NovelToon NovelToon
Nikah Kontrak

Nikah Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

Amira 22 tahun menikah kontrak dengan Ferdi baskara untuk biaya kesembuhan ayah angkatnya.
Amira bar-bar vs Ferdi yang perfeksionis
bagaimana kisah tom and Jery ini berlangsung

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

jebakan batman

“Benar, sangat mencurigakan,” tambah Lina, menatap Rahayu penuh prasangka.

“Tapi kami benar-benar tidak tahu apa-apa,” Rahayu berusaha membela diri, suaranya hampir menangis.

“Ya, makanya kamar kalian harus diperiksa,” tegas Heru.

“Silakan,” jawab Yono akhirnya dengan nada dingin. Wajahnya menegang, matanya berkilat menahan marah. “Periksa saja. Semua kamar juga diperiksa, kan? Kami hanya tersinggung, karena baru semalam bermalam di rumah ini sudah ada barang hilang, dan seolah-olah kami yang langsung dituduh bersalah.”

Anton mendengus sinis. “Jangan banyak bicara, Pak. Jangan terlalu jauh berpikir.”

“Periksalah,” ulang Yono dengan suara mantap, meski sorot matanya penuh luka.

Di sisi lain, Lasmi tampak senang. Dalam benaknya, ia yakin sebentar lagi rencananya berhasil. Ia sudah menaruh cincin itu di kamar Yono. Bayangan uang puluhan juta yang akan ia dapatkan sebagai imbalan dari pihak tertentu terlintas jelas di kepalanya.

Laras, Anton, dan Laudia juga sudah membayangkan momen Yono dan Rahayu dipermalukan. Mereka bisa melihat adegan itu dalam benak masing-masing: Amira yang mengejek, Nyonya Renata yang marah, lalu Yono dan Rahayu diusir dengan hinaan sebagai pencuri.

Polisi membuka pintu kamar Yono. Ruangan itu tampak rapi. Sprei masih tertata, seolah belum pernah ditiduri. Lantai bersih, koper sederhana tersusun di pojok ruangan.

Pemeriksaan dimulai. Polisi menunduk, memeriksa kolong ranjang, membuka koper, dan melirik ke kamar mandi yang ada di dalam ruangan. Semua normal. Tidak ada barang mencurigakan.

Heru melangkah ke lemari pakaian. Satu per satu helai baju dikeluarkan dengan hati-hati. Lasmi yang berdiri di dekat pintu tersenyum miring, yakin sebentar lagi pertunjukan dimulai. Ia hafal betul telah menaruh cincin itu di tumpukan baju berwarna hitam.

“Tidak ada apa-apa di sini,” ucap polisi.

Ruangan mendadak hening. Anton, Laudia, Laras, bahkan para ART tampak kaget. Tapi yang paling heran tentu saja Lasmi. Wajahnya memucat. Ia yakin betul cincin itu sudah ia sembunyikan di lemari Yono.

Sekilas Anton melirik ke arahnya, tatapannya curiga. “Jangan-jangan Lasmi sendiri yang menjual cincin itu… atau mungkin dia berpihak pada Viona,” pikir Anton penuh prasangka.

“Coba periksa sekali lagi, Pak,” tiba-tiba Laras angkat bicara. Sejak tadi ia diam, tapi kali ini tidak tahan. Ia tidak mau momen penting ini gagal. Amira dan keluarganya harus dipermalukan dan diusir.

“Hey! Ulet bulu! Apa kamu berani menuduh orang tuaku mencuri?” Amira bersuara lantang, matanya berapi-api. Ia jelas tidak terima Laras menyeret masalah ini ke arah Ferdi dan dirinya.

Polisi menoleh ke arah Renata. “Nyonya, apakah Anda mencurigai pasangan ini?”

Renata terdiam sejenak, lalu bertanya balik, “Kenapa memang?”

“Jika ada rasa curiga, kami bisa melakukan interogasi lebih lanjut. Kami punya metode yang bisa membuat orang yang awalnya tidak mengaku akhirnya bicara,” jelas Heru.

“Benar, lakukan saja itu, Pak,” timpal Anton cepat. Ia mulai berspekulasi bahwa Yono dan Rahayu sempat menemukan cincin itu di lemari, lalu membuangnya, atau bahkan diam-diam menjualnya.

“Bagaimana, Bu?” tanya Heru kepada Renata, selaku pemilik cincin yang hilang.

Rahayu menangis tersedu. “Pak, harus adil. Hanya karena kami baru tinggal di sini, kenapa kami yang harus diinterogasi? Seharusnya semua orang diperiksa, bukan hanya kami.”

Polisi menatapnya lekat, lalu mengangguk kecil. Namun sebelum ia menjawab, Laras kembali bersuara.

“Pak, ada yang terlewat. Bapak belum memeriksa tubuh seluruh penghuni rumah ini. Jika cincin tidak ditemukan di kamar, bisa jadi pelakunya belum sempat menyembunyikannya. Cincin itu kecil, sangat mudah diselipkan di pakaian atau saku,” ucap Laras dengan nada yang terdengar bijaksana.

Laudia langsung memuji. “Kamu memang pintar, Laras.”

“Baiklah, kebetulan ada polwan juga. Jadi untuk perempuan akan diperiksa oleh polwan, sedangkan laki-laki diperiksa oleh saya dan rekan saya,” jelas Heru, memberi tahu prosedur standar.

“Bapak dan Ibu dulu yang harus kami periksa,” lanjutnya.

