NovelToon NovelToon
Pembalasan Senyap Sang Istri Sah

Pembalasan Senyap Sang Istri Sah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Cerai / Penyesalan Suami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Selingkuh / Balas Dendam
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nadhira ohyver

Selama ini Tania hidup dalam peran yang ia ciptakan sendiri: istri yang sempurna, pendamping yang setia, dan wanita yang selalu ada di belakang suaminya. Ia rela menepi dari sorot lampu demi kesuksesan Dika, mengubur mimpinya menjadi seorang desainer perhiasan terkenal, memilih hidup sederhana menemaninya dari nol hingga mencapai puncak kesuksesan.
Namun, kesuksesan Dika merenggut kesetiaannya. Dika memilih wanita lain dan menganggap Tania sebagai "relik" masa lalu. Dunia yang dibangun bersama selama lima tahun hancur dalam sekejap.
Dika meremehkan Tania, ia pikir Tania hanya tahu cara mencintai. Ia lupa bahwa wanita yang mampu membangun seorang pria dari nol, juga mampu membangun kembali dirinya sendiri menjadi lebih tangguh—dan lebih berbahaya.
Tania tidak menangis. Ia tidak marah. Sebaliknya, ia merencanakan pembalasan.

Ikuti kisah Tania yang kembali ke dunia lamanya, menggunakan kecerdasan dan bakat yang selama ini tersembunyi, untuk melancarkan "Balas Dendam yang Dingin."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

"Syarat apa?" tanya Rei, alisnya terangkat.

"Aku mau kamu berjanji," ujar Luna, suaranya kini serius, melenyapkan semua sikap judesnya. "Berjanji bahwa kamu akan melindungi Tania, tidak peduli apa yang terjadi. Melindunginya dari suaminya, dari wanita ular itu, dari siapapun yang mencoba menyakitinya."

"Aku juga mau kamu berjanji," lanjut Luna, mencondongkan tubuhnya ke depan, tatapannya menuntut. "Bahwa kamu tidak akan hanya diam seperti dulu, mengaguminya dari jauh. Jika ada kesempatan, kamu harus maju dan membahagiakan dia. Tania pantas mendapatkan pria yang lebih baik dari Dika!"

Rei terdiam, mencerna syarat yang tidak biasa itu. Luna tidak meminta uang, tidak meminta jabatan, dia meminta janji tulus untuk sahabatnya. Rendi, di sampingnya, terkejut dengan keberanian Luna.

Rei menatap Luna, lalu pandangannya menerawang, memikirkan Tania yang sedang berjuang sendirian.

"Aku berjanji," jawab Rei, suaranya tegas, penuh keyakinan. "Aku akan melakukan segalanya untuk memastikan Tania aman dan bahagia."

"Baiklah kalau begitu," ujar Luna, puas. "Tania memang wanita yang cerdik, aku benar-benar terkejut saat tahu Tania sudah merancang sedemikian rupa rencana balas dendamnya."

"Meski begitu," lanjut Luna, nada suaranya melembut, dipenuhi keprihatinan yang mendalam. "Dia seorang wanita, Rei. Aku tahu Tania tampak kuat dan tegar di luar, tapi sebenarnya dia rapuh. Dia berusaha terlihat kuat, karena kalau dia rapuh, siapa yang akan mendukungnya?"

Rei mendengarkan dengan saksama, hatinya terenyuh.

"Tania sudah tidak punya siapa-siapa lagi, Rei," bisik Luna. "Setelah beberapa bulan menikah dengan Dika, kedua orang tua Tania meninggal dalam kecelakaan, sementara keluarga Tania yang lain jauh di luar kota, dan mereka juga punya kehidupannya sendiri."

Keheningan melanda kafe itu. Luna akhirnya menceritakan tentang perselingkuhan Dika, tentang Dika yang membawa masuk Farah dan mengatakan kepada Tania bahwa Farah adalah sepupunya. Mendengar hal tersebut Rendi terkejut, sementara Rei mengepalkan kedua tangannya di bawah meja, rahangnya mengeras menahan amarah.

"Dan kamu tahu, Rei? Tania tetap tenang," lanjut Luna. "Jujur aku baru tahu sisi Tania yang seperti itu, tapi aku juga takut, Rei. Aku nggak mau Tania menahan semuanya sendiri, ya walaupun ibu mertuanya berpihak ke Tania, tapi aku tetap khawatir, dan saranku kalo kamu memang mau membantu Tania, lakukan semuanya secara diam-diam. Jangan pecah konsentrasinya, Rey. Kamu mengerti kan maksudku?"

Rei mengangguk, tatapannya kini dipenuhi tekad yang membara, siap melancarkan bantuan rahasia untuk sang bidadari yang terluka.

