Sebuah kisah tentang seorang wanita bernama Rumondang yang memilih menganut ilmu hitam untuk membalas dendam dan memiliki kekayaan.
Berawal dari sebuah kekecewaan dan penderitaan yang begitu berat, membuat ia harus terjerumus dalam lembah hitam untuk bersekutu dengan sesuatu yang sangat mengerikan.
Ia menempuh jalan sesat dengan memilih memelihara sesosok makhluk mengerikan yang berasal dari daerah suku Batak, Sumatera Utara, yang disebut dengan Begu Ganjang. dimana sosok makhluk ini semakin akan memanjang keatas jika semakin dilihat dan siapa yang bertemu dengannya, maka kematian yang akan ia dapatkan...
Apakah Begu Ganjang? dan apakah Rumondang dapat mencapai tujuannya?
Begu Ganjang, suara yang memanggil dalam kegelapan. Membawa kematian yang sangat mengerikan, teror yang tidak berkesudahan.
Bagaimana kisah selanjutnya, ikuti novel ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Firasat
Ulina menatap sang Inang dengan kedua mata yang membola. Ia tak senang saat wanita yang sudah melahirkannya itu memberikan tamparan dipipinya, apalagi terlihat jelas jika Rumondang berpihak pada Ture.
Ulina melepaskan jambakannya. Lalu mengusap pipinya yang merah dan terasa panas.
"Mengapa kau tidak bisa untuk mengambil makanmu sendiri didapur? Lalu bagaimana saat kau berada dirumah kos? Bangun pagi, memasak dan kuliah, apakah itu tidak pernah kau lakukan?" cecar Rumondang dengan tatapannya yang tajam.
Ulina menatap sang inang dengan raut wajah kesal bercampur amarah. "Uang yang inang beri cukup banyak, maka kami tidak perlu repot untuk memasak, sebab tinggal pesan online, pakaian kotor tinggal antar ke laundry, kalau ada yang mudah kenapa harus yanh repot," sahut gadis utu dengan wajah yang masam.
Rumondang mengulas senyum sinis. Ternyata dengan memberikan mereka banyak uang, justru membuat mereka berubah menjadi sosok pemalas dan semena-mena. "Baiklah, mulai besok, inang akan memberikan uang yang terbatas, agar kalian faham bagaimana caranya hidup,"
Ucapan Rumondang membuat Ulina dan juga Imelda ketakutan. Mereka tidak bisa kehilangan uang jatah bulanan, sebab mereka juga membiayai dua pria yang tinggal satu kos dengan mereka.
"Inang, maafkan kami, jangan potong uang bulanannya, kami janji akan menjadi anak yang baik, maafkanlah kami," kedua gadis itu berlutut dikaki Rumondang, berharap jika wanita itu mencabut ancamannya.
Melihat hal tersebut, rasa iba kembali hadir disalam relung hatinya. Jujur saja sebenarnya ia memiliki hati yang lembut pada semua anaknya, hanya saja terkadang emosi menguasai dirinya saat hatinya sudah lelah, fikirannya sudah lelah, ditambah lagi dengan tubuhnya yang juga lelah pada masa ia bekerja dikebun seorang diri.
Ia tak menjawab, namun memilih pergi dan kembali masuk ke dalam kamar, dan detik berikutnya, terdengar suara pintu ditutup dengan sebuah bantingan yang menimbulkan bunyi dentuman, dan itu menandakan jika hatinya tak baik-baik saja.
Ulina dan Juga Imelda saling tatap. Mereka tak ingin jika apa yang sudah menjadi kesenangan mereka harus hilang begitu saja, sepertinya esok pagi harus cepat kembali pulang ke kota, sebelum wanita itu benar-benar membuktikan ucapannya.
****
Rumondang tampak bersiap. Hari masih remang-remang, namun ia sudah terlihat akan pergi meninggalkan rumah.
"Ture, cepatlah bersiap," ucapnya pada boru hasian yang terlihat masih berkutat didapur. Bahkan rumah mereka masih beeduka karena Togar baru saja meninggal, dan mengapa sang inang seperti tak perduli dengan apa yang terjadi?
"Inang, aku tinggal dulu disini, aku tak ikut," tolaknya dengan sesopan mungkin.
Rumondang memasang wajah garang. Ia tak ingin dibantah. "Bersiap, dan ikut dengan Inang, bawa juga Opung Boru," titahnya dengan nada penuh penenakan.
Ture bergidik melihat tatapan tajam sang inang yang selama ini tak pernah menatapnya begitu. Kemana kelembutan yang selama ini rasakan?"
"Memangnya mau kemana, Inang?" Imelda mencoba ikut nimbrung, sebab merasa penasaran ingin tahu kemana wanita itu akan membawa adik mereka Ture pergi, dan tidak menyebutkan nama tempatnya.
Rumondang menoleh ke arah Imelda yang baru saja bangun tidur dan diikuti oleh Ulina yang tersentak bangun karena mendengar suara perselisihan Rumondang dan Ture
"Inang mau ke kebun, apakah kau ingin ikut membantu jadi buruh kuli?" Rumondang menatap kedua puterinya yang terlihat sangat manja.
"Hah! Tidaklah, Inang. Kalau urusan ke kebun itu ajak saja si Ture, nanti kulitku hitam," sahut Imelda dan menolak secara terang-terangan.
"Aku juga tak mau, Inang, si Ture sajalah ajak," Ulina tak mau kalah, sebab ia sudah bayak keluar uang untuk suntik putih agar kulitnya glowing meskipun tau resikonya sangat berbahaya bagi kerapuhan tulang, tetapi baginya penampilan adalah yang utama demi gaya hidup.
