

“Aku tak peduli! Itu sudah konsekuensinya atas kesediaannya setelah menerima satu ruko di pajak!” jerit Masira.

“Jangan pernah bahas itu lagi, Sira! Aku tak suka mendengarnya _”

“Faktanya memang seperti itu! Dia tak ubahnya seperti seorang Pelacur. Bahkan lebih rendah! Demi rupiah rela hamil benih pria asing, dan nantinya sangat tega membuang darah dagingnya sendiri. Seorang pelacur saja masih memiliki hati nurani, sementara dia_”

“MASIRA!!”

“Kau sudah dipengaruhi olehnya, Mas! Cuma karena wanita tak tahu diri itu, dirimu tega membentak. Aku ingin kau tinggalkan dia! Kita cari wanita lain saja!” Masira menangis, menghambur memeluk punggung Amran.

Dahayu yang sedari tadi mendengarkan dari dalam kamar, memilih keluar. Dia tak tahan hanya diam saat seseorang mencoba mempermainkan hidupnya sedemikian rupa.

Ketika sudah sampai di samping sepasang suami istri yang si wanita memeluk erat prianya – ia tarik kuat lengan Masira, sehingga terlepas dari Amran.

Plak!

“Kau mengataiku tega, murahan, pelacur, lantas dirimu apa, hah?!”

Masira tidak menyangka akan mendapatkan tamparan keras, saat tersadar dari keterkejutannya. Dia membalas, tapi gerakan Dahayu sangat gesit dalam menghindar.

"Cukup!" Amran menarik pinggang istri pertamanya, dia pusing melihat kedua wanita mencoba saling menyerang.

"Lepaskan, Mas! Kau lihat dia! Wanita berkelakuan tak beradab itu yang dirimu bela. Dirinya sama sekali tidak cocok menjadi calon wanita mengandung benihmu, yang ada nantinya anak kita meniru sifat bak hewan itu, anarkis, agresif, kasar!" Masira memberontak, tapi sang suami sedikitpun tidak melonggarkan lingkaran tangannya.

Tawa Dahayu terdengar mengejek, sorot matanya meremehkan. "Sekarang aku paham mengapa Tuhan enggan menitipkan seorang janin di rahimmu – karena kau memang tak layak menjadi seorang Ibu. Mulutmu kurang ajar, cara berpikirmu menjijikan, menilai seseorang berdasarkan apa yang dia miliki."

Jari telunjuknya menuding tepat di wajah memerah menahan amarah. "Sedari awal bila dirimu takut bersaing, ya jangan memancing! Kau kira semua hal bisa selesai dengan uang? Kau pikir apa yang telah hilang bisa dikembalikan seperti sedia kala? Baik, aku bisa menerima keputusan pembatalan perjanjian itu, tapi dengan satu syarat – Kembalikan Keperawanku, sanggup ...?"

.

.

Bersambung.

1
jumirah slavina
jan ngomong nyakitin diri sendiri dan Amar lo Day...

Daya : Amar mari kita jalani biduk rumah tangga kita ini dr nol., menumbuhkan rasa kasih sayang dan cinta d'dalam'y demi Anak² kita.,

Amar pun duduk d'depan Daya sambil memegang tangan'y berucap "sayang., Aku mau sayang., semoga rumah tangga kita sakinah mawadah warohmah smp Surga-Nya Allah"

Inel : jangan lupa tepuk Sakinah klean br'2 wweeii

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
s' Inel klo ngomong slalu benar

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
sm lah kita MakBet...
tak bisa penciuman'ku mencium bau duit langsung mekar bulu hidung'ku...

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sunaryati
Lega rasanya Bu Warni sembuh. Namun bacanya masih lelehan air mata hati, karena Bu Warni yang bijaksana
Lailatus
Semoga dayu mau sedikit membuka hati y
Mencoba mulai lagi dari awal sama Amran
Sunaryati
Nah dengar resapi dan renungkan. Selama 12 tahun kamu sabar merawat ibumu di iringi cacian, hinaan dari keluarga yang kau ayah. Kenapa dengan Amran, yang memiliki kesalahan dg mengabaikan dan meninggalkan kamu, demi Masira. Kamu pasti suda cinta dan mendambakan Amran memberi perhatian hanya padamu. Kamu tidak salah apalagi dipicu hormon kehamilan kamu. Beri kesempatan Amran untuk merawat kedua anaknya yang kau kandung bersamamu, Dahayu.
Iis Herawati
akumh ikut kamu ajah yu
Eva Wahyuni
mau bicara Aku sayang padamu Amran tabariq 😄😍..
senang x melihat kebahagiaan Dahayu dan orang² yang disayanginya 🥰
Attaya Zahro
Ikut terharu Q kak..baca sambil mewek²,rasanya ikut senang bu Warni sudah sembuh dan juga penasaran dengan keputusan bagaimana hubungan Dahayu ma Amran kedepannya
@arieyy
kalo pada tau suami nya ...pada syok semua😁
Rasidah Ny Kamri
alama penasaran lagi🤭🤭
jumirah slavina
hheeeiiii....
gimana s' Amar...
apa perlu Aku adopsi Thor...

Otor pun menengok malas
k' Jumi

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
keren BuWar...
Aku sepemikiran sm BuWar....
jumirah slavina
gimana ya Day jelasin 'y k' Kamu.,
Amar tidak membeli'mu tapi itu Marimas.,
Amar menyukai'mu dr sebelum Kamu jd istri'y.,
Amar bukan mengabaikan'mu saat Marimas jatuh tapi itu bentuk tanggung jawab dia sebagai Suami Marimas..
yg manusia Day pasti ada kurang²y...


ya ampunnnnnn ternyata Aku melankolis ya

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
DozkyCrazy
😭😭😭
DozkyCrazy
aamiin
DozkyCrazy
nelli bagaimana mata mu nangisss g pas denger ibuk bilang itu
DozkyCrazy
selalu y bikin ngakak 😁😁
Didi Setiadi
buat mbak cublik nun jauh disana semoga segala urusannya lancar, sehat selalu dan rezeki yang berlimpah. maturnuwun sanget mbakyu.
Didi Setiadi
maaf opini agak nyeleneh dan terlalu open kali sama penikmat cerita si Amran dan ayu tapikan boleh jugakan awak kasih pendapat biarpun nggak penting kali pendapat awak .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!