Dipisahkan karena sebuah kesalahan membuat dua remaja mengakhiri hubungan mereka tanpa kejelasan.
Hilangnya Anezha Shepira setelah malam tak terlupakan di antara mereka menyisakan luka bagi Elian. Namun siapa sangka gadis yang ia cari selama ini tiba-tiba muncul disaat ia pasrah dengan keadaan dan mencoba move on dari hubungan masa lalu mereka, lantas akan seperti apa kisah yang sebenarnya belum usai itu?
"Gue udah lupain semuanya, dan anggap kita nggak pernah saling kenal"
"Setelah malam itu? hebat banget." Elian terkekeh sinis, lalu mendekat dan berbisik sinis.
"Dimana dia?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diakui Langsung (Calon Mantu)
Siapapun yang sudah mengenal Elian dan Nezha di masa dulu pasti tahu penyebab Elian tadi menendang kursi sampai patah. Sudah pasti ada sedikit percikan api karena ulah kaka kelas mereka yang bahkan kebingungan setelah melihat tindakan Elian tadi. Mereka pernah dengar jika Nezha dan Elian dekat beberapa waktu lalu, tetapi setelah melihat situasi tadi, baik Ezra ataupun Geo menyimpulkan, jika Elian mungkin memang menyukai Nezha, tetapi Nezha tidak, seperti cinta bertepuk sebelah tangan. Menyedihkan.
Elian kini berada di ruang BK, seorang diri setelah teman-temannya sudah diperbolehkan keluar untuk menjadi saksi.
"Lian, sebenarnya apa yang buat kamu tadi marah seperti itu?" tanya seorang guru tampak berhati-hati ketika menanyakannya.
Elian merupakan salah satu siswa berprestasi, dan guru tersebut rasanya tidak begitu percaya setelah mendengar penjelasan dari Rayza dan Jayden yang memberitahu kalau Elian cemburu dan pure masalah cinta yang membuat Elian bertindak demikian.
"Saya bukannya mau ikut campur urusan pribadi kamu, tetapi sebagai salah satu siswa berprestasi sangat disayangkan tindakan kamu tadi, tolong lebih bisa jaga sikap ya?"
Elian mengangguk, lalu pamit undur diri, tidak ada hukuman atau undangan untuk kedua orang tuanya seperti kertas peringatan, ia hanya diberi nasihat saja, mengingat ini untuk pertama kalinya Elian berurusan langsung dengan guru BK karena kesalahannya.
Elian memang nakal, tetapi pada tempatnya, cowok itu sering mengikuti balap liar saat sedang jatuh-jatuhnya karena ditinggal Nezha, sekarang pun masih sering, tetapi jauh sebelum Nezha kembali datang.
Pintu ruang BK terbuka, di depan sudah berdiri Nabila yang menatapnya dengan cemas, saat mendengar Elian dipanggil guru BK Nabila yang tadinya sedang berada di perpustakaan langsung menemui Elian, menunggu cowok itu sampai akhirnya keluar.
"Lian, kamu nggak papa?" tanya Nabila dengan wajah khawatir, bahkan seragam Nabila terlihat basah, gadis itu memang berlari dari perpustakaan tadi.
"Gue ngga papa," balas Elian dijawab senyuman Nabila.
"Lo ada urusan juga sama guru BK?" tanya Elian seketika membuat Nabila menggeleng.
Gadis itu kembali mengusal senyum manis dengan sedikit wajah memerah. Merasa malu jika harus mengatakan jika ia datang ke sana karena khawatir dengan Elian. Nabila menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, lalu mengehal napas cukup dalam.
"Aku khawatir sama kamu Lian," jujurnya.
Berhenti, langkah Nezha seketika berhenti saat mendengar gadis yang cukup dekat dengan Elian tadi berkata. Niatnya tadi untuk menemui Elian karena ia merasa tidak enak, bukan terlalu percaya diri, tetapi Nezha cukup tahu sikap Elian tadi karenanya. Namun setelah mendengar pengungkapan dari gadis yang bernama Nabila itu, Nezha memilih untuk mengurungkan niatnya, gadis itu berbalik badan dan pergi.
"Makasih Bil." Elian mengulas senyumnya, lalu menepuk pundak Nabila pelan. "Gue nggak papa kok, duluan ya?" pamitnya seketika membuat senyum yang tadinya terbit di wajah cantik Nabila menghilang.
Nabila membalikan tubuhnya, menatap Elian yang kian menjauh, ada perasaan tidak rela dan juga sakit dalam satu waktu bersamaan.
"Kamu sekarang beda Lian," lirihnya.
Seakan suatu keberuntungan untuk murid-murid yang sedang bersekolah. Hujan deras yang tadi mengguyur cukup lama kini sudah reda ketika mereka akan pulang. Nezha mengemasi barang-barangnya dan memasukan ke dalam tas. Rencananya ia akan pulang bersama dengan Vio dan Dara untuk menghindar Elian, namun siapa sangka, semakin Nezha menghindar rasanya Tuhan malah membuat rencana lain agar keduanya tetap bersama, seperti saat ini misalnya. Layar ponsel Nezha menyala, Luna yang mengirimkan pesan dan memberitahu sudah menunggu di depan sekolah. Mau menolak, tetapi Nezha sungkan rasanya.
