NovelToon NovelToon
TOLONG CABUT PAKU DI KEPALA KAMI

TOLONG CABUT PAKU DI KEPALA KAMI

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Hantu / Tumbal
Popularitas:473.8k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Tolong cabut paku di kepala kami! Tolong! Argh sakit!”
“Tolong aku! Paku ini menusuk otak hingga menembus batang tenggorokan ku! Tolong!”

Laila baru saja dimutasi ke wilayah pelosok. Dia menempati rumah dinas bekas bidan Juleha.

Belum ada dua puluh empat jam, hal aneh sudah menghampiri – membuat bulu kuduk merinding, dan dirinya kesulitan tidur.

Rintihan kesakitan menghantuinya, meminta tolong. Bukan cuma satu suara, tetapi beriringan.

Laila ketakutan, namun rasa penasarannya membumbung tinggi, dan suara itu mengoyak jiwa sosialnya.

Apa yang akan dilakukan oleh Laila? Memilih mengabaikan, atau maju mengungkap tabir misterius?

Siapa sebenarnya sosok bidan Laila?

Tanpa Laila tahu, sesungguhnya sesuatu mengerikan – menantinya di ujung jalan.

***

Instagram Author ~ Li_Cublik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong : 26

"Tolong bantu aku mempersiapkan alat menyelam! Secepatnya!" Laila meradang, hatinya ikut sakit, tersayat, saat menyaksikan pembantaian sadis itu.

Kini dirinya sudah memutuskan untuk tidak lagi ragu-ragu, setengah hati, tapi terjun langsung. Apapun rintangan, bahayanya, akan dia hadang serta lalui.

Pramudya memimpin jalan keluar dari gua, tapi tidak lewat depan – melainkan bagian belakang, yang berhasil membuat seorang Laila berdecak.

“Mengapa tak ada yang bilang kalau ada susunan tangga disini. Tahu gitu, tak payah aku turun seperti seekor Monyet bergelantungan di akar kuat,” cebiknya.

“Hati-hati!” Ida menahan tangan Laila saat hampir kehilangan keseimbangan, dikarenakan kakinya terpeleset.

“Tak apa Kak Ida, kakiku masih berkenalan dengan tangga tak ramah lingkungan ini,” gerutunya.

Seraya menuruni anak tangga, Laila melontarkan kata-kata bernada lembut. “Juragan Pram, Anda kan kaya raya, masa mengecor tangga seperti ini saja enggan. Lagian situ kan seorang duda tanpa memiliki ahli waris, mau buat apa coba uangnya? Masa ikut di pendam. Seharusnya disedekahkan biar kuburannya nanti tak sempit.”

Pramudya menganggap suara Laila bagaikan nyanyian burung Kutilang, jelek tak bernada.

‘Kukira di dunia ini cuma ada si buta dari gua hantu, ternyata ada kembarannya – si bisu dari gua batu,’ sungutnya dalam hati.

‘Saya kira di muka bumi ini yang paling cerewet cuma kawanan Kera – tak tahunya ada sama persis, cuma wujudnya manusia,’ balas Pramudya.

Laila senyum-senyum sendiri. Jenis senyuman mengandung rencana licik.

.

.

“Karsa, apa rencanamu ingin mengadakan sunatan massal, berjalan lancar?” tanya pria berkemeja polos abu-abu, bahu kekar, tubuh tegap, seolah usia 63 tahun hanyalah angka saja.

Karsa memandang sungkan ayah mertuanya. “Sedang diusahakan, Pak. Kemungkinan kali ini juga akan mendapatkan kesulitan – Pramudya kembali menyiarkan kabar burung lewat orang kepercayaannya, Santo. Belum apa-apa sudah santer dibahas kalau dia ingin memberikan hadiah kepada pemilik weton Jumat Kliwon.”

Suryo mendengus muak. Kalau di luar wilayah pemujaan, dia dikenal sebagai Mbah Suryo. Dukun sakti nan dermawan, suka mengobati orang tanpa mau dibayar.

Oleh sebab itu, sosoknya sangat disegani – jarang ada orang yang secara terang-terangan membahas tentangnya. Seolah keberadaan Mbah Suryo itu suci, wajib dijaga kemurniannya. Tak boleh sembarangan disebut apalagi gunjingkan.

“Anak bodoh itu semakin menantang diriku. Ha ha ha,” tawanya amatlah keras, sampai bulu kumisnya bergetar.

