SEASON 1-3
WARNING !!!
(Ada bacaan 21+++)
Harap bijak dalam memilih bacaan, bijak dalam berkomentar dan menilai karya orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khalisa maisara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Holaaa
maaf ya gengs aku ga jadi up tadi malam, aku kurang sehat ini kena flu dan kepala sakit bngt🥺 wkwk maaf yah 😘
...yuk happy reading !!!...
...______...
Kamu gak punya ayah !
Kata kata itu terus terngiang di telinga gadis kecil yang masih menangis sendirian terduduk di tengah jalanan, menelungkup kan ke dua kaki nya dan menenggelamkan wajah nya disana.
"Hiks..hiks.." Cinta terus menangis tergugu.
Shiittttttt
Suara mobil yang di paksa berhenti, Anan mengerjapkan mata nya berulang kali, apa kah yang dia lihat itu nyata atau hanya sebuah halusinasi nya. Belum yakin akan yang dilihat nya, Anan terus mengusap mata nya dengan punggung tangan nya.
Dia semakin menajamkan pandangan nya. "Kaki nya napak." Gumam nya sendiri. "Kenapa merinding sih gue." Anan sedikit merasa takut, seketika suasana nya menegangkan.
Anan memutar kunci mobil nya, seketika mesin mobil pun mati. Lalu dengan takut-takut dia membuka pintu mobil nya dan turun. Anan melangkah kan kaki nya pelan-pelan mendekati seorang gadis kecil yang menangis di tengah jalan.
"Duh, kok ngeri ya." Anan bergumam.
Ia pun sampai dimana gadis kecil itu menangis, lalu Anan duduk mensejajarkan tubuh mereka.
Anan mengulurkan tangan nya dengan gemetar menyentuh pundak gadis kecil itu.
"D-dek."
Gadis kecil itu tersentak kaget, ia terjengit dan sontak mengangkat wajah nya. Ia menatap wajah orang itu sebentar sambil mengusap air mata nya, lalu ia memalingkan wajah nya tanpa menjawab orang itu.
Anan melepas nafas nya lega. Ya, gadis kecil itu manusia, bukan hantu seperti yang dia takutkan. Siapa yang tidak takut, melihat seorang gadis kecil dengan rambut panjang hitam yang terurai duduk menangis di tengah jalan sendirian.
"Dek, ngapain malem-malem nangis di tengah jalan sendirian kaya gini ??" Anan bertanya. "Bikin takut orang aja." Imbuh laki-laki itu.
"Ga papa om." Cinta menjawab.
"Gak papa ! terus kenapa nangis ??"
Cinta terdiam, ia kembali menjatuhkan air mata nya. "Hiks..hiks.."
"Ehh." Anan pun bingung, harus apa dia. Gadis kecil di hadapan nya itu kembali menangis. "Abang Anter pulang ya dek, dimana rumah nya ??"
Tak ada jawaban,
Tiba-tiba..
Bruk,
Cinta terjatuh pingsan. Mungkin sebab terlalu lama dia menangis. Apa lagi di tengah cuaca malam yang udara nya begitu dingin.
"Ehh, dek !!" Anan terkejut melihat gadis kecil itu tiba-tiba tergeletak tak sadarkan diri.
"Aduh kok pingsan sih !!" Anan kebingungan, entah harus berbuat apa dia. Mengantar nya pulang pun ia tak tau di mana rumah gadis kecil itu.
"Dek, dek bangun dek !" Menepuk-nepuk pipi nya pelan, Anan berharap gadis kecil itu terbangun dan bisa menunjukkan jalan agar dia bisa mengantar nya pulang.
Ia semakin kebingungan, gadis kecil itu tak juga kunjung sadarkan diri. Lalu tanpa berpikir lagi Anan menggendong nya membawa masuk ke dalam mobil. Dia akan membawa nya pulang ke rumah Tiara. Karena dia dan juga ke dua orang tua nya tengah bermalam di rumah pak Adi yang memaksa mereka untuk bermalam di kediaman nya.
..._____...
"Anan, siapa yang kamu bawa ??" Tanya Bu Maria yang melihat putra nya pulang membawa seorang gadis kecil.
"Ma tolong ma." Ucap Anan lalu membaringkan Cinta di atas sofa ruang tengah."
"Ada apa ini ?" Tanya Bu Amira yang baru saja datang. Ia melihat seorang gadis kecil yang terbaring tak sadarkan diri di atas sofa. "Si-siapa dia ?"
"Aku nemuin dia nangis di tengah jalan sendirian, aku kira tadi hantu, ternyata anak orang."
Bu Maria mendekat, duduk dan memeriksa ke adaan gadis kecil itu, menyentuh kening nya dan ternyata panas. "Demam." Ujar Bu Maria.