"Jadi pulang bareng kan Zha?" tanya Vio memoleskan lipstik merah cerry di bibir seksinya.
Nezha menggigit bibir bagian bawahnya, lalu meringis. Vio langsung merotasikan bola matanya, paham dengan tingkah Nezha baru saja.
"Kenapa lagi? Bareng uda di jemput om Davi?" tanya-nya mendapat gelengan kepala Nezha.
Tidak mungkin ia bohong sementara mobil mewah milik Luna sudah pasti terparkir di depan sekolah. Vio sudah pasti tahu.
"Terus?" lanjut Vio kini menyemprotkan parfum di tubuh seksinya.
"Tante Luna udah nunggu," beritahu Nezha seketika membuat kegiatan Vio terhenti, sementara Dara yang tadi sibuk dengan tatanan rambutnya langsung menoleh, menatap Nezha menyelidik dengan kedipan mata beberapa kali, mulut Dara kini menganga seakan apa yang baru saja didengarnya sangat membuatnya syok.
"Zha, lo waras?" tanya Dara diangguki saja oleh Nezha.
"Sorry banget ya ges, ceritanya panjang," ujar Nezha mendapat anggukan kepala Dara.
Berbeda dengan Vio yang kini menatap Nezha curiga. "Gue nggak tau pasti ya? Tapi kalau pulangnya lo sama tante Luna sekarang ternyata ada sangkut pautnya sama kemarahan Elian tadi, berati ada yang lo sembunyiin banger dari kita."
"Lo bener Vi, tapi nggak sekarang gue kasih tahu, sorry." Nezha mengambil tasnya.
"Gue duluan ya? Nggak enak soalnya."
Dara dan Vio mengangguk saja. "Hati-hati Zha, modus anaknya kali nyuruh nyokapnya deketin lo," teriak Dara mendapat kekehan dari Nezha.
Ya memang benar. Bukan modus lagi, tetapi Nezha sendiri cukup tau jika usaha tante Luna sekarang semata-mata demi menyatukan Nezha dan Elian lagi.
Nezha melangkah ke arah gerbang sekolah, di sana sudah ada Luna yang menunggu, namun beliau tidak sendiri, melainkan bersama dengan seorang siswi yang tadi mengobrol dengan Elian di depan ruang BK.
Nabila?
Batin Nezha dengan langkah yang melambat.
Entah kenapa ada perasaan berbeda ketika ia kembali dipertemukan dengan gadis yang bernama Nabila. Dari ungkapannya tadi yang mengkhawatirkan Elian saja sudah dapat Nezha pahami jika gadis itu menyukai Elian. Bahkan sampai rela menunggu Elian selesai urusannya dengan guru Bk.
"Zha, sini sayang," tante Luna tersenyum hangat melihat kedatangan Nezha.
Nezha menyalami tangan tante Luna. Lalu melirik ke arah Nabila yang berdiri di sebelah beliau.
"Kalian udah saling kenal belum?" tanya Luna membuat keduanya tampak bingung untuk menjawab.
"Zha, ini namanya Nabila, dia temen El, karna Nabila ini Elian jadi ikut olimpiade," jelas Luna diangguki Nezha dengan senyum.
Hatinya sedikit mencelos mendengar penjelasan Luna tentang gadis di depannya ini, memang tidak ada yang istimewa, tetapi kata-kata "karna Nabila Elian ikut olimpiade" rasanya menggelitik hati Nezha, sangat bertolak belakang dengan dirinya yang malah membuat Elian masuk ke dunia yang tidak seharusnya.
"Anezha." Nezha memperkenalkan diri dengan mengulurkan tangan.
Begitu juga dengan Nabila yang membalas uluran tangan Nezha disertai dengan senyuman. "Nabila."
"Oh iya tante, Nezha ini siapanya Lian ya? Saudara atau teman Elian juga?" tanya Nabila seketika membuat Luna menatap Nezha bingung.
Beliau sebenarnya ingin menjelaskan saja tentang Nezha, paling tidak mengatakan jika Nezha teman spesial Elian, tetapi jawaban Nezha baru saja membuat beliau terdiam beberapa saat.
"Gue bukan saudara Elian, tapi temen deket Elian."
Nabila mengangguk saja. Ia merasa kedatangan Nezha ini cukup membahayakan hubungannya dengan Elian, apa lagi sampai sekarang Nabila belum juga mengungkapkan perasaannya.
"Temen deket sekarang, kalau emang jodoh si, maunya jadi menantu tante," ujar Luna seketika membuat Nezha terkejut.
Sementara Nabila menyunggingkan senyumnya, tetapi dengan hati yang entah kenapa tidak terima mendengar ucapan beliau.
Meski agak terkejut dengan ucapan Luna, namun entah kenapa Nezha merasa lega, ia tidak perlu mengatakan siapa dirinya, Luna sendiri yang sudah mengatakannya.
"Ayo masuk, Nabila juga mau sekalian bareng kan?" tanya beliau mendapat anggukan Nabila diiringi senyum.
"Ma, tunggu!"
next up kak
dobel up kk
next up kak
bahagia slalu kaliannn
gemusshh dgn bayik lucu galen