Tiba-tiba, keheningan itu dipotong oleh suara perut Luna yang bergemuruh keras. Rei dan Rendi menoleh ke arahnya, sedikit terkejut.

Luna, dengan sikap cueknya yang khas, tanpa malu sedikit pun, menyeringai.

"Eh, aku lapar nih. Udah lama nggak makan enak di kafe mahal gini." Dia menatap Rei dengan tatapan menuntut.

"Kamu harus traktir aku dengan banyak makanan enak, Rei! Ini bagian dari perjanjian aliansi kita, kan?"

Rendi, yang sudah memahami dinamika aneh ini, sigap tanpa menunggu perintah Rei. Dia segera memanggil pelayan. "Tolong berikan kami menu terbaik Anda, dan beberapa hidangan andalan lainnya."

Mereka memesan banyak makanan untuk Luna, Rendi, dan juga Rei. Di sela-sela mereka menunggu makanan, Luna teringat akan sahabatnya.

"Eh, Rei," panggil Luna. "Kalian bungkusin makanan juga buat Tania, dong."

Rei tersenyum hangat, hatinya tersentuh oleh kesetiaan dan perhatian Luna terhadap Tania.

"Tentu saja."

"Tolong pesankan Spaghetti Aglio Olio dan jus stroberi," tambah Luna, memberitahukan makanan dan minuman favorit sahabatnya tersebut.

"Itu makanan kesukaannya."

Tanpa diperintah lagi, Rendi segera memanggil pelayan dan memesan makanan untuk Tania

"Tolong bungkus yang rapi ya," kata Rendi kepada pelayan, lalu beralih ke Luna, "Saya akan minta kurir kantor untuk mengantarkannya ke kantor kita, ke ruangan Bu Tania di lantai desain, di Jalan Sudirman No. 12, PT Hartadinata Abadi Tbk."

Keheningan melanda saat mereka menunggu makanan mereka, tapi suasana kini terasa lebih hangat, dipenuhi oleh persahabatan yang baru terjalin di tengah rencana balas dendam yang dingin.

Dua puluh menit kemudian, semua makanan telah selesai disajikan di atas meja. Aroma harum memenuhi kafe. Luna menatapnya dengan mata berbinar, ekspresinya berubah menjadi kekaguman murni pada tumpukan makanan di hadapannya. Dia mulai makan dengan lahap, tanpa memperdulikan Rendi dan juga Rei, tapi Luna makan dengan sopan, meskipun lahap.

Rei tersenyum tipis melihat Luna. Ia sudah tahu sejak zaman kuliah dulu, Luna memang gemar makan. Beberapa kali dirinya melihat Luna dan Tania di kantin kampus, meja keduanya pasti selalu terisi dengan beberapa makanan, dan yang pasti lagi, makanan tersebut milik Luna. Tapi anehnya, badan Luna tetap saja kecil.

Sementara Rendi menatap ke arah Luna, yang makan dengan lahap, dan hanya bisa menggelengkan kepala, terhibur oleh pemandangan di depannya.

Tiba-tiba, Luna menghentikan suapannya. Dia mendongak, menatap Rendi dengan tatapan tajam dan ketus.

"Kenapa ngelihat saya segitunya?" sembur Luna, menghentikan aktivitas makannya sejenak. "Kamu baru lihat perempuan yang makannya banyak, ya? Saya bukan rakus, tapi cuma semangat makan!"

Rendi tersentak kaget karena ketahuan memperhatikan Luna. Wajahnya langsung memerah, menjadi salah tingkah. Dia segera mengalihkan pandangannya dari Luna, berpura-pura memeriksa ponselnya.

"Eh, nggak... nggak kok," ujar Rendi gugup. "Saya cuma... terkesan saja dengan semangat makan Anda."

Luna mendengus kesal, tapi senyum tipis tersungging di bibirnya. Dia kembali melanjutkan makannya dengan lahap, kini dengan sedikit tambahan rasa puas karena berhasil membuat Rendi salah tingkah.

Luna kembali melanjutkan makannya dengan lahap, tapi pikirannya kini dipenuhi oleh rasa penasaran akan transformasi Rei.

"Oh iya, Rei," panggil Luna di sela-sela kunyahannya. "Kapan-kapan kamu harus cerita ke aku, proses kamu berubah jadi seperti sekarang. Aku benar-benar nggak nyangka, loh. Kalo kamu nggak nunjukkin foto lama kamu, mungkin aku sama seperti Tania, nggak mengenali kamu."

Rei tersenyum tipis, pandangannya beralih dari Luna ke luar jendela kafe. Bukan karena tidak ingin menjawab, tapi karena pertanyaan Luna memicu keraguan di hatinya.

