NovelToon NovelToon
Pelukan Yang Tertunda Delapan Tahun

Pelukan Yang Tertunda Delapan Tahun

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:18.9k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Cherry Yang, yang dipaksa mendonor darah sejak kecil untuk adik tirinya, setelah dewasa ginjalnya diambil paksa demi menyelamatkan sang adik.
Di malam itu, ia diselamatkan oleh Wilber Huo—pria yang telah mencarinya selama delapan tahun.

Kehidupan Cherry berubah drastis setelah pertemuan itu. Ia bahkan terpaksa menikah dengan Wilber Huo. Namun, tanpa Cherry sadari, Wilber menikahinya dengan alasan tertentu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 32

“Kalian ada di sini rupanya, Nona Lonely sudah datang,” seru rekan mereka dengan semangat.

Dua karyawan yang tadi ditegur Cherry langsung melangkah keluar dengan senyum lebar, seolah lupa pada ketegangan barusan.

Cherry mengepalkan tangannya erat. Ada rasa tidak nyaman yang menusuk di dadanya, tapi ia buru-buru menenangkan diri.

"Jangan terbawa emosi, tidak peduli siapa dia, aku jangan menyinggungnya. Dia dan Kakak Huo ada kerja sama. Demi perusahaan dan kebahagiaan Kakak Huo, aku harus bersabar," batin Cherry. Dengan langkah tenang, ia keluar dari dapur sambil membawa secangkir minuman.

“Teman-teman! Lama tidak bertemu, aku membawakan hadiah untuk kalian semua,” ucap Lonely dengan senyum menawan. Asistennya segera membagikan bingkisan kepada semua karyawan di sana.

“Kakak Lonely, kau semakin cantik saja, sangat pantas disandingkan dengan direktur kita,” ucap salah satu karyawan dengan nada kagum.

Lonely menutup mulutnya seolah malu, lalu tersenyum anggun. “Jangan bicara seperti itu. Kalau didengar oleh direktur, kalian akan kena marah. Apalagi direktur sudah menikah. Aku tidak ingin menjadi pihak ketiga.” Nada bicaranya manis, tapi tatapan matanya penuh dengan kesombongan yang terselubung.

Cherry yang baru keluar dari dapur hanya melirik sekilas, lalu melangkah menuju mejanya. Ia mengabaikan keriuhan di sana, meski hatinya terasa seperti ditusuk jarum.

“Apakah dia karyawan baru? Kenapa tidak datang menyapa Nona Lonely?” tanya asisten Lonely dengan nada heran.

“Tidak usah pedulikan dia. Dia itu istri direktur kita. Tapi latar belakangnya tidak diketahui. Lagi pula, kalau direktur benar-benar mencintainya, mana mungkin dia hanya menjadi sekretaris biasa?” jawab salah satu karyawan sambil merendahkan suara, tapi cukup keras untuk didengar.

“Istrinya?” Lonely menatap ke arah Cherry dengan mata yang menyipit halus. Senyumnya tetap terjaga, tapi dalam hatinya bergolak iri. "Berani sekali wanita biasa itu menjadi istri Wilber. Aku saja yang sudah lama mendekatinya masih tidak punya kesempatan," batinnya dengan getir.

Lonely lalu melangkah dengan penuh percaya diri mendekati meja kerja Cherry.

“Hai, Cherry. Senang bertemu denganmu,” sapa Lonely dengan suara lembut, seolah mereka teman lama.

Cherry mendongak dan membalas dengan senyum tipis. “Nona Lonely, senang bertemu denganmu juga.”

“Aku mendapat informasi bahwa kau dan Wilber adalah suami istri?” Lonely mencondongkan tubuh sedikit, suaranya terdengar manis tapi penuh sindiran. “Kenapa pria sekelas Wilber tidak mengadakan pesta dan malah menikah diam-diam?”

Cherry menarik napas pelan, menahan rasa tidak nyaman di hatinya. “Sebuah pernikahan tidak seharusnya dinilai dari pesta. Yang penting adalah keduanya saling menghargai.” Suaranya tenang, meski genggamannya pada pulpen di tangannya semakin erat.

“Kakak Lonely, itu hanya apa yang dia katakan,” sela salah seorang karyawan, dengan nada memihak. “Direktur begitu terkenal di dunia bisnis, mana mungkin tidak ingin mengadakan pesta kalau menikah dengan wanita yang dia cintai? Aku rasa pernikahan mereka hanya sementara. Mungkin direktur masih sedang menunggumu.”

"Cherry, dari ujung rambut hingga ujung kaki, kau tidak sebanding dengan Nona Lonely. Seharusnya kau mundur sebelum diusir," sindir salah satu karyawan dengan nada meremehkan.

Cherry menoleh perlahan, sorot matanya tajam meski bibirnya masih tersenyum tipis. “Kau hanyalah karyawan di sini, dan berani-beraninya ikut campur urusan pribadi atasanmu. Seharusnya kau yang bercermin dulu, lihat dirimu sebelum merendahkan orang lain.”

Wajah karyawan itu memerah karena malu, kata-katanya tercekat di tenggorokan. “Kau—”

Namun sebelum sempat melanjutkan, Lonely angkat bicara. Senyum manisnya tersungging, namun nada suaranya mengandung sindiran halus. “Cherry, jangan terlalu keras pada mereka. Selama ini mereka bekerja di sini dengan baik, bahkan Wilber tidak pernah memarahi mereka. Kau baru saja menikah, dan sudah berani menyalahkan mereka di depan umum?”

