NovelToon NovelToon
Cinta Orang Kantoran 4 : The Sinner

Cinta Orang Kantoran 4 : The Sinner

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:52.6k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Mereka sama-sama pendosa, namun Tuhan tampaknya ingin mereka dipertemukan untuk menjalani cinta yang tulus.

Raka dan Kara dipertemukan dalam suatu transaksi intim yang ganjil. Sampai akhirnya keduanya menyadari kalau keduanya bekerja di tempat yang sama.
Kara yang supel, ceria, dan pekerja keras. Berwatak blak-blakan, menghadapi teror dari mantan suaminya yang posesif. Sementara Raka sang Presdir sebenarnya menaruh hati pada Kara namun rintangan yang akan dihadapinya adalah kehilangan orang terpenting di hidupnya. Ia harus memilih antara cintanya, atau keluarganya. Semua keluarganya trauma dengan mantan-mantan istri Raka, sehingga mereka tidak mau lagi ada calon istri yang lain.
Raka dan Kara sama-sama menjalani hidupnya dengan dinamika yang genting. Sampai akhirnya mereka berdua kebingungan. Mengutamakan diri sendiri atau orang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ten

“Karaaa!!” Puspa berlari ke arah Kara dan langsung memeluk sahabatnya itu. Eris pun ikut neneluk Kara dengan erat.

“Gila lo berduaaaa, baru kemarin kita makan mie ayam dua porsi di kantin,  gue udah kangen aje sekarang!!” seru Kara.

“Yang makan mie ayam dua mangkok cuma lo, betewe. Lo ngapain sih pake ke Kantor Pusat segala Wooooy! Gimana ceritanya lo bisa dipisahin dari kita-kita giniiii?!” seru Puspa sambil mengguncang-guncang tubuh Kara.

“Gue kena sial gaeees. Ini gara-gara Eris feelingnya bener!” tunjuk Kara ke Eris.

“Lah gue malah nanya kok feeling gue bener! Lo pernah ketemu Pak Yudhistira ya sebelumnya? Dia tahu nama lo tuh dari awal meeting!”

Kara menghela nafas panjang.

“Ya gue memang kenal dia. Tapi sebelum gue tahu kalau dia adalah pemegang saham kita.” kata Kara.

“Kapan?”

Dan Kara menjelaskan mengenai COD yang tadi dia jelaskan ke teman-teman kantornya. Mengenai skandal biarlah hanya Dia, Raka dan Bu Stephanie saja yang tahu.

“Sesuatu yang mahal tapi transaksinya COD itu… apa’an? Tas? Komputer? Mobil? Apa? Hape?” tebak Eris.

“Laptop.” Puspa langsung yakin. “Kemarin laptop lu baru. Udah gue duga itu second. Karena yang barunya mehong banget!”

Salah sih, dia memang beli laptop tapi bukan second seperti yang diduga Puspa. Biar nggak jadi pertanyaan Kara hanya diam sambil tersenyum saja.

Dia malas ditanya-tanya lebih jauh.

“Ra, ngomong-ngomong, kemarin lu jadi booking cowok dari Rapunzel?” tanya puspa. Nah inilah biang kerok yang mengajarkannya berkunjung ke aplikasi dating.

“Hmmmm… jadi sih.” Kara ragu-ragu ingin cerita. Karena itu berarti dia harus cari alasan untuk bohong lagi.

“Terus gimana udah ketemuan dong?” tanya Puspa penasaran.

“Duh bahaya loh cari pacar lewat dating online. Kalo ditipu gimana?!” sahut Eris.

“Platform yang daftarnya aja bayar, kayaknya nggak mungkin nipu deh. Apalagi kalau sampai dilaporkan membatalkan pertemuan sepihak tanpa konfirmasi, bisa kena denda. Sebagai ganti rugi waktu. Depositnya langsung hangus.”

“Dan di banned oleh platform sampai jangka waktu  yang tidak ditentukan.” tambah Kara. Hal itu sekaligus menjawab penasaran Puspa. “Lo Di Banned?! Kok bisaaa?!”

“Iya, gue udah ke hotel tapi nggak ketemuan.” kata Kara

“Orangnya nggak sesuai sama foto?”

Kara menggaruk-garuk rambutnya kebingungan. “Nggak tahu, gue nggak ketemu sama orangnya. Gue booking tapi gue nggak ketemuan.”

