NovelToon NovelToon
Dikhianati Tunangan Dinikahi Pria Mapan

Dikhianati Tunangan Dinikahi Pria Mapan

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:148.5k
Nilai: 5
Nama Author: Itta Haruka07

Kelahiran bayi hasil pengkhianatan tunangan dan adiknya, membuat Nara merasakan puncak kehancuran. Rasa frustrasi dan kecewa yang dalam membuat Nara tanpa sengaja menghabiskan malam dengan seorang pria asing.
“Aku akan bertanggung jawab dan menikahimu.” -Daniel Devandra Salim
“Menikah dengan pria asing? Apakah aku bisa bahagia?”
“Seluruh kekayaanku, akan kugunakan untuk membahagiakanmu.”
Dalam pernikahan yang dikira menjadi jalan bahagia, Nara justru menemukan sebuah fakta yang mengejutkan tentang Devan yang tidak pernah dia sangka. Di saat yang sama, ipar alias mantan tunangannya mencoba meyakinkan Nara bahwa dia hanya mencintai wanita itu dan menyesal telah mengkhianatinya.
Akankah Nara berhasil mendapatkan kebahagiaan dalam pernikahannya dengan Devan?
Ataukah dia mengalami kegagalan dan kembali pada mantannya?
*
*
Follow IG @ittaharuka untuk informasi update novel ini ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Bara membawa Nara ke ruang kerjanya, yang kini sunyi senyap. Dio, sekretarisnya, sudah pulang sejak lama. Hanya ada Bara dan Nara di ruangan itu, terendam dalam kegelapan yang hanya diterangi oleh cahaya redup dari luar yang masuk melalui jendela.

Namun, di tengah kegelapan itu, Nara bisa melihat sorot mata Bara yang menyala tajam, mengintimidasi. Sorot mata itu bukan sorot mata Devan yang ia kenal.

Bara, dengan tatapan yang menusuk, bertanya, “Kenapa kamu bisa ada di kantor ini, Nara?” Suaranya berat, rendah, dan penuh ancaman.

Nara berusaha mengatur napas, mencoba menenangkan debar jantungnya yang bergemuruh. Meskipun ia tahu bahwa Devan yang ada di hadapannya saat ini bukanlah Devan yang ia kenal, ia masih bisa merasakan sisa-sisa cinta dan kesetiaan pada suaminya. Devan, siapa pun dia, tidak akan menyakitinya. Ia percaya akan hal itu.

Dengan gugup, Nara menjelaskan, “Aku … aku bekerja di sini.” Suaranya sedikit gemetar, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang dan percaya diri.

Mendengar pengakuan itu, Bara—yang tersembunyi di balik topeng Devan—meledak. Emosi yang selama ini ia pendam memuncak. Marah. Ia marah bukan hanya karena Nara melanggar aturannya—aturan yang ia tetapkan untuk melindungi Nara—tetapi juga karena Nara telah mendekatinya, menginjak wilayahnya. Ia merasa dikhianati, diperdaya.

“Kau … kau berani melanggar peraturanku?!” suara Bara meninggi, penuh amarah. Ia berdiri tegak, menunjukkan dominasinya. “Aku sudah melarangmu bekerja di perusahaan ini! Kenapa kau tidak menurut?!” Amarahnya membuncah, menunjukkan sisi gelap Bara yang tak pernah Nara lihat sebelumnya, selain kejadian singkat di pesta pernikahannya malam itu.

Kegelapan ruangan seolah semakin pekat, mencerminkan amarah yang membara di dalam hati Bara. Nara terdiam, terkejut oleh ledakan emosi Bara yang tiba-tiba dan menakutkan. Ia menyadari bahwa ia telah memasuki wilayah yang berbahaya.

“Dev, aku minta maaf. Aku mau jujur sama kamu, tapi …” kata Nara, suaranya gemetar, dipenuhi rasa takut dan keraguan.

“Tapi apa?!” sentak Bara, suaranya keras dan tajam, menunjukkan ketidaksabarannya. Tatapan matanya tetap tajam dan mengintimidasi.

“Ta-tapi … tapi aku mau tunggu nanti malam, setelah kita … melakukan hubungan suami istri, Dev. Jangan marah!” Nara mencoba menjelaskan, suaranya hampir tak terdengar.

Gadis itu berharap pendekatan ini bisa menenangkan Bara, membuatnya lebih lunak. Ia ingin menyampaikan kebenarannya, tetapi rasa takut masih menguasai dirinya.

