SEQUEL ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!
Di usia 19 tahun, Rosetta Lorenzo melakukan kesalahan fatal sehingga membuat nama Lorenzo jatuh ke tangan orang lain setelah dijebak oleh kekasihnya sendiri bernama Elijah Blackwood. Ditambah Rosetta harus kehilangan kakeknya demi menyelamatkan Rosetta dari kukungan Elijah setelah berhasil mencuci otak gadis itu dan membuat sebuah virus komputer berbahaya yang dijual belikan ke para kelompok bawah tanah.
Demi memulihkan kembali nama keluarganya, Rosetta harus menanggalkan nama Lorenzo.
Setelah bertahun-tahun berkeliling penjuru Amerika, Rosetta yang berpikir bisa pulang ke keluarganya justru meregang nyawa di tangan mantan kekasihnya, Elijah.
Saat ia berpikir benar-benar berakhir, ketika membuka mata Rosetta justru menemukan dirinya kembali menjadi bocah tujuh tahun.
Kali ini apakah Rosetta akan melakukan kesalahan yang sama ketika takdir justru membawanya kembali bertemu dengan Elijah? Bagaimana Rosetta membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24. TERJEBAK
Rosetta dan Roderick kini berada di rumah bibinya, bermain bersama dengan Aretha kecil yang menjadi kebiasaan mereka khususnya ketika hari libur. Tempat yang sudah menjadi rumah kedua untuk si kembar itu.
Roderick seperti biasa sedang membaca bersama Lucas, namun kali ini mereka berdua menghabiskan waktu bersama dengan Dante yang menjadi guru bagi kedua bocah laki-laki tersebut untuk banyak hal. Dimana mereka bisa bertanya banyak hal dan selalu mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Sedangkan Rosetta sibuk menggambar bersama Aretha dan Arabella. Ah, mengenai Arabella, gadis itu mendapatkan beasiswa di London dalam sekolah seni. Hal yang benar-benar menjadi kebanggaan untuk keluarga Lorenzo, walau harus tinggal berjauhan dengan wanita cantik dan lembut bak bunga bakung tersebut. Saat ini Arabella sedang mendapatkan libur dari institusinya setelah semester yang melelahkan dan tentu pulang ke rumah adalah hal yang paling gadis pirang itu tunggu.
"Bumblebee?!"
Rosetta langsung melihat ke arah pintu saat mendengar suara yang telah lama tidak ia dengar. "Arthur?!" seru Rosetta.
Arthur langsung berlari kecil dan menggendong adik kesayangannya yang nakal itu, rasanya sudah lama sekali sejak ia melihat si kecil Rosetta akibat kesibukan dirinya untuk memasuki akademi kepolisian setelah kelulusan.
"Kau darimana saja?" tanya Rosetta.
"Kenapa? Kau merindukanku?" canda Arthur yang menggendong Rosetta.
"Hmp, siapa yang merindukanmu? Kau hanya bertanya," bantahnya yang jelas kalau itu tidak benar sama sekali.
Senyum lembar terpasang di wajah Arthur, tahu kalau adiknya satu ini benar-benar tidak pernah mau jujur, tapi dapat terbaca dengan jelas dari sikap dan ekspresinya.
"Ah, jadi kau tidak merindukanku. Padahal tadinya aku mau ajak untuk beli cemilan dan es krim," ucap Arthur yang berpura-pura sedih.
Mendengar hal spontan Rosetta langsung melihat Arthur dengan mata berbinar penuh semangat. "Ayo, beli!" serunya.
Semua orang tertawa melihat kelakuan Rosetta, mudah sekali memengaruhinya hanya dengan makanan saja.
"Pastikan kau membawa uang banyak kalau mengajak Rose membeli cemilannya, Arthur," kata Lucas, tidak ingin sampai kakak sepupunya itu dibuat malu karena kekurangan uang akibat menjadi korban perampokan Rosetta.
"Siapa yang kau rampok kali ini?" tanya Arthur melihat Rosetta, penasaran siapa yang dompetnya berteriak karena harus membayar cemilan Rosetta.
"Uncle Jacob," jawab Rosetta.
