Wang Cheng, raja mafia dunia bawah, mati dikhianati rekannya sendiri. Namun jiwanya bereinkarnasi ke dalam tubuh seorang tuan muda brengsek yang dibenci semua orang.
Tapi di balik reputasi buruk itu, Wang Cheng menemukan kenyataan mengejutkan—pemilik tubuh sebelumnya sebenarnya adalah pria baik hati yang dipaksa menjadi kejam oleh Sistem Dewa Jahat, sebuah sistem misterius yang hanya berkembang lewat kebencian.
Kini, Wang Cheng mengambil alih sistem itu bukan dengan belas kasihan, tapi dengan pengalaman, strategi, dan kekejaman seorang raja mafia. Jika dunia membencinya, maka dia akan menjadi dewa yang layak untuk dibenci.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25 Regenerasi Qi
Tiba-tiba, Wang Cheng meringis. Tubuhnya menggigil, dan cahaya ungu tua keluar dari dada dan punggungnya. Suara retakan dan desisan meridian yang terbakar terdengar jelas dari dalam kulitnya.
“GHHH…!”
Dari dalam, energi besar bangkit seperti tsunami yang menabrak batas-batas tubuhnya. Urat-urat spiritualnya berkembang liar, lalu—meledak dan terbuka jalur baru.
Di sisi lain, simbol hitam berbentuk roda gigi terbentuk di dada Wang Cheng — tepat di atas jantungnya — dan mulai berdenyut pelan.
Saat rasa sakitnya mereda, Wang Cheng bernafas berat, peluh dingin membasahi seluruh tubuhnya.
[Kapasitas Qi meningkat sebanyak 10.200]
[Efek pasif: Regenerasi Qi bertambah sebanyak 30%]
[Setiap 10 stat kepintaran yang didapat akan menambah kapasitas Qi sebanyak 100 poin dari yang awalnya hanya 10:10]
Dengan napas terengah dan tubuh masih gemetar akibat proses penyatuan dua kekuatan mengerikan, Wang Cheng berdiri tertatih dari lantai yang basah oleh keringatnya sendiri. Namun di wajahnya, sebuah senyum penuh kepuasan mulai mengembang—dingin, tajam, dan menakutkan.
Matanya menyala dengan semburat ungu samar, aura barunya terasa asing bahkan bagi dirinya sendiri. Qi dalam tubuhnya tidak lagi mengalir seperti arus sungai, melainkan seperti badai yang terus menerus menggulung, memulihkan dirinya bahkan sebelum kelelahan sempat menyentuh.
> [Efek Pasif: Regenerasi Qi +30% telah aktif.]
[Sistem akan menyesuaikan adaptasi tubuh dalam 24 jam ke depan.]
Tiba-tiba, suara cekikikan muncul dari udara.
“Hehehe… akhirnya kau terlihat seperti pengguna sistem sungguhan…” ujar Mouth, melayang pelan di depan Wang Cheng dengan ekspresi aneh.
Wang Cheng melirik tanpa berkata-kata, menunggu.
Mouth mendekat, lalu berbicara dengan nada lebih pelan namun penuh peringatan.
“Tapi sekarang kau harus hati-hati.”
“Kenapa?”
“Jantung Naga…” bisik Mouth, nadanya berubah gelap. “…itu adalah artefak yang sangat suci bagi ras Naga. Mereka adalah makhluk terhormat, sangat menjunjung kehormatan dan garis keturunan mereka. Jika mereka tahu seorang manusia rendahan memiliki artefak yang dulunya hanya boleh dimiliki oleh Raja Naga…”
“Mereka akan membunuhku.” Wang Cheng menyelesaikan kalimatnya sendiri.
“Lebih dari itu,” Mouth mengangguk pelan, “Mereka akan memburumu, menguliti dagingmu, lalu mempersembahkan jantung itu kembali ke altar suci mereka. Kau bukan hanya ancaman, tapi penghinaan.”
“Dan kau memberitahuku semua ini setelah aku menanam artefaknya ke dalam jantungku sendiri?” Wang Cheng mendesah, menatap makhluk bulat itu tajam.
Mouth mengangkat bahu kecilnya yang tidak ada. “Kontrak pembelian sistem menyatakan: semua risiko ditanggung pembeli.”
Wang Cheng menutup matanya sejenak, lalu membuka kembali dengan ekspresi malas. “Brengsek…” Tapi senyumnya tak hilang. “Tapi aku tidak menyesal.”
“Tentu saja tidak.” Mouth mendecak. “Orang gila sepertimu pasti justru merasa tertantang.”
Benar, Wang Cheng sama sekali tidak takut. Makhluk kuat seperti naga memburu dirinya hingga ke ujung dunia? Wang Cheng justru merasa tertantang. Ia seperti itu bukan hanya karena merasa kuat bersama sistem, tapi karena itu memang sifatnya sebagai mantan mafia yang gemar tantangan.
“Ngomong-ngomong, kau menyebut tentang Raja Langit sebelumnya. Siapa dia?”
Mouth tampak terkejut, lalu tersenyum lebar seperti setan tukang gosip yang senang dipancing.