Dan Kara diam.

Puspa dan Eris saling lihat-lihatan.

“Ya ampun Raaa.” Kemudian Puspa memeluknya.

Kara sendiri tak mengerti kenapa ia dipeluk.

“Lu takut Raaa? Gue ngerti selama ini lo main aman, cinta lo ke ‘si brengsek mantan’ tulus banget. Lo masih trauma sama percintaan. Maaf ya Ra gue nganjurin lo ke aplikasi dating. Soalnya lo kelihatan depresi habis cerai. Gue pikir kalau lo pacar-pacaran lo bisa seneng lagi.”

“Gue nggak sedepresi itu sih.” gumam Kara dipelukan Puspa.

“Hm.”

Deheman itu membuat Kara menengadahkan kepalanya ke atas.

Lagi-lagi Big Boss ada di sana.

Apakah ia selama ini menguntit Kara?!

Kenapa sekarang dia selalu ada setelah sebelumnya dia tidak ada?!

“Pak Yudhis! Se-selamat sore bapaaaak,” Puspa dan Eris langsung menunduk menghormat.

“Kalian tim audit juga? Dibawahnya Gita?” tanya Raka.

“I-iya Pak. Betul.”

“Mulai minggu depan pindah ruangan ke Kantor Pusat ya.” sahut Raka.

“Baik Pak!”

“Ya udah, minggir. Saya mau ke mobil ambil dokumen. Kara kamu jangan pulang dulu, kamu pikir ke Bogor nggak pakai ‘bekal’? Pelajari dulu kontraknya.” gerutu Raka sambil membuka pintu mobil yang ternyata dari tadi berada di belakang Kara cs.

“Yaah gaesss.” gumam Kara sambil bisik-bisik.

“Ya udah kami pulang duluan ya cuuuy.” sahut Puspa sambil dadah-dadah.

“Jaga kesehatan Karaaaa, tetap makan banyak yaaa!” bisik Eris sambil berlalu.

Tinggal Kara yang cemberut sambil menatap Raka yang membuka map di parkiran mobil. “Bawa ini dan ini.” sahutnya sambil menyerahkannya ke Kara. “Yuk ke atas.”

Yuk Ke Atas adalah kalimat yang sama yang ia ucapkan kemarin saat mereka bertemu.

Membuat bulu kuduk Kara langsung meremang.

Sampai di lantai 35, di area ruang Direktur Utama. Sebagian besar Karyawan sudah pulang, hanya ada jajaran Staff Ahli dan Corsec saja di sana.Lantai 35 ini adalah Divisi khusus untuk Strategis Corporate. 5 orang Staff Ahli, 5 orang Corporate Secretary, 5 orang Administrasi, dan 5 orang Internal Audit. Sisanya 2 orang Personal Assistant President Director. Yang sebentar lagi tinggal 1 yaitu Kara seorang.

Kara nengok kanan kiri, ia sudah mulai memahami budaya kerja di Induk Usaha.

Ternyata… mungkin khusus untuk divisi sekretariat saja, Hubungan mereka dengan Raka lumayan akrab bagai keluarga besar. Itulah sebabnya Raidan cukup nyaman berada di lantai 35, dan para karyawan memperlakukan Raidan seperti adik mereka sendiri.

Sifat asli mereka mulai tampak setelah jam pulang, setelah di luar jam kerja.

“Raka My Men, hari ini nge-Gym?” tanya Alan sambil menyerahkan dokumen ke Pak Boss.

“Gue agak capek Lan. Dari kemaren salah urat.” Raka melirik Kara. Kara berusaha tidak menggubrisnya.

“Besok lu jadi ke Bogor kan?” Elang nimbrung

“Jadi.”

“Sama Kara?” Elang menunjuk Kara.

“Iye ama sapa lagi, Stephanie kagak bisa gue ajak jalan. Lo inget nggak dia muntah-muntah di BMW i7?! Udah mobil spek hebat masih aje dia muntah-muntah!” omel Raka.

“Lu ngajak pas dia trimester pertama ya iya lah hiperemesis.” sahut Elang.

“Ra, pastikan Pak Boss nggak lagi-lagi kabur makan sate kambing. Dia bisa pusing seharian macam hang over!” sahut Alan.