“Masihkah kau belum menemukan di mana dia menyembunyikan para remaja calon tumbal kita?” tanyanya kemudian sembari menatap barisan pohon Merbau dari teras belakang hunian gubuk.

“Belum, Pak. Kemungkinan besar bukan di kota provinsi, tapi luar provinsi,” imbuh Karsa.

Brak!

Alas gelas kopi sampai terpelanting saat meja terbuat dari anyaman bambu di tinju. “Menyesal aku mengapa dulu tak sekalian melenyapkan nyawanya, biar sama-sama mati bersama wanita sok suci itu!”

Yang Suryo maksud adalah almarhumah istrinya sendiri, ibunya Pramudya.

“Damini apa masih belum ada menunjukkan tanda-tanda kesembuhan?” tanyanya geram.

“Sudah banyak perkembangannya, Pak. Mulai lancar berjalan, walaupun masih dibantu perawat,” ujar Karsa.

Suryo tersenyum puas. Sang anak tiri nyaris mati setelah dihajar habis-habisan oleh Pramudya sampai lumpuh.

Almarhumah kakeknya Damini, melakukan perjanjian gaib dengan Karsa. Mengikat kedua jiwa dengan pertukaran darah.

Suryo diwajibkan menjaga dan dipantangkan menyakiti apalagi membunuh Damini – bila melanggar, maka ilmu Rawa Rontek nya luntur sudah.

Maka dari itu anak tiri Suryo, titipan mendiang sang istri – selalu diperlakukan istimewa. Bukan karena kasih sayang, melainkan paksaan atas lungsuran ilmu sakti sehingga membuatnya kebal, sulit mati, sekalipun dicincang anggota tubuhnya.

“Seandainya saja Joyo tidak menurunkan semua ilmunya kepada Pramudya, sangat mudah bagiku membunuh si Tolol itu! Agar kita bisa mencuri jasad Nilam.” Tangannya menggenggam erat cangkir kopi, matanya memerah penuh kebencian.

Karsa mengangguk. Hal paling dia benci yakni, harus berpura-pura baik dihadapan Pramudya. Aslinya hatinya membenci, dan berambisi ingin menghabisi – agar dirinya menjadi si paling kaya di kelurahan Sumberejo.

“Patmi si tua bangka itu kapan matinya? Bukan berteman dengan para Cacing pemakan bangkai di dalam kubur, malah sibuk memperbanyak susuk agar terlihat tetap perkasa kendatipun sudah bau tanah,” cibir Suryo.

Ada beberapa hal yang sulit ditembus oleh Suryo – membunuh darah dagingnya sendiri. Melenyapkan anak tiri. Menembus perlindungan hunian Pramudya – duda ditinggal mati itu, mengerahkan seluruh kemampuannya, memasang perisai tebal agar tidak ada satupun kekuatan magis dapat menyelinap ke wilayah kekuasaannya.

Makanya, jin Kampret milik Laila – tidak bereaksi saat memasuki wilayah hunian jauh dari pemukiman warga.

“Mbah, sepertinya saya kembali ingin memiliki seseorang. Dia sangat menarik, bukan cuma fisik, tetapi aura manis melekat pada dirinya. Membuat darah panas saya kian menggebu-gebu berambisi memilikinya,” tiba-tiba Abdul menyeletuk setelah sedari tadi cuma menjadi pendengar.

“Siapa, Le? Kalau modelan si Juleha yang sama sekali tak ada keistimewaannya, cuma cantik rupa – mending kau perkosa, nikmati tubuhnya, bila sudah bosan, langsung lenyapkan! Supaya tak menyusahkan dikemudian hari,” ucapnya ringan. Seakan nyawa manusia disamakan dengan seekor Lalat.

"Laila namanya, Mbah. Dia mirip Juleha, tapi ini lebih menarik dikarenakan mulutnya ceplas-ceplos kalau berbicara. Auranya tegas, sosoknya berani menantang Gundik ku si Sujar," wajah Abdul terlihat sumringah kala menceritakan wanita yang dia sukai.

"Namun, statusnya seorang janda ditinggal mati, Pak. Apa tak mengapa?" Karsa ikut bertanya.

"Kalau janda kaya, memiliki kedudukan tinggi. Orang tuanya disegani, serta berharta. Dia pantas menjadi cucu menantuku. Akan tetapi jika cuma janda miskin, lemah, mengharap belas kasih – dia hanya layak dijadikan alat pemuas nafsu." Seringainya terlihat keji.

