Danau yang sangat tenang bahkan para warga kalau malam juga ada yang mencari ikan di sana, namun beberapa bulan terakhir ini malah muncul gosip yang tidak sedap.
di mulai dari seorang pria hilang begitu saja dari danau itu saat mencari ikan, bahkan ada yang mengatakan pernah melihat selendang merah menari nari di atas air.
apa yang ada di danau itu sebenar nya?
siapa yang sudah membuat masalah di sana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Perahu tidak bisa jalan
Untung nya walau ponsel sibuk berdenting sejak tadi, Purnama tidak dengar karena dia ada di luar dan tidak bawa ponsel sehingga dia masih tidak tau kabar grup yang sedang ramai membahas setan danau, karena saat ini dia pun lagi sibuk mencari arwah nya Paijo di tempat yang amat di takuti orang lah tentu nya.
Siapa yang tidak takut dengan danau ini sekarang karena bentuk nya saja amat lah mengerikan sekali, apa lagi empat manusia itu sudah benar benar melihat nya sehingga mereka pasti akan menolak keras apa bila mau di ajak di danau yang kalau siang hari sangat indah pemandangan nya.
Arya dan Purnama serta member lain sibuk mengobrak abrik danau untuk mencari di mana selendang merah ini berada dan kekuatan nya seperti apa, yang jelas mereka juga mau tau wujud nya iblis ini bagai mana sehingga dia menjadi sangat jahat dan mengerikan sekali aura nya sehingga membuat lawan merinding.
Ini ratu ular saja mulai takut bila lawan menjadi sangat kuat dan sebenar nya dia ini iblis apa, danau ini sudah lama dan juga sudah banyak orang yang mencari ikan di sini. tapi sebelum nya baik baik saja, lalu sekarang malah datang pula masalah masalah yang jelas terasa sangat aneh untuk mereka.
"Memang kuat sekali aura nya, Ar." ujar Maharani yang sudah datang lebih dulu di sini.
"Ini baru pinggiran saja, Kakak belum lihat lagi lorong yang di sana." jawab Arya.
"Arwah apa yang menunggu danau ini? kenapa baru sekarang dia membuat ulah ya!" Maharani bergumam pelan.
"Aku pun tidak tau dan yang jelas aku merasa takut." jujur Arya.
Maharani melirik adik nya yang menghelai nafas karena dia memang sedang takut sekarang, Maharani berusaha menguatkan dia agar tidak takut untuk melihat apa yang ada di danau ini. toh mereka juga bukan mau langsung perang, mau melihat dulu bagai mana keadaan nya danau dan seperti apa wujud nya iblis ini.
Kalau nanti memang iblis nya langsung menyerang maka di sini lah semua akan terjadi, mau tak mau mereka pun pasti akan menghajar nya juga agar dia merasa jera, entah siapa yang akan kalah dan menang karena mereka juga belum tau pasti soal itu.
Arya takut nya mereka kalah dan pikiran dia sama dengan Purnama, takut bila ada salah satu member yang terluka hingga kemudian musnah. kalau mereka yang terluka maka bisa saja nanti pas mati masih jadi arwah, ini kalau para member maka pasti nya mereka akan musnah di tempat ini.
"Ayo datangi lorong itu." Maharani siap terbang kesana.
"Aku gendong saja ya di punggung mu." pinta Arya.
"Cepat naik lah, bisa terbang sendiri pun saja sibuk minta gendong." rutuk Maharani.
"Kan enak kalau di gendong Kakak, ayo kita mencari nya." Arya sudah naik di punggung Maharani.
"Mau langsung menyergap atau mau mengintip dulu di pohon itu, Ar?" tawar Maharani.
"Intip saja dulu, harus nya lebih enak kita pakai sampan tadi." sahut Arya.
"Mau sampan siapa pula yang di colong, ya sudah lah kita intip di pohon itu saja dulu." Maharani pun hingga di atas pohon yang besar itu.
"Kok ada Cakra?!" kaget Arya melihat sepupu nya.
