Ruang Cinta Seorang Pemuda.

Bagian 24.

Wang Lee memperkirakan ada lebih dari tujuh ratus siswa yang tersebar di lokasi ini.

Setelah guru pemandu menentukan lokasi dimana mereka boleh mendirikan kemah, Wang Lee dan Mei Cin memilih tempat untuk mereka. Xio Zhan mengikuti dengan malu malu.

Setiap kelompok yang di atur dalam pemburuan, di tempatkan dalam satu atau dua buah tenda yang sama.

Mei Cin dan Wang Lee memilih lapangan rumput yang di belakangnya ada sungai kecil mengalir.

Setelah selesai mendirikan tenda, Mei Cin mengajak Wang Lee dan Xio Zhan berkeliling.

Mereka menuju tempat seperti pasar yang menjual berbagai macam aksesoris, mereka punya waktu satu jam sebelum pemandu mengumpulkan para siswa lagi.

Pasar itu tidak terlalu luas, kios kios kecil berjejeran dan di dalam etalase mereka terlihat banyak pernak pernik seperti cincin, kalung. Sebagian ada yang menjual pakaian dan topi yang di gantung rapi.

Mei Cin akan memasuki sebuah kios ketika sebuah suara lembut memanggilnya.

"Mei Cin!"

Wang Lee, Xio Zhan dan Mei Cin serempak menoleh.

Seorang gadis berparas sangat cantik berjalan menghampiri mereka. Rambutnya bergelombang membingkai wajahnya yang putih bersih.

Jalannya anggun, lekuk tubuhnya telah terlihat seperti gadis dewasa.

Di sebelahnya seorang pemuda yang tidak kalah menawan mengiringi.

"Rei sha!" Teriak Mei Cin langsung menghambur memeluk gadis yang bernama Rei Sha tersebut.

"Kamu juga ikut acara di sini?" Tanya Mei Cin setelah cipika cipiki.

Hahaha...Benar, tiga kelas dari sekolah kami mengadakan gathering di sini.

"Oh ya, kenalkan temanku ini"

Rei Sha memiringkan wajahnya kepada teman yang ada di sampingnya.

"Ron Geer!" Pemuda itu mengulurkan tangannya, Mei Cin menyambutnya sopan.

Kemudian Mei Cin memperkenalkan Wang Lee dan Xio Zhan kepada mereka.

Wajah Rung Geer agak sedikit berubah ketika menyalami Wang Lee dan Xio Zhan.

Meskipun tidak kentara, Wang Lee masih sempat menangkap perubahan itu.

Rei Sha adalah sahabat dekat Mei Cin di waktu SMP, kemudian mereka berpisah dan bersekolah di SMK yang berbeda.

"Dou Shan juga ada di sini" Rei Sha mencondongkan tubuhnya ketika berbisik ke telinga Mei Cin.

"Anak itu..." Wajah Mei Cin agak berubah, ia tidak melanjutkan kata katanya karena tepat sebelum melanjutkan kata katanya.

Mei Cin melihat orang yang di maksud Rei Sha telah berjalan ke arah mereka.

Langkahnya terlihat angkuh mendominasi, di belakangnya seumuran mengiringi.

Dou Shan adalah teman semasa SMP Mei Cin juga, dulu Dou Shan selalu mengejar ngejar Mei Cin dan mengklaim bahwa dirinya adalah kekasih Mei Cin.

Siapa saja lelaki yang mendekati Mei Cin akan segera di musuhnya.

Karena hal itu Mei Cin menjadi jengah dan sangat tidak senang kepada Dou Shan. Tetapi orang itu tetap saja tidak menyerah.

"Mei Cin"

Suaranya yang lantang menyapa, Dou Shan langsung membelah jalan antara Rei Sha dan Ron Geer.

"Yo, Dou Shan" Jawab Mei Cin acuh.

"Hahaha...Lama tidak bertemu Mei Cin, bagaimana kabarmu?"

Dou Shan mengulurkan tangannya mengajak salaman dan matanya segera menangkap Wang Lee dan Xio Zhan di samping Mei Cin.

"Ini teman temanmu?" Wajahnya mengernyit dengan alis menyatu dan berkata.

"Nampaknya selera mu telah berubah dalam memilih teman Mei Cin?"

Ucap Dou Shan dengan wajah penuh keheranan.

"Maksudmu?" Tanya Mei Cin tidak menjawab pertanyaan Dou Shan.