“Ah… dia, ya… Raja Langit…” Mouth berputar di udara, menciptakan gambar holografik dari sosok berjubah putih dengan sayap cahaya membentang di punggung. Di tangan sosok itu tergenggam sebuah pedang yang bersinar seperti mentari pagi.
“Namanya Feng Tianyu, dia diberi gelar Raja Langit karena dialah yang menguasai langit selama ratusan tahun. Dia memiliki istana yang mengapung di langit dan orang yang terlahir dengan darah dewa."
'Darah Dewa' itu adalah sebutan untuk manusia yang terlahir dengan kemampuan unik yang hampir menyamai para dewa. Mereka memiliki bakat yang luar biasa serta kemampuan spesial dari lahir.
Wang Xianyi yang memiliki mata spesial juga termasuk dari sedikit manusia yang lahir dengan darah dewa, hanya saja karena sikapnya yang pendiam dan jarang bersosialisasi membuatnya cukup tersembunyi dari dunia luar.
Mouth melanjutkan: “Dewa Jahat memiliki julukan lain yang jarang dikenal, yaitu Dewa Koleksi. Ia tak pernah puas. Apa pun yang langka, kuat, unik, atau luar biasa… akan masuk dalam koleksinya.”
Gambar holografik berubah, memperlihatkan pertempuran yang dahsyat antara Raja Langit dan sosok kabur hitam ungu dengan aura mengerikan. Hanya siluet yang terlihat, tapi kekuatannya memecah langit.
“Dia membunuh Raja Langit. Lalu mengambil teknik dan pedangnya. Dan sekarang…” Mouth menunjuk Wang Cheng dengan mata bulatnya. “Itu ada padamu.”
“…Dan aku membelinya dengan Poin Kebencian.” Wang Cheng menunduk memandangi tangannya sendiri, seolah bisa melihat kekuatan mengalir di balik kulitnya. “Jadi setiap kali aku membunuh dan menebar kebencian, aku memberi makan Dewa Jahat… sebagai imbalan, aku dapat bagian dari koleksinya.”
Mouth mengangguk. "Kau pikir semua produk yang dijual oleh sistem ada begitu saja? Sistem ini… bukan hanya alat. Ini adalah perdagangan kekuatan dengan makhluk tertinggi yang bahkan dewa pun tak ingin berurusan dengannya. Jadi berbanggalah karena kau terpilih menjadi pengguna Sistem Dewa Jahat!”
Wang Cheng mengangkat alisnya, "Heh... Apa memang begitu? Aku yakin jual beli teknik bukan satu-satunya alasan kenapa aku memiliki sistem ini."
Mouth mendadak membeku. Ekspresi riangnya lenyap seperti kabut pagi yang terhempas sinar matahari. Bola matanya — yang biasanya cerah dan usil — kini melebar dan dipenuhi kecemasan.
Tetesan keringat tak wajar menggelinding di pipinya, meski ia tak memiliki sistem tubuh seperti manusia.
Ia menelan ludah—atau setidaknya melakukan gerakan serupa.
“Eh… Tentu saja tidak ada alasan lain,” ucapnya cepat, suaranya sedikit naik satu oktaf, terlalu cepat untuk terdengar alami. “Kau... tahu, sistem ini memang mencari pengguna berbakat, dan—dan kau pas sekali! Jadi ya, hanya itu.”
Wang Cheng mengangkat dagunya, menatap Mouth dengan senyum miring yang tidak menyenangkan. “Benarkah?”
Tatapan itu seperti pisau tajam yang menusuk ke dalam, membuat Mouth mundur setengah melayang, kepalanya menoleh ke arah lain dengan gerakan kikuk. “Y-Ya… Hei, jangan menatapku seperti itu, aku ini hanya... Pemandu sistem, paham? Aku tidak menyimpan rahasia besar atau semacamnya…”
Wang Cheng tidak menjawab. Ia hanya terkekeh pelan. Bukan karena puas atas penjelasan itu, tapi karena ia tak pernah benar-benar percaya Mouth sepenuhnya.
Dalam hatinya, Wang Cheng tahu ada sesuatu yang disembunyikan. Sistem ini bukan semata alat kekuatan, dan ia bukan sembarang pengguna. Semuanya terasa terlalu... pas. Terlalu “kebetulan”. Apalagi setelah mendengar nama Dewa Jahat, dan mengetahui bahwa sistem ini berasal dari entitas yang bahkan ditakuti oleh para dewa.
Dia sedang dijadikan pion, dan dia tahu itu. Tapi untuk saat ini, Wang Cheng lebih memilih untuk diam dan menunggu. Semakin besar rahasia yang disembunyikan, semakin besar pula kekuatan yang bisa ia curi saat waktunya tiba.
'Apa pun yang mereka sembunyikan dariku... cepat atau lambat, aku akan mengetahuinya sendiri,' ucap Wang Cheng dalam hatinya sambil membalikkan badan.
Mouth, yang sejak tadi menahan napas—secara metaforis—akhirnya menghela nafas lega dengan suara melengkung. “Haaah… bagus… maksudku, ya, tepat! Bijak sekali untuk tidak terlalu banyak bertanya. Fokus saja pada kekuatanmu, sobat!”