NovelToon NovelToon
Istri 108kg Tuan Bara

Istri 108kg Tuan Bara

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:8.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bunga Peony

Hanya karena bentuk fisik yang tak seindah wanita lain. Alice harus menelan pil pahit sebuah pengkhianatan suami.

"Ckkk." Gavin berdecak seraya terkekeh mengejek. "Apa kamu tak berkaca, Alice? Lihat tubuhmu itu, sudah seperti babi putih. Bulat tak ada lekukan. Ukuranmu yang besar itu sudah membuatku jijik. Jangankan untuk menyentuhmu, senjataku saja tak mau berdiri saat melihatmu mengenakan pakaian minim di kamar. Apa pun yang kamu kenakan untuk merayuku, tak mampu membuatku berhasrat padamu. Apa kau mengerti!"

Penghinaan serta pengkhianatan yang Gavin lakukan pada Alice meninggalkan luka yang begitu dalam, hingga membuat hati Alice membiru.

Mahkota yang seharusnya ia hadiahkan pada suaminya, justru menjadi malam petaka dan cinta satu malam yang Alice lakukan pada Bara, kakak iparnya sendiri.

Bagaimana malam petaka itu terjadi? Bagaimana Bara bisa menyentuh Alice saat suaminya saja jijik menyentuhnya? Lalu apa yang akan Alice lakukan untuk melanjutkan hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Peony, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17. Bertemu masa lalu

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, akhirnya Yonna tiba di bandara internasional. Ia tersenyum tipis melihat suasana tempat itu tak berubah, masih sama seperti yang ia tinggalkan lima tahun yang lalu.

Yonna sengaja tak memberitahukan pada keluarganya tentang kepulangannya hari ini, ia ingin memberikan kejutan pada keluarganya.

Yonna melangkah anggun keluar dari bandara dengan menarik kopernya, namun baru saja ia keluar dari pintu bandara. Tampak seorang Pria yang begitu terburu-buru tak sengaja menabrak tubuh Yonna dengan begitu keras, cukup membuat tubuh wanita itu limbung karena kehilangan keseimbangan dan siap jatuh ke lantai.

Andai saja lengan lelaki itu tidak sigap menangkap pinggul rampingnya agar ia tidak terjatuh. Posisi mereka saat ini sangat dekat, tubuh pria itu yang membungkuk menatap wajah Yonna dengan terpesona. Waktu seakan berhenti berputar di antara mereka.

Mata Yonna melebar dengan sempurna setelah menyadari sosok pria yang sangat ia benci, namun kini ada tepat di hadapannya, bahkan tubuhnya pun berada dalam pelukannya. Tanpa sadar Gavin semakin mengeratkan rengkuhannya di pinggul Yonna semakin memotong jarak yang ada di antara mereka.

“Gavin,” lirih Yonna tanpa sadar. Hembusan nafas serta aroma tubuhnya membuat Gavin menelan ludah, di tambah bibir merah wanita itu bagai buah ceri yang ranum membuat pandangan mata Gavin tak bisa teralihkan.

Takdir memang seakan ingin mempermainkannya, Yonna yang ingin menghindar dari keluarga Apsara justru dipertemukan kembali dengan salah satu dari mereka tepat saat ia baru saja menginjakkan kakinya di kota itu.

Kedua anak manusia yang dulu pernah dipersatukan dalam ikatan pernikahan itu pun kini terdiam dengan pikiran mereka masing-masing.

Yonna yang sadar langsung mendorong tubuh Gavin agar rangkulan pria itu terlepas dari tubuhnya. Jantung yang berpacu membuat wajahnya memanas.

“Maaf, aku tidak sengaja menabrakmu. Namaku Gavin dan kamu?”

Gavin langsung mengulurkan tangannya untuk berkenalan, tentu ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan berkenalan dengan wanita cantik. Apalagi Yonna termasuk kriteria wanita yang ia sukai.

“Terima kasih telah menolongku. Tapi maaf aku sedang terburu-buru!” ketus Yonna mengabaikan. Ia baru saja ingin melangkah pergi, tetapi tangan Gavin lebih dulu menahan pergelangan tangannya. Mata mereka kembali bertatapan dalam diam.

Sentuhan kulit mereka membuat darah wanita itu berdesir. Segera Yonna menepis tangan Gavin dengan kasar.