"Kau lebih berbahaya dibandingkan lebah. Pastikan tidak merampok pria yang tidak kau kenal dengan wajah menggemaskanmu ini atau mereka akan menculikmu," kata Arthur seraya mencolek hidung Rosetta.
"Aku tidak melakukan apa-apa, kalian yang ingin membelikanku cemilan," protes Rosetta.
"Mengambil cemilan satu troli bukankah itu merampok namanya. Jangan makan terlalu banyak cemilan atau kau bisa gemuk seperti beruang," kata Arthur.
"Bukankah beruang itu lucu," ucap Rosetta.
Arthur tertawa, "Seperti biasa tidak pernah mau kalah dalam berdebat."
"Apa benar kau akan menjadi polisi?" tanya Rosetta, ingat kalau di masa itu Arthur menjadi polisi juga tapi harus mengalami hal berat.
"Benar. Jadi jangan buat masalah atau aku akan menangkapmu," canda Arthur.
"Kau tidak akan bisa menangkapku," tantang Rosetta.
"Bumblebee?" panggil Arthur dengan nada pelan.
"Ya?"
"Pastikan untuk tidak terlibat masalah apa pun. Aku tidak ingin sampai sesuatu yang buruk menimpamu. Kau harus hidup tenang dan bahagia," ucap Arthur.
"Kenapa tiba-tiba bilang seperti itu?" tanya Rosetta bingung karena tidak biasanya Arthur bersikap seperti ini.
"Bukan apa-apa, hanya saja aku akhir-akhir ini bermimpi buruk tentangmu," kata Arthur seraya berjalan ke sofa dan mendudukkan Rosetta di sampingnya.
"Mimpi buruk?"
"Iya, mimpi yang sangat buruk. Pokoknya di masa mendatang, apa pun yang terjadi padamu kau harus memberitahuku. Jika kau butuh bantuan kau harus mencariku. Jangan berjuang sendirian," kata Arthur.
Napas Rosetta terasa berhenti sesaat ketika ia mendengar hal itu. Apakah Arthur juga mengingat masa depan sama seperti Rosetta? Tunggu, tapi Arthur bilang kalau ia mimpi buruk dan bukannya mengingat. Mungkinkah butterfly effect akibat Rosetta yang kembali ke masa lalu? Apa jangan-jangan secara tidak langsung bukan hanya dirinya yang memiliki ingatan masa depan itu? Oh, jika benar maka ini akan buruk, terutama kalau serpihan ingatan itu ada di pihak musuh.
"Rose?" panggil Arthur saat ia mendapati Rosetta tiba-tiba diam dengan wajah shock.
"Ah," Rosetta tersentak kaget saat mendengar Arthur memanggil namanya.
"Kau baik-baik saja?" Arthur memeriksa Rosetta, namun terkejut ketika ia mendapati tubuh dingin gadis itu. "Rose? Kau kenapa? Kau sakit?" panik Arthur.
Mendengar suara panik Arthur, Dante langsung mendekati mereka berdua, dan disusul oleh Lucas serta Roderick yang mengekor di belakang.
"Ada apa?" tanya Dante.
"Rose tiba-tiba tubuhnya dingin," jawab Arthur.
Dante segera memeriksa keadaan Rosetta. Bisa ia lihat bahkan wajah gadis itu memucat, entah apa yang membuat Rosetta seolah seperti baru melihat hantu.
"Aku baik-baik saja. Perutku hanya sakit tadi," dusta Rosetta yang telah kembali pada ketenangan dirinya. Tidak ingin membuat kehebohan karena hal kecil.
"Perutmu sakit? Sekarang masih sakit?" tanya Dante khawatir.
"Sudah tidak terlalu. Boleh aku minta air," kata Rosetta.
Mendengar hal itu, Arthur langsung bangkit berdiri dan berlari ke dapur untuk mengambilkan air minum.
Arabella langsung duduk di samping Rosetta dan merangkul bocah itu, jelas kalau ia juga terlihat panik.
"Rose kenapa? Rose sakit?" tanya Aretha kecil yang berdiri di hadapan Rosetta dengan pandangan khawatir.
Rosetta mengelus kepala Aretha, tersenyum kecil ketika melihat bagaimana adiknya mengkhawatirkan Rosetta.