"Kau selidiki dulu latar belakangnya. Jangan gegabah macam tempo dulu! Menyukai gadis miskin, tapi kesombongannya menyentuh lapisan awan. Berani sekali dia menolak cucu dukun sakti Suryo, setelah matipun masih tak tahu diri! Arwahnya sulit dikendalikan," Suryo selalu dibuat kesal oleh ruh Juleha.

Arwah bidan Juleha, sering dimanfaatkan untuk menakuti pengikut dukun Suryo – agar tetap tunduk. Namun, sosok baik hati semasa hidup itu, tak begitu saja menurut. Harus disiksa dulu baru mau menjalankan perintah dengan benar.

"Baik, Mbah. Mulai sekarang saya akan mencari tahu semua hal tentang Laila," Abdul berkata yakin.

Ada yang luput dari pandangan mata mereka yakni, Laila masih perawan, weton aslinya belum terendus. Para tenaga medis puskesmas dan perangkat kelurahan, hanya tahu kalau janda kembang itu memiliki weton pahing. Sesuai tertera pada tanggal lahir di kartu identitasnya, yang sebenarnya palsu demi melindungi cicitnya Mbah Ngatemi.

***

Tiga hari sudah Laila kembali beraktivitas seperti biasa. Sekarang dia mulai berhati-hati dalam bertutur kata, bersikap dihadapan suster Sujar dan juga Ranti.

'Menyebalkan sekali harus beramah tamah dengan manusia durjana itu! Huh ... Rasanya tanganku gatal, ingin menyuntikkan racun ke dalam aliran darah mereka,' batinnya terus menggerutu, mengeluh. Sebuah pelampiasan kala dia merasa tidak berdaya disaat hatinya dipenuhi kebencian.

Pram sedikit membanting kardus besar di atas meja etalase kayu warungnya. "Periksalah, sudah lengkap belum."

"Apa ini? Gaun pengantin kah? Apa sekarang Anda ingin menikahi saya? Cuma karena tak lama lagi raga ini berbagi dengan jiwa Nilam, betulkah ...?"

.

.

Bersambung.

1
Iis Herawati
maap ya thor aku bacanya loncat2 ngeri ah bacanya pas bidan juleha yg di tumbalin mni sieun thor muringkak bulu punuk ah sieu pokonamh aku lbh suka cerita kaya dahayu . nur amala . dhien sm shahira mereka wanita kuat2 maap ya ...laila jg aku suka tpi tkut bacanya 🙏🙏
FiaNasa
dedengkotnya si biang kerok akhirnya mau musnah juga,,
Syahrudin Denilo
hebat ni lanjutkan makin seru
Rea
othor nya seperti psikopat, mengerikan
💜⃞⃟𝓛 𝒚𝒚𝒌☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•
aq bacanya sambil nahan napas deg deg ser

sejatinya harta tahta dan kekuasan tak ada yg abadi
apa yg telah kau ambil semua kembali dan itu butuh pengorbanan yg tak main2
tp aq kau sadae bhwa apa yg kau korbankan dr org2 yg tak bersalah
sunguh hati talha mati krn ketamakan yg cari serta nafsu dunia
gilaran mu merasak sakit dan penyiksaan dr buah yg kau tanam
Hafifah Hafifah
akhirnya si suryo dan damini udah tamat riwayat nya
Hafifah Hafifah
si wowo udah mati tuh makanya dia g muncul
Bintang Yafi
saya belum paham kak pramudiya anaknya suryo kah🙏
Alif 33
woww 😯😮😳 keren
Betri Betmawati
tak terbayangkan bentuk Suryo
Atieh Natalia
yeeehhh assiikk Suryo metong
the best Laila dan para warga,
neni nuraeni
mampus sia mneh Suryo pek siksa si Suryo nepi ka puas
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
wah keren pembantaian nya lebih sadis lagi 🤣....mampus habis lah Suryo 🤭
AFPA
modiyaaaaaar kowe yosur...
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
uhhh mantap🥴
imau
kenapa aku selalu ngebayangin pakaian Laila ya,
pasti seksoy sekali, apa g salfok itu lawan 😄
imau
Alhamdulillaaah Ni Dasah panjang umur
Tri Lestari
lanjutkan Azis dan Pramudya
Wanita Aries
Si suryo mentang2 pny rawa rontek dkira bakal kekal 😤
Mawar Hitam
Suryo enakkan..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!