“No Yonna, kamu bukan lagi Alice tapi Yonna. Please dada ini jangan berdebar! Jangan!” batin wanita itu. Ia berusaha untuk meredam rasa jengkelnya agar tidak terlalu kentara di wajahnya dan akan menimbulkan banyaknya pertanyaan.

Gavin mengangkat sebelah alisnya, menelisik wanita cantik dan seksi yang ada di hadapannya kini. Ia seperti familier dengan wajah cantik itu hanya saja otaknya tak mampu mengingat siapa wanita yang ada di hadapannya kini.

“Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya Gavin mencoba memastikan, apalagi tadi pria itu sempat mendengar gumaman pelan Yonna yang menyebut namanya.

Pertanyaan itu kembali membuat Yonna gelisah. “Tidak! Saya tidak mengenal Anda, permisi Tuan!” tandasnya langsung berusaha pergi meninggalkan Gavin begitu saja. Meninggalkan Gavin yang masih terpana dengan kecantikan wanita yang baru saja ia temui itu.

“Cantik, tapi sayang sedikit judes. Tapi … yang galak-galak seperti ini yang cukup menantang,” ucap Gavin sembari tersenyum simpul seorang diri. Ia menarik kopernya kembali, melirik benda kecil yang melingkar di pergelangan tangannya.

Lelaki itu harus segera berangkat, waktu yang dimilikinya sangat mepet jika tidak mungkin saat ini Gavin akan mengejar Yonna dan meminta nomor telponnya. Hal yang selalu dilakukan Gavin saat bertemu wanita cantik lainnya.

Nyatanya setelah menikah dengan Gisella dan meninggalkan istrinya dulu tak mampu membuat Gavin bahagia, tuntutan demi tuntutan yang dilakukan Gisella akan materi membuat Gavin muak dengan wanita itu. Ia seakan hanya dijadikan ATM hidup untuk memenuhi hasrat berbelanjanya. Jadi apa salahnya jika Gavin mencari kebahagiannya sendiri di luaran sana?

“Baru juga sampai sudah bertemu dengannya! Sial sekali hidupku, untung saja dia tidak mengenaliku atau mungkin ia pun tak ingat jika pernah memiliki istri sepertiku!” gerutu Yonna sepanjang jalan.

Hatinya terasa sakit, bahkan setelah ia menyadari jika rasa itu masih terselip di dasar hatinya. Bahkan ia mengutuk dirinya sendiri yang masih mencintai mantan suaminya setelah rasa sakit yang ditorehkan begitu dalam.

Langkah kaki Yonna semakin cepat hingga tiba di parkiran depan ia memanggil sebuah taksi untuk mengantarnya pulang.

Di taksi wanita itu hanya diam, menatap pemandangan dari jendela. Bergelut dengan pemikirannya saat ini. Hidupnya yang terlalu rumit bagai benang kusut yang sulit untuk diurai.

“Untung aku tidak membawa Noah pulang bersamaku, bagaimana jika aku bertemu dengannya dan ia mengenali Noah sebagai putranya. Aku tak mau ia merebut Noah dariku,” pikir Yonna Khawatir.

Noah kecil sangat mirip sekali dengan Daddy-nya. Hanya melihatnya sekilas mereka bagai pinang dibelah dua dalam versi beda usia. Yonna bahkan merasa Tuhan tak adil padanya, Ia yang mengandung bocah itu selama tujuh bulan dan ia juga yang membesarkannya hingga menjadi bocah pintar dan banyak tanya. Tetapi kenapa tak ada yang mirip dengannya kecuali senyumannya saja.

Waktu berlalu begitu cepat, taksi kini sudah memasuki halaman rumah. Yonna turun dari taksi dan membayar ongkosnya. Ia juga dibantu oleh supir taksi untuk mengeluarkan koper yang ia bawa.

Yonna berdiri dan menatap rumah yang kini ada di hadapannya dengan perasaan sedih. Lima tahun ia meninggalkan rumah itu, janji yang ia katakana akan pulang setiap tahun hanya menjadi janji yang menguap begitu saja.

Rasa rindu kini kian membuncah di dadanya, tak ia hiraukan rasa takut saat mendapati kedua orang tuanya yang pasti akan marah besar padanya nanti, karena ia pulang sendiri tanpa membawa cucu mereka. Yonna tak tahu apa keputusan yang ia ambil saat ini sudah benar atau tidak.

Langkah kaki itu semakin mendekat, ia memencet bel yang ada di samping pintu dan menunggu hingga pintu itu terbuka layaknya seorang tamu.