“Jangan, Pak… kami mohon,” ucap Rahayu hampir menangis, wajahnya pucat.

Amira yang berdiri tak jauh mengerlingkan matanya. Ada apa dengan ibu itu? gumamnya dalam hati.

“Tindakan Anda malah semakin mencurigakan, Bu,” ucap Heru tegas.

“Kalau setelah penggeledahan tubuh tidak ditemukan apa-apa, maka kami akan lanjutkan dengan interogasi di kantor polisi,” tambahnya.

“Kenapa harus begitu?” tanya Yono, nada suaranya menahan amarah.

“Karena sikap istri Anda sangat tidak wajar, seolah-olah ada sesuatu yang disembunyikan,” jawab Heru.

Laudia, Anton, Laras, dan para ART yang awalnya bingung kini mulai menarik kesimpulan. Mereka yakin cincin itu pasti ada di tubuh Yono atau Rahayu.

“Pak, penggeledahannya sebaiknya dilakukan di depan umum, supaya semua orang tahu prosesnya,” saran Ferdi.

“Benar sekali itu, Pak,” timpal Laras cepat, nadanya penuh dorongan.

Amira mendengus kesal. “Ih, dasar ulet bulu, nyahut saja,” ucapnya ketus sambil melotot ke arah Laras.

Yono menarik napas panjang, lalu mengangguk pasrah. “Ya sudah, periksa saja,” katanya dengan nada dingin.

Polwan memeriksa tubuh Rahayu, sementara polisi laki-laki memeriksa Yono. Suasana ruang tamu yang megah itu terasa tegang. Semua penghuni menahan napas.

Laras, Laudia, Anton, dan para ART justru yang paling gelisah. Namun mereka masih yakin—cincin itu pasti ada di tubuh Yono atau Rahayu.

“Bagaimana, Pak, apakah ketemu?” tanya Anton tidak sabar.

“Tidak ada, Pak,” jawab Heru datar.

Anton terperanjat. Kenapa tidak ada? Di kamar tidak ada, di tubuh mereka pun tidak ada. Apa jangan-jangan Lasmi yang mengambil cincin itu lagi? pikirnya dalam hati.

“Apa Bapak sudah melakukan pemeriksaan dengan benar?” Laras bertanya dengan nada curiga.

“Kan semuanya bisa lihat prosesnya,” jawab Heru mantap.

“Pak, jangan hanya kami yang diperiksa. Semua juga harus diperiksa, kecuali Nyonya Renata,” usul Rahayu dengan suara bergetar.

Renata mengangguk pelan. “Benar, periksa semuanya.”

Satu per satu penghuni rumah diperiksa. Amira, hasilnya nihil. Ferdi dan Viona pun tidak ada. Seluruh ART juga tak ditemukan membawa cincin itu.

“Emang cincinnya seperti apa, Pak?” tanya Yono, masih penasaran.

Heru mengeluarkan ponselnya, memperlihatkan foto barang bukti. “Kayak gini.”

Yono menunduk, wajahnya kaku.

“Coba aku juga mau lihat,” ucap Rahayu sambil mendekat.

Begitu melihat layar ponsel Heru, Rahayu terperanjat. “Loh… itu, Pak! Itu cincin yang saya lihat!” serunya.

“Di mana?” tanya Heru cepat.

“Itu, Pak. Lihat, di jari perempuan cantik itu,” jawab Rahayu sambil menunjuk ke arah Laras.

Sekejap ruangan riuh. Polisi menoleh, matanya langsung tertuju pada jari manis Laras.

Laras refleks ikut menatap tangannya. Ia terkejut. Benar—ada cincin berkilau terpasang di sana.

Laras terlihat panik dan kaget "kenapa ada ditanganku ..kenapa ?" Tanyanya dalam hati

“Ibu, apa betul itu cincinnya?” tanya Heru dengan nada mengeras.

Renata menatap tajam, wajahnya tegas tanpa kompromi. “Lepas cincin di jari kamu, Laras.”

Wajah Laras pucat seketika. Semua orang menatapnya dengan tatapan penuh tuduhan.

1
partini
dah keluar lihat Laras gih biar mata suamimu keluar wkwkwkwk
partini
sehhhh buaya di kadalin wkwkwkk
OMG ngapain lihat Amira ma Ferdi 😂😂😂😂
partini
OMG live HS ,,hai fer lihat nih wanita yg kamu cintai
partini
sehhhh kecolongan jg aduhhhh no good
ChikoRamadani
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ Sangat menarik
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...

terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️
partini
dihhh disuruh bercinta dengan gembel kamu Ra ,,di balik aja biar Laras yg bercinta dengan gembel jangan lupa bikin video
partini
😂😂😂😂
partini
ko bisa,,wah wah dah tau dong itu jebakan makanya cincin nya di pindah tempat
Dwi Anto
buaya kok di kadalin
Wesley Cherrylava
Wah bagus jalan ceritanya ga klise
Yani
Lucu Amira dan Ferdi
Yani
Seru
Yani
Ternta Amira kembar dengan Amora
Yani
Jangan" sodaranya Amira
Yani
Bentar lagi kamu bucin Ferdi
Yani
Seru
Yani
🤣🤣🤣🤣Amira
Yani
Tenang mmh Viona , Amira punya seribu cara bikin nenek baik 🤭
Yani
Ga akan bisa Ferdi
Yani
Seru suaminya ga berkutik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!