Harap bijak memilih bacaan.
Jika cerita ini bertentangan dengan prinsip anda, saya harap jangan membuat keributan! Karena cerita ini hanyalah karangan fiktif semata!
Nesya, anak yang tidak diinginkan oleh sang Daddy, akibat kematian ibunya karena melahirkannya. Hingga membuat Ansell membenci gadis itu. Ansell selalu memberikan penderitaan pada Nesya, tidak pernah sekalipun memberikan kasih sayang pada anak yang sebenarnya bukan anak kandungnya itu.
Namun, ketika Nesya sudah di ambang kematian, Ansell menyadari semua kesalahannya dan berniat menebus perbuatannya.
Bagaimanakah selanjutnya, stay tuned di karya aku... DADDY'S LOVE
FOLLOW MY IG ACCOUNT: Novia_GULTOM
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elizabetgultom191100, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampa
Nesya menangis sejadi-jadinya ketika video berakhir. Hampa... Begitulah keadaan hati gadis itu.
Memiliki keluarga, tapi hidup bagaikan sebatang kara. Tidak ada satupun yang bisa menemaninya dalam kesepian ini. Memang benar, mereka selalu memberikannya limpahan materi dan mengabulkan segala keinginannya. Tapi bukan itu yang Nesya inginkan.
Perhatian. Hanya satu hal itu saja, tapi tidak seorang pun bisa memberikan padanya.
"Ahh...."
Nesya berteriak. Tiba-tiba saja dadanya sesak, berat dan sulit bernafas. Batuknya kian meradang seiring dengan tubuhnya yang mulai melemas.
Tangan gadis itu dengan serampangan membuka laci meja belajarnya. Mengambil alat controller dari sana. Nesya segera menghirupnya, dan perlahan sesak nafasnya mulai mereda.
Nesya menarik nafas dalam-dalam. Sebenarnya masih ingin menangis untuk meluapkan segala beban yang terpendam dalam hati. Tapi, penyakit yang dideritanya sepertinya tidak mendukungnya.
Nesya sakit? Ya Nesya sakit. Satu tahun yang lalu, tepat di hari ulang tahunnya juga, Nesya mengalami hal yang sama seperti tadi. Dadanya sesak dan kesulitan bernafas, persis seperti orang penderita asma.
Dan benar saja, setelah Nesya memeriksakan dirinya, dia memang menderita penyakit asma. Tidak mengherankan, mengingat Nesya yang terlahir prematur, tidak menutup kemungkinan akan mengidap penyakit semacam itu, ketika dewasa maupun bawaan dari lahir.
Nesya menyandarkan tubuhnya di kursi meja belajarnya. Air mata masih menggenangi matanya, tapi isakannya masih tertahan. Ingin rasanya berteriak sekencang-kencangnya demi membuang semua bebannya. Tapi sayang, kondisi tubuhnya tidak mengizinkannya melakukan hal itu.
Kenapa hidup sangat tidak adil badannya. Bahkan untuk menangisi kehidupannya saja, Nesya tidak diberi kesempatan.
Sakit. Sakit sekali beban yang harus ditanggung oleh gadis belia itu.
Entah sampai kapan beban ini bisa bertahan dalam dirinya. Nesya berharap, suatu saat nanti, akan ada seseorang yang membantunya memukul beban ini. Membantunya bangkit dari semua keterpurukannya.
Semoga...
Semoga saja pangerannya datang, yang benar-benar tulus padanya.
***
Keesokan harinya, Nesya terbangun dari tidurnya, dengan penuh semangat. Hari ini, dia berencana untuk bolos sekolah, karena ingin mengunjungi Sang Mommy.
Kegiatannya yang biasa dia lakukan sekali sebulan. Sebenarnya, Nesya bisa pergi mengunjungi makam Nita sepulang sekolah. Tapi hatinya yang sedari kemarin tidak tenang.
Dan benar saja, setelah mengutarakan isi hatinya, di depan batu nisan sang Mommy, sesak dalam dadanya seolah reda. Bebannya sedikit berkurang, setelah mencurahkan segala isi hatinya yang ditanggung sendirian.
Setelah merasa cukup lega, Nesya memutuskan untuk pulang. Karena masih ada banyak kegiatan yang harus dilakukannya satu hari ini. Meskipun tidak sekolah, Nesya tetap memiliki guru pembimbingnya, yang membantunya dalam belajar.
Nesya menarik senyum simpul di wajahnya, "Semangat Nesya. Mommy selalu ada bersamamu." Nesya menyemangati dirinya sendiri, dan berjalan meninggalkan area pemakaman.
Beberapa menit berjalan, secara tidak sengaja, Nesya menabrak seseorang.
"Maaf maaf. Saya tidak sengaja." Nesya langsung minta maaf pada orang itu.
"Nesya?" Sapa orang itu.
"Bapak?" Nesya tersenyum lalu tunduk pada pria yang ternyata adalah Pak Ray, kepala sekolahnya di SMA.
"Kamu habis mengunjungi makam siapa?"
"Makam Mommy saya Pak."
Pak Ray cukup terkejut mendengar pengakuan Nesya. Beliau baru tau, ternyata Nesya sudah tidak memiliki ibu.
Pak Ray tersenyum lembut pada Nesya, merasa iba pada gadis cantik itu.
"Bapak ke sini mengunjungi makam siapa?" Tanya Nesya yang juga penasaran.
Pria itu berdehem, "Bapak mau mengunjungi orang yang paling berharga dalam hidup saya. Orang yang sudah saya sia-siakan semasa hidupnya." Tiba-tiba wajahnya menjadi sendu.
Nesya tentu bisa melihat perubahan pada wajah pria itu. Nesya tidak pernah tau, kalau Kepala sekolahnya yang selalu berwajah datar dan dingin kepada semua orang, bisa sedih seperti saat ini.
"Bapak yang sabar ya, saya juga mengalami hal yang hampir sama seperti Bapak." Nesya tersenyum sedih. "Kalau gitu saya duluan ya Pak, saya masih harus mengikuti les hari ini." Pamit Nesya.
Pak Ray mengangguk, "Pergilah, hati-hati di jalan."
"Baik Pak. Saya pergi dulu." Nesya berlalu dari sana.
Setelah Nesya pergi, Pak Ray melanjutkan langkahnya menuju makam yang akan dikunjunginya.
Setelah sampai, Pak Ray kebingungan melihat makam itu. Lalu berbalik melihat Nesya yang sudah tidak terlihat lagi.
Setelah beberapa saat berpikir, "Apa mungkin..." Lirih pria berkepala empat itu.
TBC ☘️☘️☘️
JANGAN LUPA LIKE DAN VOTENYA YAAA 😀😀
HAPPY NEW YEAR 🎉🥳🎉🥳🎉🥳🎉🥳🎉
buat apA nawarin tadi bapaknyaaa
kan dia daddy kamu