Hingga kedua pintu dari kayu yang kokoh itu terbuka. Menampilkan perempuan tua yang sebagian rambutnya telah memutih dimakan usia. Keriput di matanya tampak jelas kentara. Mata Yonna menghangat melihat wanita tua di hadapannya saat ini.

“Maaf anda siapa dan mau cari siapa?” tanya Maya lembut. Ia memindai wanita cantik yang ada di hadapannya kini dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Maya merasa familiar dengan wajah wanita yang ada di hadapannya itu. Hanya saja melihat tubuhnya yang berkali-kali lipat berbeda, membuat Maya ragu apa benar wanita cantik itu adalah seseorang yang selama ini ia rindukan.

“Apa Mama tak mau memelukku?” ujar Yonna menahan air matanya yang sudah mendesak untuk terjatuh di pipi.

Mata Maya melebar dengan sempurna mendengar suara yang begitu ia hafal diluar kepala. Matanya mulai berkaca-kaca dengan ekspresi takjub tak percaya. Ia kembali memindai tubuh Yonna, berpikir apa yang ia lihat hanyalah khayalannya belaka.

“Alice, itu kamu, Nak? Ini benar kamu, ya Tuhan …,” Maya tak mampu melanjutkan ucapannya.

Maya langsung menghambur ke tubuh ramping itu dan membawanya ke dalam pelukannya yang hangat. Cinta seorang ibu yang tak pernah putus pada anak-anaknya walau dalam keadaan apa pun.

Maya begitu bahagia, hingga bulir-bulir Kristal itu mengalir dengan deras, berlomba-lomba untuk turun membasahi pipi.

Dua wanita beda generasi itu hanyut dalam perasaan di depan pintu hingga tak menyadari ada mobil hitam yang terparkir di depan sana, seorang lelaki berkaca mata hitam memperhatikan setiap gerak-gerik mereka.

~bersambung~

1
Vien Habib
Luar biasa
Anonymous
Next senja
Helen Nirawan
gk ada yg mau ngalah , heran
Helen Nirawan
kebiri aj tuh si gavin dasar kampret 😈
Helen Nirawan
suami istri sama2 sinting , ampun 😈
Helen Nirawan
kasian baby ny 😓
Helen Nirawan
aduuhh klo mo kurus yg alami jgn makan obat , serem tau , efek ny gk bgs
Helen Nirawan
alice2 lu mo.bikin itu ulet bulu hancur boleh , boleh banget , tp gk hrs ampe lu di cium kan , lu bini org , sadar , tubuh lu di obral gt ?mikir
Anonymous
Next
Helen Nirawan
biar gmn jg klo mereka nikah , selama ny berurusan dgn keluarga ny , gk mgk kan gk ketemu gk kumpul2 , gk bs lepas , itu yg susah , akan ada ribut , gk ngaruh tggl pisah ato engga , krn si gavin sialan itu pasti cari penyakit mulu 😨😓
Helen Nirawan
klo diliat mereka berdua sama2 salah
Helen Nirawan
Bara lu aneh tau , dr awal lu tidur berdua itu , lu mo kawinin dia krn emak lu , terus lu jg mo tanggung jawab jg bkn krn lu sayang cinta ma alice , cuman sekedar tgg jwb doank , kesan ny jd terpaksa
Helen Nirawan
jgn sampe ketemu , awas aj
Helen Nirawan
gk usah nyari in alice , buat apa ? klo kamu kawin in buat apa ? dia di sakitin keluarga elu , coba mikir klo kawin berarti msk lagi dlm keluarga yg nyakitin , sapa yg dodol mo msk kesitu
Helen Nirawan
awal2 belain alice mati2 an , eh pas liat lgs si cewe kampret brubah pikiran , trus denger dia hamil.makin keliatan tuh brubah ny , sama aj ujung2 ny , anak bpk emak sama 11 12 , alice kamu dah ditalak napa msh disitu tggl ny , aneh , angkat kaki lah , heran
Helen Nirawan
bs gk jgn cengeng , cowo murah gt gk usah ditangisin gk penting tau 😓
Anonymous
Next
sihat dan kaya
tiada istilah derhaka pada mertua.... cam kan itu... org tua egois
sihat dan kaya
ahhh kau sendiri tak mampu melahirkan anak perempuan... cerewet si nenek ini .. tak suka peel org tua mcm ni .. egois..tak bercermin diri...
Anonymous
R
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!