"Ku suruh dia datang, dari pada jadi pengangguran saja maka lebih baik kesini." Maharani yang menjawab.
Cakra satu ras dengan Maharani sehingga dia patuh berada di bawah perintah nya ratu burung hantu ini, tidak berani mau macam macam dan memang sekarang Cakra kan sudah taubat ketika semua hidup nya berubah arah. dulu nya jalang tapi sekarang malah jadi Ayah yang baik, begitu pula akan tingkah istri nya.
"Lama aku menunggu, takut keburu di lahap selendang merah juga." rutuk Cakra.
"Tau takut juga bocah ini, kau lihat apa lah sejak tadi?" Arya bertanya pelan.
"Tidak lihat apa apa, bahwa arwah yang tidak berguna pun sama sekali tidak ada yang lewat! tempat ini sepi dari apa pun, seolah para arwah ini takut mau lewat sini." jawab Cakra.
"Luar biasa sekali selendang merah ini, sebenar nya siapa dia sehingga menjadi sangat kuat dan juga bengis." gumam Maharani yang masih bertanya tanya.
"Kata Yasmin dia akan akan keluar saat saat tertentu, apa lagi nanti di jam satu sampai jam tiga." ucap Arya.
"Siap siap lah, takut nya dia tau ada kita dan sudah pasti kita akan bertempur dengan nya secara habis habisan." ujar Cakra yang cemas duluan sekarang.
Tiga pasang mata menatap danau yang hening tanpa ada riak air nya, mereka melihat kesana kemari untuk memperhatikan apa bila selendang merah ini keluar dari tempat nya. apa yang akan selendang merah itu lakukan apa bila tidak ada nelayan, mungkin kah dia akan bermain main pada permukaan danau yang sepi ini.
"Itu siapa yang datang pakai sampan?!" kaget Arya karena mengira nelayan.
"Masih saja ada yang ngeyel mau cari ikan, nanti kalau mati keluarga nya sibuk menangis!" kesal Cakra yang memang cara bicara nya kasar.
"Bukan, itu Purnama yang datang." seru Maharani.
"Tidak mungkin lah, ngapain dia naik perahu!" Cakra masih menyangkal nya.
"Kau lihat itu rambut nya yang pirang kena cahaya bulan!" tunjuk Maharani.
Cakra dan Arya memperhatikan dengan seksama dan memang benar kalau yang naik sampan itu adalah Purnama dengan Xiela, mata biasa akan mengira Purnama hanya sendirian serta perahu nya jalan sendiri. padahal yang mengayuh adalah Xiela, dan Purnama berdiri di depan untuk melihat apa saja yang akan datang di hadapan nya ini.
"Sudah ada kelihatan hantu nya?" tanya Xiela menatap kesana kemari.
"Belum ada, aku malas sekali kalau main petak umpet begini." keluh Purnama.
"Tidak mungkin dia takut kan, kata Yasmin saja dia sangat kuat." seru Xiela.
"Dia bukan takut kalau menurut ku, tapi hanya ingin mempermainkan lawan saja dan menunjukan bahwa diri nya sangat sakti." ucap Purnama.
"Siapa sebenar nya dia, kenapa dia begitu licik dan kuat!" Xiela bingung juga dengan tingkah selendang merah.
"Kemana ini Maharani dan Arya, ayo kita langsung ke lorong nya saja." ajak Purnama.
Perahu mereka pun menuju lorong sempit dan juga seram itu, namun sesaat Xiela tersentak kaget karena perahu mereka tidak bisa maju lagi, entah apa yang sudah membuat perahu mereka tidak bisa jalan. Purnama menoleh dan Xiela memberikan kode, mereka bersiap untuk menunggu lawan muncul karena aneh saja perahu di kayuh tapi tidak bisa jalan.
Selamat pagi besty, yok dukungan nya ya karena hari ini othor mau ajukan kontrak.
perlihatkan saja dukun nya di bantai sama hantu penunggu danau.biar tau tuh Bustamin dan harahap