Rumondang sudah dapat menebaknya, dan ia tidak terkejut pada jawaban mereka, dan baginya yang terpenting mereka tisak mengecewakannya dna benar-benar kuliah agar kelak menjadi orang yang dapat ia banggakan.
Ture terlihat berfikir, mengapa sang inang tidak memberitahu kedua kakaknya jika ada rumah baru yang mereka beli, dan terkesan merahasiakannya.
Rumondang membuka tas-nya. Lalu mmeberikan uang untuk kedua gadis tersebut jatah mereka selama sebulan masing-masing sepuluh juta.
Sontak saja hal itu membuat Ture juga terkejut, dan mengapa inangnya memiliki uang sebanyak itu?
Disisi lain, Imelda dan juga Ulina kegirangan mendapatkan uang tersebut, dan ini sungguh diluar ekspektasi mereka, jika Rumondang hanya memberi satu juta saja.
"Terimaksih, Inang. Kau memang yang terbaik," Ulina terlihat gugup menerima uang tersebut, begitu juga dengan Imelda.
"Kami pergi terlebih dahulu, nika kalian pulang ke kota, jangan lupa kunci pintunya," pesannya pada kedua putrinya.
Mereka mengangguk dengan cepat, dan tentu mengiyakannya.
Sesaat pandangan Rumondang tertuju pada perut kedua putrinya yang sedikit membesar dengan pinggang yang mengembang. Bahkan keduanya menggunakan pakaian yang longgar.
"Mengapa perutmu membesar?" tanyanya pada Ulina, lalu menatap pada Imelda secara bergantian. Ia merasakan sebuah firasat jika ada yang tidak beres pada perubahan tubuh kedua puterinya.
Keduanya tergugup "Oh, tidak apa-apa, Inang. Mungkin karena kami terlalu banyak, saat di kos, makanya jadi gemuk," Ulina berkilah dengan wajah panik.
Rumondang menatap dengan tatapan intimidasi. "Kalau sampai kalian mengecewakan inang, maka jangan pernah harap jika inang akan memberikan ampunan pada kalian!" ancamnya dengan tatapan yang sangat tajam, dan bahkan seolah dapat membunuh nyali kedua gadis tersebut.
Ancaman itu tentunya membuat Ulina dan juga Imelda menjadi keder. Jujur saja, sesulit apapun hidupnya, ia sudah berjuang untuk mereka demi menguliahkan keduanya.
"Tidak, Inang, kami janji akan mendapatkan nilai IPK yang terbaik." janji Ulina dengan cepat.
Obrolan mereka terputus saat mobil taksi yang dipesan oleh Rumondang sudah tiba. Lalu wanita itu membawa Ture dan juga Opung Boru keluar dari rumah dan menuju ke rumah baru mereka.
Setelah kepergian Rumondang, Imelda dan Ulina terlonjak girang. Mereka akan bersiap untuk pulang ke kota.
Imelda menuju dapur, dan saat ia akan memasuki kamar mandi, ia mendengar suara rintihan lirih, dan suaranya datang dan hilang seolah terbawa oleh angin.
Karena merasa penasaran. Ia mencoba keluar dari arah dapur. Dalam samar ia kembali sura rintihan yang terdengar lirih.
Ulina terus melangkah menuju kandang babi. Ia melihat seperti sebuah kamar kecil yang terbuat dari anyaman bambu.
Langkahnya semakin dipercepat, dan ketika ia tiba didepan pintu, ia mengendus aroma anyir yang menguar dari arah dalam.
Rasa penasaran membuatnya ingin melihat apa yang ada didalam sana, lalu mendorong pintunya dengan perlahan.
Sontak ia dikejutkan dengan penampakan yang ada disalamnya, dimana Ambolas sudah sangat sekarat dengan kondisi yang memprihatinkan dan banyak lalat yang mengerubuni lukanya dan bertelur menjadi larva.
Bahkan dikepalanya terlihat banyak belatung yang berjatuhan dan itu disebabkan oleh koreng yang tumbuh dikepalanya dan dihinggapi lalat dan tidak ada penanganan hingga membuat larva berkembang biak.
berarti JK Harta Kekayaannya ikutan Musnah ,, Rumondang kembali jd Kismin lagi donk yaa ,, kembali ke Kehidupan Awal lg 🤔🤔😱😱
semoga jg Perkampungan yg td nya Mati kembali Hidup lagi dg banyak nya Masyarakat yg kembali ke Kampung Halaman nya lagi 🤗🤗🤗
Semangat Datu Silaban ,,, Kamu psti bisa Mengembalikan Tondi nya Ture lg ke Jasad nya ,, Aku menaruh Harapan Besar pada Mu , Datu 🥳🥳😘😘
Agam nya Selamat dr si Begu nya ,,, tapi Ture nya malah sdh tak berdaya ,, mna sdh di Cekik nya ,,, apakah Ture selamat , kak ❓❓🤔🤔
knp pula tu Tas yg berisi ramuan nya mlh jatuh dn hilang entaah kmna 😤🥺🥺
sumpah Loch aku deg degan bgt bacanya 😱😱
Takut jg si Agam mati di tangan si Begu 🙈🙈🙈
pdhal mereka baru menyatakan perasaan nya masing-masing Loch ,,, masa mo berpisah alam 😔🥺
ahahayyy tp kek mana dgn wrg desa yaaa kira2 akan ngamuk g ya
ogn nyebur aja dehh 🤣🤣🤣
kekasih hati yg blm terungkap secara lisan 🤣🤣🤣
ayo ture pasti berhasil doa tulus seorang anak demi keselamatan ibunya pasti didengar Rumondang berhasil memutus perjanjian pas diujung ture tercekik