"Anak siapa itu Nan." Bu Amira bertanya lagi.
"Gak tau tante." Jawab nya. "Kalau Anan tau pasti sudah Anan antar pulang ke rumah nya."
..._____...
Sadifa menangis, ini terlalu menyakitkan. Ia merasa bersalah pada putri kesayangan nya itu. Tak seharus nya dia egois seperti ini.
Bodoh !
Ia lebih membesarkan keegoisan nya ketimbang putri satu-satunya itu. Tapi dia juga merasa tak sanggup jika harus menceritakan semua masalalu nya pada Cinta putri nya. Dan terlebih lagi, soal ayah nya.
Jujur,
Sadifa masih mencintai Fahri, ia begitu sangat merindukan nya. Tapi karena dia merasa bersalah pada seseorang yang hampir saja menjadi suami nya, Sadifa memutuskan pergi meninggalkan Fahri yang sudah menjadi suami nya. Selama 8 tahun ia berusaha melupakan laki-laki itu dan juga semua masalah-masalah yang menerpa nya, tapi sampai saat ini pun dia gagal melakukan nya.
Dia tak sanggup, dia tak bisa melakukan itu.
"Hiks..hiks. " Sadifa tergugu disana. Ia tak sadar jika dia telah melupakan Cinta putri nya yang mendapatkan amarah nya karena pertanyaan nya tadi.
Dengan susah payah Sadifa memaksakan hati nya untuk bisa melupakan laki-laki yang dia cintai itu, menyembunyikan semua kebenaran dari sang buah hati nya. Menutup rapat-rapat dengan dia tidak memberi tahu siapa ayah nya.
Tapi, entah pikiran dari mana tiba-tiba putri nya itu bertanya soal ayah nya pada diri nya. Dan semua itu akan menyangkut masalalu nya.
Sadifa marah, dia emosi. Dia sudah mengubur dalam-dalam semua itu dan tak ingin lagi mengingat nya.
"Cinta." Seketika Sadifa mengingat putri nya, ia sudah memarahi nya tadi. Mengusap air mata nya lalu bangkit dan berjalan kembali menuju kamar putri nya itu.
Dan, Sadifa terkejut. Ia tak melihat Cinta di kamar nya. "Cinta !" Sadifa berkeliling kamar mencari putri nya. Dikamar mandi pun tidak ada.
"Cinta !!" Ia berlari kecil keluar dari kamar, dia akan mencari Cinta yang mungkin ada di luar kamar nya.
Sadifa panik, putri nya tak ada di dalam rumah mana pun. Dan kaget nya dia bahwa pintu rumah nya terbuka lebar.
"Cinta !!" Sadifa keluar rumah, kesana kemari kebingungan mencari putri nya yang tidak ada di mana pun.
"Cintaaa.."
Wanita itu kembali menangis. Di mana Cinta putri nya berada. Hari sudah larut malam. Dan putri nya itu tidak ada di rumah, apa mungkin Cinta merajuk pada nya dan pergi meninggalkan nya.
Ah bodoh !
Dia egois ! egois.
..._____...
Dengan telaten nya, Bu Maria merawat Cinta, mengompres gadis kecil itu dengan air hangat. Bu Maria terjaga menunggu nya siapa tau saja gadis kecil itu sadar.
"Ma, istirahat ma." Pak Adam berkata, menghampiri istri nya itu. "Mama juga harus istirahat, ini udah malam."
"Iya pa ! tunggu sebentar lagi."
"Lagian Anan bawa anak nya siapa sih !"
"Ya gak tau pa." sahut Bu Maria. "Kasian banget lo, dia nangis sendirian di tengah jalan kata Anan tadi."
"Hemmhhh." Pak Adam menghela nafas."Kita kan ga tau anak ini siapa." Ucap nya sambil menepikan diri nya di sofa yang ada di dalam kamar tamu itu.
"Ya makanya mama mau tunggu sampe dia sadar. Kasian dia pa demam nya tinggi." Ujar Bu Maria, ia terus memperhatikan wajah gadis kecil itu. Seperti...
...______...
Seperti... apa hayoo ??🤔🤣🤣 wkwk
maaf telat up nya, tapi lumayan banyak kok 😂
btw gengs cerita sugar Daddy ini aku ikut Contes ya 😁 jadi aku sangat-sangat meminta dukungan nya 🤗 ga papa lah coba-coba 😁 hihi 🙈
tinggalkan jejak, jejak kalian sangat berati buat ku🤗
selamat malam dan selamat istirahat ❤️
see you ❤️
buat Gleen tau yg sebenarnya knp Hilmi pergi ...
akhirnya yang jadi korban anak kasihan fisik mental nya jangan liat fisik badan nya tapi mental nya