Tidak ada sugarbaby yang berakhir dengan pernikahan.
Namun, Maira berhasil membuktikan bahwa cinta yang tulus kepada seorang pria matang bernama Barata Yuda akhirnya sampai pada pernikahan yang indah dan sempurna tidak sekedar permainan di atas ranjang.
"Jangan pernah jatuh cinta padaku, sebab bagiku kita hanya partner di atas tempat tidur," kata Bara suatu hari kepada Maira. Tai justru dialah yang lebih dulu tergila-gila pada gadis ranum itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau Adalah Bayang-bayang Cahaya Cintaku
Bara memandang hampa keramaian yang saat ini sedang tersaji di sekitarnya. Ia merasa sepi meski saat ini gegap gempita kelap kelip lampu disko juga suara musik menghentak, menghanyutkan suasana.
Sebagai seorang pebisnis handal yang namanya telah tersohor di negeri sendiri maupun negeri orang, Bara memang kerap mendapat undangan seperti ini.
Dimas menemani Bara selama mereka berada di dalam room. Banyak para wanita malam menghampirinya. Tubuh-tubuh menggoda itu mencoba mendekatinya dengan segala bujuk dan rayu. Namun, tidak ada yang berhasil. Bara hanya sibuk dengan minumannya. Sementara Dimas sigap berjaga.
"Usir setiap kali ada perempuan yang hendak duduk di pangkuanku, Dimas!" perintah Bara sesaat sebelum mereka memasuki room.
"Baik, Tuan." Dimas mengangguk patuh.
"Ingatkan aku jika aku sudah terlalu mabuk. Jangan sampai aku melakukan kontak fisik terhadap perempuan-perempuan itu," katanya lagi, mempertegas perintah itu untuk asisten setianya.
Dimas kini memperhatikan Bara dalam diam. Hanya seorang Maira yang mampu membuat Bara seperti ini.
Dimas membantu memapah Bara menuju hotel. Tuannya sudah mabuk berat. Ia meracau menyebut nama Maira berkali-kali.
"Tuan, berhentilah menyiksa diri sendiri." Dimas meletakkan Bara di atas tempat tidur. Kemudian ia membuka sepatu Tuannya itu.
"Maira, andai saja kau tahu betapa aku sangat mencintaimu. Melanggar sumpah yang pernah aku ucapkan dulu. Aku pernah bersumpah untuk tidak akan jatuh cinta lagi pada perempuan. Sampai akhirnya aku menemukanmu. Sakit sekali rasanya, Maira, gagal dalam sucinya pernikahan. Remuk rasanya melihat kakak sendiri bercumbu rayu dengan Istriku dahulu, setiap malam mencari celah untuk bertemu. Berpelukan bertukar peluh! Lalu hamil! Kakakku menghamili Istriku! Tapi, akhirnya mereka mati, mati karena kebodohannya sendiri! Mati membawa benih terlarang yang tidak bersalah!" Bara menangis, meraung dalam mabuk panjang yang melelahkan.
Dimas hanya diam. Siapa yang tidak tahu cerita menyedihkan itu? Siapapun tahu, namun semua orang bungkam. Siapa yang menyangka, di balik gagahnya seorang Bara, ada rapuh yang siap merobohkan dirinya kapan saja.
"Semoga anda segera bisa keluar dari semua rasa trauma ini, Tuan Bara." Dimas melangkah keluar, membiarkan Bara tertidur pulas karena lelah hati juga fisiknya saat ini.
***
"Ada berapa pertemuan lagi, Dimas?" tanya Bara keesokan harinya saat ia telah selesai melakukan pertemuan penting dengan para pemegang saham.
"Terakhir siang ini, Tuan."
Bara tersenyum, ia tidak sabar ingin segera terbang ke Indonesia. Ingin segera membawa Maira ke dalam pelukan hangatnya.
Bara mencoba menelepon gadis itu, tapi nampaknya Maira sedang berada dalam panggilan lain. Bara mengerutkan kening.
Setengah jam berlalu, ia mencoba menghubungi Maira lagi, namun Maira masih berada dalam panggilan lain juga. Tangan Bara terkepal. Ia tahu ada yang tengah mendekati gadisnya.
"Percepat pertemuan hari ini. Aku akan menunggu di ruangan sekarang." Perintah Bara tiba-tiba. Dimas tidak membantah, ia segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuan Bara.
"Sofia, cari tahu siapa yang sekarang sedang dekat dengan Maira."
Sofia menarik nafas panjang. Ia sudah menebak ini akan segera terjadi.
"Baik Tuan, saya akan segera bergerak." Hanya itu yang bisa Sofia berikan sebagai jawaban. Patuh. Tanpa bantahan.
Bara menatap layar ponsel dengan kilatan marah yang datang secara tiba-tiba. Ia membuka galeri, melihat Maira yang sedang tersenyum manis dengan ia yang mencium pipi gadis itu. Amarahnya mereda. Maira menjelma bagai bayang-bayang cahaya menenangkan hatinya.
"Bee, aku janji, janji akan segera membahagiakanmu," ujar Bara sambil menatap foto itu penuh perasaan.
Bayangan Maira mulai berkeliaran dalam alam pikirannya. Betapa Bara merindukan Mairanya. Hanya Maira saja. Tidak ada yang lain. Hatinya mengangguk yakin.