Bara tersenyum, tetapi itu bukan senyum yang ramah. Itu adalah senyum menyeringai, mengerikan, yang membuat bulu kuduk Nara merinding. Pria itu lalu memegang rahang Nara dengan satu tangannya, sentuhannya kasar dan penuh tekanan.

“Jadi, kamu sudah tidak sabar ber-cinta denganku?” tanya Bara, suaranya terdengar mengejek, mengusik. Senyum menyeringainya semakin lebar, menunjukkan dominasi dan superioritasnya.

Nara merasakan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang jauh lebih dingin dan berbahaya daripada yang pernah ia rasakan sebelumnya.

‘Ya Tuhan, ini bukan Devan. Aku harus menyelamatkannya. Aku harus … aku harus bisa membuatnya kembali.’

“Devan, kamu jangan bikin aku takut, Dev. Aku Nara … istrimu!” Nara memohon, suaranya bergetar. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

“Devan? Kamu pikir aku Devan? Aku Bara!” Bara menjawab dengan tegas, suaranya dingin dan tanpa emosi.

Pria itu melepaskan rahang Nara, kemudian tangan besarnya mulai bergerak, menyusuri lekuk tubuh Nara. Sentuhannya dingin, keras, dan kasar, tidak seperti sentuhan Devan yang lembut dan penuh kasih sayang.

Nara gemetar, tetapi ia berusaha melawan. Ia harus tahu apa yang terjadi pada suaminya. Ini adalah kesempatannya, kesempatan untuk mengungkap kebenaran.

“Bara? Bagaimana kamu bisa menjadi Bara? Aku tahu, kamu Devan, suamiku?” Nara bertanya, suaranya bercampur antara rasa takut dan penasaran.

Wajah Bara terlihat semakin marah. Amarahnya kian memuncak. Ia menjawab dengan suara tinggi, “Devan terlalu lemah untuk mengatasi masalah. Aku bisa lebih baik, lebih handal daripada dia. Dia tidak akan tega menyakitimu, tapi aku bisa!” seru Bara dengan tegas, suaranya penuh dengan keyakinan dan ancaman. Ia menunjukkan sisi gelapnya, sisi yang kejam dan tanpa ampun.

Tangan Bara bergerak semakin li-ar, jari-jarinya mera ba tubuh Nara dengan kasar. Ia menggenggam salah satu benda kenyal Nara dengan kuat, sentuhannya dingin dan tanpa ampun.

Nara berusaha menepis, menolak, tetapi Bara terlalu kuat. Dengan mudah, pria itu sudah menidurkan Nara di atas meja kerjanya, tubuh Nara tertekan di permukaan yang keras dan dingin.

“Kau sudah membuatku kesal, Nara. Seharusnya kau tidak ada di perusahaan ini. Kau akan melihatku menjadi monster seperti ini. Devan … Devan tidak menyukainya,” bisik Bara, suaranya terdengar rendah dan mengancam. Ia mencium bibir Nara dengan kasar, menghi sap dan menggi gitnya tanpa belas kasihan.

Nara memohon, mencoba melepaskan diri, “Dev, jangan begini!” Ia berhasil melepaskan bibirnya dari Bara untuk sesaat, mencoba meraih wajah Bara, memohon agar Devan kembali.

“Aku Bara … dan aku bisa mendapatkan apa pun yang kuinginkan!” Bara membentak, kemudian dengan kasar dan kuat menarik kemeja Nara hingga kancingnya terlepas, mengungkapkan kulit Nara yang pucat karena ketakutan.

“Devan, jangan begini! Lakukanlah dengan lembut …” Nara memohon lagi, suaranya teredam oleh isak tangisnya.

“Aku tak peduli!” Bara membentak lagi, tangannya semakin kuat mere mas dada Nara.

Namun, di tengah keputusasaan, sesuatu berubah. Nara, yang sebelumnya melawan, kini memeluk Bara dengan erat.

‘Mungkin … mungkin jika aku memeluknya, jika aku menunjukkan perasaan cintaku, Devan akan kembali. Aku harus mencoba.’

“Devan, sadarlah! Aku istrimu … aku akan selalu menemanimu. Jangan membuatku takut, Dev!” kata Nara terisak, suaranya bercampur antara rasa takut dan kasih sayang yang mendalam. “Apa kamu nggak kasihan sama aku? Kamu nggak mencintaiku?”