Cherry menatap Lonely, kali ini lebih tenang, seakan sama sekali tidak terguncang oleh provokasi itu. “Aku hanya ingin mengingatkan, bahwa mereka menerima gaji dari suamiku untuk bekerja. Bukan untuk ikut campur urusan rumah tangga orang lain. Sama sepertiku, aku juga menerima gaji dari atasan, jadi tugasku adalah bekerja. Tidak lebih, tidak kurang.”

Jawaban itu membuat seisi ruangan kembali hening. Beberapa karyawan yang tadinya berbisik-bisik menahan napas, merasa ucapan Cherry seperti tamparan keras bagi mereka.

Lonely terdiam sejenak. Senyumnya tetap terjaga, tapi kedua matanya menyipit halus, jelas tersinggung dengan ketegasan Cherry. "Wanita ini tidak semudah yang kubayangkan," batinnya dengan kesal.

Di sisi lain, Roby yang berdiri tak jauh dari sana mendengar semua percakapan dengan jelas. Tangannya terlipat di dada, wajahnya dingin namun matanya memancarkan sedikit rasa kagum.

"Lonely hanya seorang model, berani sekali menyinggung Nyonya. Kalau bos tahu, dia pasti akan dipecat. Tapi yang membuatku terkejut… Nyonya bisa setenang itu, bahkan saat diserang oleh semua orang. Apakah karena sering menderita disiksa, sekarang menjadi tangguh dan kebal."

Roby menunduk sedikit, tersenyum samar. Sepertinya aku harus lebih berhati-hati. "Nyonya bukan wanita biasa, dia tahu bagaimana menjaga harga diri dan wibawa Direktur di depan orang lain."

“Cherry, walaupun begitu, kau harus lebih menjaga sikapmu di depan artis besar kita. Nona Lonely sudah lama bekerja sama dengan perusahaan ini. Bahkan Direktur saja tidak tega menyinggungnya,” sindir salah satu karyawan lain, mencoba membela Lonely.

Cherry mengangkat wajahnya, menatap lurus tanpa gentar. Suaranya tetap tenang, namun setiap kata terasa tajam.

“Aku sudah menjaga sikapku dengan baik. Justru karena itu aku tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak seharusnya. Sedangkan Nona Lonely, walaupun artis perusahaan, setidaknya harus menjaga sikap agar tetap profesional. Jangan lupa, kau hanyalah artis perusahaan, bukan anggota keluarga Direktur. Jadi sebaiknya jangan ikut campur urusan rumah tangganya. Bagaimanapun juga, aku adalah istri Direktur.”

Ucapan Cherry membuat beberapa karyawan spontan menutup mulut, takut ikut terseret. Lonely sendiri terdiam, wajahnya tetap tersenyum namun pipinya sedikit menegang.

Cherry kembali menambahkan, suaranya semakin mantap. “Datang merendahkanku bukanlah sesuatu yang pantas dilakukan seorang artis sepertimu. Jangan lupa, artis bisa saja diganti. Tapi seorang istri… hanya ada satu.”

Ruangan mendadak senyap. Para karyawan yang tadi berani menyindir hanya bisa saling melirik cemas. Ada yang berbisik pelan, ada pula yang mulai menunduk, pura-pura sibuk dengan pekerjaannya.

Lonely memaksakan senyum, namun genggaman tangannya di tas kecilnya semakin kuat. "Wanita ini berani sekali bicara begitu di depan banyak orang. Apa dia tidak tahu siapa aku?" batinnya dengan kesal.

Roby yang berdiri tak jauh dari sana hampir tersenyum lebar, meski segera ia sembunyikan ekspresinya. "Nyonya benar-benar berani… kata-katanya menusuk, tapi tetap elegan. Jika Bos mendengar ini, pasti akan semakin menghargainya. Dari segi pendidikan Lonely memang lebih tinggi, Tapi nyonya lebih berwibawa."

“Kau sedang mengancamku?” tanya Lonely dengan senyum paksa, tapi sorot matanya jelas menahan amarah.

“Tidak!” Cherry menggeleng ringan, senyumnya tetap terjaga. “Aku tidak akan melakukan sesuatu yang tidak seharusnya. Hanya saja, kalau seorang artis melakukan kesalahan, sebagai sekretaris sekaligus istri direktur, aku juga berhak mengajukan pergantian artis.”

Lonely mengepalkan tangannya di bawah meja, berusaha menahan emosi. Sementara Cherry tetap tersenyum anggun, seolah tak tergoyahkan.

1
⧗⃟ᷢʷ §𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
akhirnya kesalahpahaman terselesaikan juga😘🥳
Bu Kus
bagus hantam biar lupa ingatan sekalian
Asma Khaidir
lanjurkan
Asma Khaidir
lanjutkan
Reni Anjarwani
lanjut thor
⧗⃟ᷢʷ §𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
wow👏👏👏
partini
good job Cherry👍👍👍👍👍
Marisa Chikita Raya
good jobs Cherry Jng mau kalah dengan karyawan senior jd lh wanita yg tangguh kuat semangat Cherry
Isnanun
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
partini
hemmmm wil ko bisa ga tau istrimu pulang ,,kata di jaga harusnya kan ad ayg lapor malah bilang di rumah sakit
Reni Anjarwani
lanjutt
Isnanun
laaasnjuuut
partini
good lah miskomunikasi
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
partini
hemmm kasar ya curiga istrinya
Isnanun
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Isnanun
balas dendam yg bagus rasakan kalian dan nikmati lah
merry
mntap x si wilber nie lngsng ngelakuin ddpn mata para bjingnn tp itu gk sebanding dgn penderitaan cery selm 10 thn dan penderitaan ppy yg sngja dibikin koma 10 thn,, klo mrk koit dgn cpt gk adil kykyy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!