Tapi ia segera tersadar, seharusnya tidak menanyakan pertanyaan itu dan benar saja.

Dou Shan segera merangkaikan kalimat penghinaan.

"Ya, lihat saja, mereka kan biasa biasa saja. Apa yang bisa di banggakan dari mereka dan kelihatanya sangat kekurangan?"

Ujarnya dengan mata berkilat kilat tajam memandang kearah Wang Lee.

Wajah Mei Cin menjadi merah, Rei Sha yang mendengar segera menarik baju Dou Shan kebelakang.

"Yang sopan sopian bicaramu Dou Shan!" Rei Sha mengingatkan sambil delik matanya kearah Dou Shan.

"Hahaha...Cih..Apa yang salah? Aku mengatakan yang sebenarnya!" Cibir Dou Sha sambil tertawa.

Dou Shan memandang Ron Geer untuk mencari dukungan, Ron Geer hanya tersenyum, Namun terlihat agak setuju.

Rei Sha yang melihatnya menjadi serba salah.

"Bukan urusanmu Dou Shan, aku berteman dengan siapa pun, itu hak aku. Lagi pula temanku ini jauh lebih baik darimu Dou Shan!" Bela Mei Cin.

Entah sengaja atau tidak, dia mengengam bahu Wang Lee dan bergantungan di bahunya.

Melihat itu, Wang Lee mengerutu didalam hatinya "Kamu membawakan ku masalah lagi Mei Cin!"

Rei Sha terkejut, begitu juga dengan Ron Geer. Meskipun Wang Lee orangnya ganteng, manis, Namun pakaiannya bukan dari golongan mereka orang kaya.

Seperti yang di katakan oleh Dou Shan, penampilan Wang Lee biasa biasa saja.

Namun Mei Cin tidak segan segan bergelantungan di bahu pemuda itu.

Wajah Dou Shan menjadi sekeras batu, provokasinya di balas Mei Cin menunjukkan sesuatu yang membuatnya sangat marah.

"Jangan katakan kalau pemuda sampah itu pacarmu, Mei Cin!" Seru Dou Shan dengan wajah serius.

"Bagaimana kalau iya?" Jawab Mei Cin yang terlihat semakin manja bergelantungan di bahu Wang Lee.

Meskipun itu hanyalah sebagai akting doang, ia merasa seperti pemeran utama sungguhan, betapa tidak. Dadanya berdebar debar..dag..dig..dug..ser..seran.

Hey, Pemuda sampah! Siapa kamu?"

Dengan wajah setengah marah setengah tidak percaya, Dou Shan menghardik.

Wang Lee hanya diam saja memandang mata Dou Shan tak berkedip.

Dou Shan merasa dirinya di tantang dan hendak bergegas maju, Namun Mei Cin segera menarik Wang Lee kebelakang dan berdiri di depannya.

Dou Shan semakin naik pitam melihat Mei Cin melindungi Wang Lee.

Melihat keadaan itu Rei Sha segera menarik tangan Dou Shan, tapi Dou Shan segera menepisnya.

"Kamu akan tau siapa aku Pemuda sampah!" Ancamnya kepada Wang Lee.

"Coba kalau kamu berani" Balas Mei Cin sengit.

Melihat tidak ada yang bisa di lakukan sekarang, Dou Shan melangkah mundur. Namun dengan tatapan penuh ancaman kepada Wang Lee.

"Awas kau!" Ancamnya sambil menunjuk kearah Wang Lee, lalu berbalik melangkah pergi di ikuti oleh kedua temannya.

Mei Cin melihat mereka pergi dan bergumam berat.

"Hufff....Masih saja tidak berubah" Sesalnya sambil menghela nafas berat.

Ratusan siswa berkumpul di lapangan yang luas, mereka berbaris mendengarkan para pemandu di depan barisan memberikan instruksi.

Pencarian di lakukan selama satu hari lebih, hari ini di lakukan sampai jam enam.

Dan besoknya di lakukan dari jam tujuh berakhir jam dua siang, Misi pencariannya adalah siapa yang banyak mendapatkan batu kristal terbanyak akan memenangkan pertandingan.

Batu batu kristal warna warni itu telah di tempatkan oleh tim tim khusus di tempat tempat tersebut, lalu bagi para kelompok, mereka di berikan satu buah peta kepada ketua kelompok.

Bagian 25. Bersambung.