***
"Nona, saya harus memberi peringatan pada teman lelaki anda itu hari ini." Sofia berkata sambil menyetir.
"Apa maksudmu, Bibi Sofia? Aku dan Rangga tidak memiliki hubungan apa pun!" sergah Maira cepat.
"Saya hanya ingin memastikan semuanya berjalan baik-baik saja, Nona."
"Semua sudah baik-baik saja, Bibi Sofia!" balas Maira kesal.
"Nona, Anda atau saya yang akan memperingatkan anak muda itu?"
Maira menepuk kesal kursi mobil yang sedang ia duduki. Sofia hanya menunggu jawaban Maira tanpa ekspresi. Setidaknya ia masih memberi kesempatan pada Maira untuk menyelesaikan masalah ini.
"Aku saja!" putus Maira akhirnya. Ia tidak punya pilihan.
Sofia mengangguk, kembali fokus menyetir mengantar nona kesayangan tuan Bara itu dengan selamat sampai ke tempat kuliahnya.
"Rangga!" Maira memanggil Rangga sedikit kuat, membuat seisi kelas menoleh.
"Cie, udah jadian kayaknya nih!" seru teman-temannya menggoda.
"Mai, tumben kamu ke sini." Rangga menyambut Maira hangat.
"Ehmmm, ada yang mau aku omongin sama kamu," ucap Maira serius.
"Tapi aku masih ada kelas, Mai, kita bisa ketemu dua jam lagi. Aku tunggu di belakang kampus ya."
Maira menghela nafas berat, namun ia mengangguk juga. Hubungannya dengan Rangga akhir-akhir ini memang sudah sangat dekat. Namun, Maira tidak bisa menerima cinta pemuda itu. Ia tetap menempatkan Bara menjadi penguasa hatinya meski hubungannya dengan Bara juga tanpa kepastian yang jelas.
Maira mengikuti mata kuliah dengan lesu hari ini. Ia juga tak henti menatap jarum jam yang semakin bergerak maju. Saat itu pula ia melihat Stevi sedang lewat bersama Aldo. Keduanya terlihat mesra sekali.
Maira tertawa kecil, keadaannya dengan Stevi berbanding terbalik. Kalau Stevi tidak mencintai Sugardadynya, tapi ia sangat mencintai Aldo, kekasihnya. Berbeda dengan dirinya, ia mencinta Bara, sang Sugardady. Tapi kepada Rangga, hanya sebatas nyaman saja tidak lebih.
Maira mendekati Rangga yang telah menunggunya di belakang kampus. Pemuda itu nampak tampan dengan kemeja hitam lengan pendek.
"Rangga, udah lama nunggu?" tanya Maira saat ia telah berada di samping lelaki itu.
"Iya, tapi gak papa, Mai. Nunggu selama apapun kalau itu kamu, aku gak masalah." Rangga menatapnya hangat. Maira kembali menarik nafas panjang. Sulit sekali rasanya ia membuka suara saat ini.
"Ehmmmm, Rangga, aku minta kamu jauhi aku ya sekarang," ujar Maira pelan membuat senyum di wajah Rangga mendadak hilang.
"Kenapa, Mai? Aku salah sama kamu ya?" tanya Rangga sedih.
Maira memejamkan mata, sudah seharusnya Rangga tahu ini semua.
"Rangga, kamu gak salah. Aku yang salah. Aku udah biarin kamu masuk dalam hidupku yang rumit ini." Maira menghentikan kalimatnya sesaat. "Aku udah jadi milik orang lain, Rangga." Ia melanjutkan .
"Becanda kamu, gak lucu, Mai. Aku gak pernah liat kamu sama laki-laki." Rangga tergelak.
"Rangga, aku serius. Yang menjadi simpanan laki-laki kaya di kampus ini bukan cuma Stevi, tapi aku juga." Maira merasakan bibirnya bergetar hebat.
Rangga terperangah sesaat tapi kemudian ia memandang Maira serius.
"Aku gak papa, Mai, jadi yang kedua. Aku sayang kamu, Mai."
Maira memandang Rangga dengan mata berkaca-kaca. Ia menggeleng.
"Maaf, Ngga, aku gak bisa. Aku pulang, jangan pernah deketin aku lagi ya." Maira meninggalkan Rangga yang terluka. Sementara Maira membawa cerita yang sama seperti sebelumnya dimana dia juga pernah kehilangan Arya yang pernah dengan sungguh mencintainya karena Bara, lelaki yang dicintai begitu hebat oleh dirinya.
ko kaya di novel cerita hidup mu Thor
pilih yg terbaik untuk mu
untungnya Kevin mati....kl ngga perang Baratayudha beneran
Tuhan pasti memberikan kebaikan yg terbaik dibalik kejadian yg menimpa kita.
teruslah berpikir positif atas segala kejadian.
memang tdk mudah...
semangat kak💪
othor keceh comeback again, apa kabare si Beben kak??????😂😂
masi kah pake pempers?????
ada notif langsung gassss.....
apa kabar mak, moga mak Julie yg cantik mem bahenol selalu sehat2 dan lancar semuanya Aamiin🤲
biar semangat up nya...🥰🥰🥰