Suara Nara, suara isak tangisnya yang penuh keputusasaan, menembus lapisan amarah yang menutupi Bara. Kata-kata Nara, kata-kata cinta dan kesetiaan, menciptakan getaran lembut di dalam hati Bara, menghancurkan tembok pertahanan yang selama ini ia bangun.

Perlahan, amarah Bara mereda, diganti oleh rasa sakit dan kerinduan. Ingatan akan Devan, kepribadian aslinya, mulai muncul kembali. Tangannya yang kasar melembut, cengkeramannya melemah. Bara memejamkan mata, tubuhnya lemas, dan perlahan-lahan, ia tertidur. Devan, kepribadian yang lembut dan penyayang, kembali menguasai tubuhnya.

“Nara,” Devan berbisik, suaranya masih lemah, tetapi di dalamnya ada kelembutan yang sudah lama hilang. Ia terdengar seperti baru saja bangun dari tidur panjang.

Nara semakin erat memeluk Devan, isak tangisnya masih terdengar. Ia merasakan kelembutan dan kehangatan yang sudah lama dirindukannya. Devan telah kembali.

“Dev, aku takut!” Nara masih memeluk Devan, suaranya bergetar. Ketakutan yang baru saja ia alami masih terasa nyata.

Devan, dengan tubuh yang terasa lemas, perlahan melepaskan pelukan Nara. Dalam cahaya redup ruangan, ia melihat pakaian Nara yang terbuka, kancing kemeja yang terlepas, dan tubuhnya yang terpapar.

Seketika, wajah Devan berubah pucat. Ia langsung melepas jasnya dan menutupi tubuh Nara dengan lembut, menutupi bagian tubuhnya yang terbuka dengan kain jasnya yang hangat.

“Nara … ada apa ini? Kenapa kamu begini? Dan … bagaimana kamu bisa ada di sini?” Devan bertanya, suaranya dipenuhi kekhawatiran dan kebingungan. Ia berusaha memahami situasi yang membingungkan ini.

***

Amnesia bang, kan elu yang bawa dia ke situ 🤭🤭

1
K4RL4
rindu atuh sm mak othornya... mak othor update nya limi bingits sih, hihihi...
next chapter y mak othor...
Sri Rahayu
ditunggu lanjutan nya Thorr....😘😘😘
Asih Rahmadhani Bohara
ini kox blum up jg sch kk
MommyRea
selamat bertemu kembali Thor 😊... sudah rindu dgn karyamu...akan kasi jejak tiap episodenya 💪.. like vote subscribe untuk salam pertemuan kembali..👍
Chacha
aq ikut baris napas panjang ini Nara😤rasanya kyk di ruang sidang yachhh...menegangkan n menakutkan
Soraya
updatenya dikit bgt ya thor
Soraya
knp Nara gak ikut masuk waktu devan dipanggil ke dalam
Soraya
salah ketik nama thor Danil
Alif
ternyata wktu mabuk blm di sentuh
Mebang Huyang M
ini seram bangat , kau harus kuat nara .
Alif
oke thor, dirimu yg nabik aq yg nempeleng
🍒 ig@ittaharuka 🍒: terindikasi korban tidak bisa melawan 🤣🤣
total 1 replies
Asih Rahmadhani Bohara
kox lama banget up nya kak.
Mebang Huyang M
salam sehat thor. ini baru baca bab 1 udh nyesak. kok bisa udh tunangan 5 thn. dan org tua tega bangat dgn anaknya yg lain menderita demi kebahagian anak yg lain.
🍒 ig@ittaharuka 🍒: sehat selalu ya Kak🥰
total 1 replies
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
jgn mau tetap pke mobil lain aja
Cicih Sophiana
sama othor yah Rindu... klo sama Endra no
Cicih Sophiana
semoga Devan baik baik saja di sana...
Cicih Sophiana
ayo sembuh yah Dev semangat...💪🏻💪🏻 tunjukkan ke semua orang yg bilang kamu gila... klo kamu sangat baik baik saja
Cicih Sophiana
syukurlah akhirnya Bara bisa menerima Nara... krn Nara begitu tulus menerima Bara dan Devan dlm satu tubuh
Cicih Sophiana
tetap lembut dan penuh kasih sayang Nara menghadapi Bara... agar Devan kembali merindukan kasih sayang kamu...
Cicih Sophiana
orang yang banyak duit dan kesempatan itu gampang untuk selingkuh...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!