Satu hubungan rumah tangga yang di harapkan oleh istri, menjadi tempat nyaman dan tentran tapi ternyata yang dia rasakan sebaliknya. Akan kah sang istri mendapatkan kebagian dalam rumah tangganya, dari suaminya, atau bahkan di dapatkan dari orang lain.
Bab 24
Liora menunduk menahan tanggisnya agar tidak terlalu bersuara, meski tidak bisa di tutupi
karna bahu nya yang bergetar.
“ Apa om menyakiti mu dengan ucapan om nak, apa om salah berbicara “ tanya papah Bhima dengan sangat hati- hati
Liora menggeleng kan kepalanya pelan
“ Aku hanya tidak tau om, bagaimana
membalas kebaikan kalian semua “ ucapnya lirih dengan wajah yang masih setia menunduk.
Papah Bhima tersenyum hangat paham.
“ Bhim, ajaklah Liora ke rumah, kenal kan
kepada mamahmu. Pasti dia sangat senang mendapatkan anak perempuan “ ucap nya
“ Baik pah, tapi dia akan Bhima jadi kan istri pah bukan adik “ ucap Bhima sinis
“ Papah tau Bhim, siapa yang bilang adik. Apa penyembutan anak perempuan tadi “ Ucap papahnya tertawa
“ Liora memang akan menjadi anak
perempuanku dan mamahmu Bhim, menikah ataupun tidak dengan mu “ ucapnya dengan kekehan meggoda anak nya
“ Papah “ ucap Bhima
Papahnya hanya tertawa
————
Setelah kejadian di kantor tadi Bhima
memutuskan untuk membawa Liora ke rumahnya, memasuki area kompleks
perumahan mewah milik orang tua Bhima Ica benar- benar di huat takjub dengan apa yang dia lihat sekarang di depan matanya. Meskipun jantung nya berdebar kencang karna Bhima mengajaknya berkunjung ke kediaman irang tua Bhima, tapi tidak bisa di pungkiri jika dia memang benar- benar terpana dengan bangun- bangunan rumah yang berjejer
mewah.
Pintu apgar terbuka lebar oleh penjaga yang asa di rumah Bhima. Memasuki pekarangan yang luas di rumah
Bhima, Liora semakin tidak berhenti kagum.
Bhima berhenti di depan rumahnya saat ia meberhentikan mobilnya, sudah ada yang membantu membuka kan pintu di kiri dan kanan Bhima.
Liora masih terdiam di dalam melirik ke
penjaga yang membuka pintu di bagiannya, begitu pula di bagian Bhima.
Bhima memutar ke arah Liora dan mengulurkan tangannya.
“ Ayo sayang “ ajaknya
Liora membalas genggaman tangan Bhima, lalu melangkah keluar dari mobil. Berjalan bergandengan dengan Bhima.
Menaiki bebrapa undakan yang ada di teras rumah nya Bhima, Liora terkesan dengan lampu kristal yang menggantung mewah di tengah- tengah teras itu.
Saat pintu terbuka lebar mata Liora tidak berhenti kagum.
Bhima tersenyum lembut melihat tingkah Liora.
Belum sempat Bhima mengajak Liora suara yang lembut dengan senang menyapa
pendengaran Bhima san Liora.
“ Aaaaa, anak mantu mamah akhirnya nyampe juga “ sambutnya riang
Bhima tersenyum sambil tergelak pelan,
sedangkan Liora hanya mengkerut kan alisnya.
Mamah Bhima berjalan ke arah Liora.
Liora menyodorkan tangan nya hendak salim dan di sambut hangat oleh Mamah Bhima.
“ Aaah, sooan sekali dan juga cantik sekali kamu nak “ ucapnya setelah selsai bersaliman dan merangkul lembut kedua bahu Liora dari samping, mengajak berlalu duluan meninggalkan Bhima yang masih terdiam sambil tersenyum - senyum melihat tingkah mamah nya itu, lalu dia mengekori dua perempuan kesayangannya itu.
“ kamu pasti capek ya Ra, kamu udah makan belum nak “ Cerocos Mamah Bhima girang
Liora hanya menatap lekat ke arah Mamah Bhima terkejut memundurkan kepalanya sedikit menatap nya.
Mamah Bhima menyadari ke kagetan Liora
“ ah, kamu pasti heran ya Mamah tau nama kamu dari mana “ Ucapnya lembut sambil mengusap - usap lembut bahu
Liora
Mamah Bhima tersenyum memandangi setiap garis muka Liora yang memang benar- benar sangat cantik “ ih, cantik banget sih kamu nak. Hehehh, ucaphya gemas. “ Tadi palah telpon katanya Mamah bakalan kedatangan anak perempuan Mamah namanya Liora” ucapnya tersenyum riang sedangkan Liora hanya tersenyum canggung mengangguk.
“ Mahhh , jangan buat calon istri Bhima takut dong “ Ucap Bhima mendekat