"Minumlah," suruh Arthur yang telah kembali dan menyodorkan segelas air minum kepada Rosetta.
Tanpa banyak bicara, Rosetta mengambil gelas tersebut dan meminum air hingga habis. Ia benar-benar shock akan pengakuan Arthur kalau ia bermimpi tentang Rosetta, terutama dengan nada bicara Arthur yang seolah ia membicarakan masa mendatang.
"Sudah lebih baik?" tanya Dante.
Rosetta mengangguk.
"Kurasa ini karena kau terlalu banyak makan snack dan es krim semalam. Setelah ini aku akan bilang pada Mommy untuk mengunci lemari cemilanmu, kau terlalu banyak makan itu akhir-akhir ini," kata Roderick tegas, ia tidak senang jika melihat adiknya sakit.
Ingin sekali Rosetta membantah, tapi ia tahu kalau kembarannya ini bisa sangat keras kepala jika sudah memasang nada tegas seperti itu. Tidak mungkin akan bisa dilawan.
"Istirahat saja. Sebentar lagi Mommy kalian akan kembali dari belanja," suruh Dante, menepuk pucuk kepala Rosetta.
Mereka kembali melakukan aktivitas seperti sebelumnya, sedangkan Rosetta dipaksa untuk berbaring di sofa untuk istirahat. Tidak ingin terjadi sesuatu kepada gadis kecil itu.
"Rose?" panggil Dante yang duduk di karpet dan bersandar pada sofa, mencoba bicara dengan gadis itu santai.
"Ya?" sahut Rosetta.
"Daddy dan aku akan pergi untuk beberapa saat ke Brasil," beritahu Dante.
"Brasil?!" Rosetta langsung kaget mendengar nama negara itu, yang mana menjadi rencana pembangunan cabang Lorenzo.
"Benar, cabang perusahaan akan dibangun di sana. Jadi Daddy-mu dan aku akan pergi untuk melihat lokasinya selama beberapa hari," kata Dante.
"Kenapa Brasil?! Bukankah sudah kukatakan kalau di sana bukan tempat yang bagus. Kalau kalian membuka cabang Lorenzo di sana, dalam beberapa tahun itu akan bangkrut," Rosetta kembali kehilangan ketenangannya, padahal jelas-jelas ia sudah memberikan kode beberapa hari lalu saat rapat waktu itu kalau Brasil bukan tempat yang tepat.
"Kenapa bisa bangkrut? Kita bahkan belum memulainya. Di sana populasi orangnya sangat tinggi dan belum memiliki sistem teknologi baru, jadi akan menguntungkan Lorenzo," kata Dante.
"Brasil negara berkembang yang tingkat kejahatannya sangat tinggi. Akan sangat berbahaya kalau membangun perusahaan sekelas Lorenzo di sana. Brasil berfokus pada hasil alam dan wisata bukan yang berfokus dalam segi teknologi. Lagi pula banyak organisasi dan sindikat di sana, jelas kalau mereka akan menekan perusahaan cabang setiap saat," jelas Rosetta dengan nada kesal
"Lalu harus dimana jika bukan Brasil?" tanya Dante tanpa mengubah nada suaranya yang tenang dan santai.
"Toronto, di sana tempat yang tepat untuk membangun cabang Lorenzo. Kota strategis yang dekat dengan beberapa kota besar yang sudah fokus dengan teknologi," jawab Rosetta.
Dante menoleh ke arah Rosetta dengan senyum lebar, lalu berkata, "Got you."
Rosetta langsung membeku ketika ia paham dengan yang terjadi. Dengan cepat Rosetta hendak beranjak pergi untuk melarikan diri namun ia ditahan oleh Dante.
"No, no, you can't run away from me, Rose. Kau sepertinya harus banyak menjelaskan sesuatu," kata Dante dengan senyum puas.
Ah, bodohnya aku. Seharusnya aku sadar kalau Uncle Dante sedang memancingku. Dan sekarang ia tahu kalau aku bukan sekedar anak tujuh tahun biasa, umpat Rose dalam hati.
salah satu cerita terbaik d sini..
salute👍👍👍🥰🥰🥰
berharap rosetta sama leonard atau rossy sama phanter dapat bersatu setelah semua selesai dan kehidupan mereka saat saat bahagia