"Bukannya menjawab Luna, Rei justru bertanya hal lain," ujar Re, nadanya serius, matanya menatap lurus ke arah Luna. "Kalo Tania tahu tentang masa lalu saya, apa Tania masih mau saya dekati, Lun?"

Luna menghentikan makannya. Dia menatap Rey dengan tatapan penuh makna.

"Pasti mau," jawab Luna, yakin.

"Dika yang dulu nol banget pun Tania mau, dia gak pernah lihat seseorang sebelah mata, Rei."

"Tapi ya nggak juga secepat kilat. Pelan-pelan aja." Luna menyeringai, senyum liciknya muncul lagi.

"Sekarang fokusnya dia kan membalas suaminya. Untuk sekarang kamu bantu diam-diam aja dulu, sebisa kamu, pakai koneksi kamu, terserah kamu bantu ngapain, yang jelas Tania nggak boleh tau soal ini."

Rei mendengarkan dengan saksama.

"Pokoknya kamu harus lakuin sama seperti cara Tania," tambah Luna, menekankan kata "Tania" dengan penuh arti. "Cerdas, terencana, dan diam-diam."

Keheningan melanda kafe. Rendi dan Rei terdiam, mencerna kecerdasan Tania yang diungkapkan Luna.

"Hmmm, aku benar-benar takjub sekaligus takut sama Tania jadinya," gumam Luna, nadanya penuh kekaguman dan sedikit gentar, menyadari betapa kuat sahabatnya di balik topeng ketenangan.

Mereka kembali melanjutkan makan, tapi suasana sudah berubah. Persahabatan, rahasia, dan rencana balas dendam kini menyatu di meja kafe itu, siap dieksekusi.

Bersambung...

1
Sunaryati
Kau hanya akan menggali kuburmu sendiri- Farah
Sunaryati
Ini yang emak tunggu
Sunaryati
Puas
Ma Em
Farah kamu tdk akan bisa melawan kecerdikan Tania , Tania bkn tandinganmu Tania bertindak dgn otak yg cerdik tapi Farah bertindak dgn nafsu bkn Tania yg akan hancur tapi Farah yg akan hancur
Sunaryati
Kutunggu kehancuran Dika dan istri barunya, serta kehilangan rumah yang ditempati sekarang
Batara Kresno
makasih thor udah up 2 bab,nah kan bosoh sh jadi jatuh kan
Batara Kresno: siap ditunggu upnya
total 2 replies
Becce Ana'na Puank
Luar biasa
Sunaryati
Lanjut Thoor, emak ingin Dika dan Farah terusir dari rumah yang ditnggali sekarang.
Sunaryati
Bersoraklah kalian jika tidak malu jingkrak- jingkrak sekalian, dan selanjutnya kalian akan nangis, karena kebalikannya. Semua milik Dika jadi milik Tania karena Tania telah banyak mengumpulkan bukti perselingkuhan kalian lebih dulu, bahkan pengakuan Dika tentang selingkuh dirinya juga direksm oleh Tania, jadi kalian tidak bisa menyangkal. Sedangkan Tania dan Rey bisa menyangkal bahkan bisa membalikkan keadaan dengan tuduhan menfitnah
murni l.toruan
aduh kok aku yang jantungan ya...penasaran banget lanjutkan saja hai para pendosa
Batara Kresno
keren thor lanjut ditunggu upnya ya makasih
Batara Kresno
🤣🤣🤣🤣🤣mampus kan miskin miskin lho bodoh
yuni ati
Menarik/Good/
Eve_Lyn: terimakasih...
total 1 replies
yulian orthe
baru baca.. penasaran apa yg bakalan tania lakukan
Eve_Lyn: ayoo baca kak heheheh
total 1 replies
Batara Kresno
dikira tania bodoh justru kalian yg masuk jebakan 🤣🤣🤣🤣 kasihan dech lho nanti gigit jari mampus
Eve_Lyn: hahaha...
total 1 replies
murni l.toruan
Baru baca saja aku emosi jiwa, Luna temani Tania ya...buat Dika pecundang menyesal
Eve_Lyn: hehehe...terimakasih kak...jangan bosen baca yaa
total 1 replies
Sunaryati
Baru mampir langsung tertarik, ini yang emak suka istri terkhianati membalas dengan elegan membuat pengkhianat kerdil dan satunya kebakaran jenggot. Emak mau kasih 5⭐ jika Tania sudah lepas dari Dika, dan Farah terbongkar keburukannya
Eve_Lyn: terimakasih Mak... hehehehe
total 1 replies
Ma Em
Tania emang yg terhebat semangat Tania maju terus buat Dika dan gundiknya menyesal 💪💪💪
partini
good story 👍👍👍👍👍
Eve_Lyn: terimakasih kakak
total 1 replies
partini
👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!