“Itu gara-gara paginya gue habis meeting sama Tante gue, Alaaaan, bukan berarti gue kolesterol tinggi.”

“Nggak bisa, Pak. Umur lo udah hampir setengah abad. Ada indikasi lo emang punya beban penyakit.”

“Umur lo nggak beda dari gue Alaaaan! Lo menang babuface ajeee!”

“Emang nasib jadi Babuface, si Majikan ganteng gak mau kalah.” gerutu Alan sambil mencubit pinggang Raka.

“Anjing, itu titik sensitif, cuy.” Raka langsung menepis tangan Alan dan berniat kabur.

“Gue tahu, sayang.” Alan berlagak mau cubit lagi.

Kara langsung ingat. Kemarin ia melakukan hal yang sama.

Dan akibatnya dia langsung digarap.

Ternyata itu titik sensitifnya. Di pinggang.

“Dooh bapak-bapak udah sore becanda mulu, tenaga nggak habis-habis kayaknya!” Siti kipas-kipas sambil lewat. “Nggak cukup meeting besar penuh amarah hah? Nggak cukup?!”

“Siti lu pijetin pundak gue nih, salah urat. Habis angkat galon kemaren.” desis Raka sambil duduk di kursi Siti dan menepuk-nepuk punggungnya.

“Angkat galon? Punya lo dispenser galon bawah Pak, ngangkat dari mana? Geser aja jadi.” sahut Siti sambil membuka botol minyak tawon.

“Galon yang lain, anjir…” Jason lewat sambil cekikikan. “Maaf ya Dek Karaaaa.”

dia panggil Kara ‘adek’. Ya memang Kara yang paling muda di sana.

Kara langsung lempar sendal ke arah Jason.

“Hahaayyy!” Jason langsung kabur sambil absen pulang.

“Aku mau tanya deh, kok pas sore kalian nih tingkahnya gragas ya?!” Kara berkacak pinggang meminta penjelasan.

Karena suasananya memang langsung berubah 180 derajat, sudah seperti di rumah sendiri.

1
SasSya
😃😂
ketahuan
udahhhh
gas.. dapat restu dr sahabat dan seng mantan gebetan
dian😺
lah? jadi? kok isoh???😂
Nurlela Nurlela
komplikasi atau kontraksi?
dian😺
tuman! 🤣
Murdiyanti Soemarno
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Hesti Ariani
istilah anyar iki
Memyr 67
𝖽𝗂𝗍𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗄𝖾𝗅𝖺𝗇𝗃𝗎𝗍𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺
mboke nio
mas raka ....mas raka bucin kan jadinya....😁
Hesti Ariani
baru nyadae kau kawan😄
fitri sasmita
karya ini banyak .emberikan saya pelajaran ,bagaimana seharusnya bersikap kepada orang lain saat bekerja. profesional dalam bersikap di kantor duhhh kebayang hidup saya dulu sebelum baca2 novel kak septira
jutek, g senyum, ngomong asal2an. dari novel ini saya belajar cara bersikap, belajar bahasa2 gaul, singkatan gaul yg saya juga g paham bahasa anak muda sekarang.
keren bagus novelnya
buaaagusssss
Angspoer: Alhamdulillah kalau bermanfaat ya jeeeeng
total 1 replies
Hesty Mamiena Hg
lhaa? Kenapa security ini selalu datangnya telat dibandingin lakonnya ya? 🤔
Hesty Mamiena Hg
eehh.. Dasar Banci!
Beraninya sm perempuan? di depan umum lagi? Waahhh kasus inih! 😠🤨🧐
Hesty Mamiena Hg
novel karyanya Madam emang gk main2..👍🤩
mamaqe
mamaq manggut2
Ama Lorina Raju
double update yg gini nih bikin happy 😍😍😍😍😍👍👍👍 sehat2 ya tor
𝕭𝖚𝖊 𝕭𝖎𝖒𝖆 💱
entahlah apa maksud kmrn" Raka & cathlyn slalu bareng ...
Wiwit Duank
tuuhh kan Raka gitu loh 😂
Daisy🇵🇸HilVi
hadeeeww mas alaaaann baik bangeeett huhuhuhu
Daisy🇵🇸HilVi
idiih mau ngapain sih, bikin emosi reader aja wkwk
Indah
Caitlyn jodohnya Alan kan dah bonding banget ma anaknya caitlyn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!