Tita, gadis yang hanya hidup berdua dengan ibunya, karena bapaknya tidak mengakuinya. lebih tepatnya, bapak itu menikah lagi setelah ibunya mengandung dirinya. ditambah lagi banyak orang yang tidak menyukai sang ibu, yang hanya seorang wanita buruh tani diladang orang lain.
sampai akhirnya, tita yang saat itu sedang membantu ibunya membersihkan ladang sawah orang, tidak sengaja tersambar petir sehingga mengundang kehebohan. dan Untung saja dia tidak meninggal, tetapi satu hal yang berbeda dari dirinya. dia mendapatkan sedikit kemampuan, yaitu kemampuan meracik herbal-herbal yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian, dan juga untuk perikanan.
lalu bagaimana perjalanan tita setelah berhasil lolos dari maut itu ?
ikuti terus ya teman-teman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. informasi olimpiade
pagi harinya pun tiba. seperti biasa Ibu Susan bangun di jam 04.00 subuh dan mulai memasak serta menyiapkan sarapan untuk anak-anak itu.
Tita dan juga kedua temannya bangun lebih awal. mereka memasak air panas untuk air mandi mereka. Karena suhu udara di tempat ini yang sangat dingin, membuat air juga ikutan dingin. dan kalau tidak diberikan air panas, bisa dipastikan kalau mereka mungkin akan membeku.
Setelah semuanya selesai, dan setelah salat subuh pun selesai mereka semua langsung meninggalkan kediaman tersebut dan melanjutkan aktivitas masing-masing.
Ibu Susan kembali pergi menjual ikan, begitu pula dengan Tita yang berangkat sekolah bersama dengan kedua sahabatnya. sementara sepeda mini milik tita itu didorong, dan sesekali mereka akan menaiki sepeda tersebut secara bergantian.
setelah hampir satu jam mereka berjalan kaki, akhirnya, anak-anak itu pun sampai di sekolah SMA negeri 1 siraman.
"Alhamdulillah..!! Akhirnya sampai juga.." ucap Lina dan Sari. Mereka berdua hampir menyerah karena belum terbiasa melakukan perjalanan jauh ini. Namun, tentunya berbeda dengan Tita.
"hah!! Istirahat dulu ya.." ucap Sari yang langsung mendudukkan tubuhnya di sebuah pinggiran jalan, yang memang sengaja di buat tinggi, agar bisa di manfaatkan untuk duduk.
"hah!! Iya nih. Lagi pula, belum ada orang." sambung Lina.
Tita juga ikut duduk bersama dengan teman-temannya. Sementara sepeda mini miliknya sudah di parkir di samping mereka.
"kamu tiap hari begini ta..? Aku nggak bisa bayangin di mana lelahnya perjalanan kamu." ucap Sari.
"betul banget ta. kaki ini sampai pegal. Beda saat kita jalan hari Sabtu."
Tita yang mendengar penuturan kedua temannya itu pun tersenyum.
"aku sudah biasa sar, Lin. Jadi nggak terlalu kerasa lagi."
"hebat kamu ya ta! perjalanan jauh yang ditempuh hampir 1 jam ini mampu kamu tempuh. salut deh sama kamu!" ujar Sari sambil mengangkat kedua jempolnya.
"bener banget ta. aku salut banget sama kamu dan ibu. ternyata perempuan-perempuan kuat itu beneran ada. dan istilah wonder woman itu bukan kaleng-kaleng. semangat ya ta." sambung Lina. tita pun tersenyum.
"Kalian juga harus semangat! baru segini saja kalian sudah hampir mau nyerah. hidup itu harus dijalani, seperti kita melewati jalan setapak untuk melewati rintangan. makanya kita semua harus semangat. kalau mau jadi orang sukses, Jangan mudah menyerah di tengah jalan."
"SETUJU!!" ucap kedua sahabat tita secara bersamaan.
"eh ayo kita sarapan dulu yuk!! nanti pisang gorengnya jadi dingin." ucap tita ketika mengingat bekal yang diberikan oleh Ibu Susan.
"ah benar juga!!"
tita pun mengeluarkan bekal itu dari dalam plastik yang diletakkan di keranjang sepedanya. Di sana juga ada bekal untuk makan siang mereka.
Mereka pun langsung memakan pisang goreng Itu sambil terus bercakap-cakap. banyak hal yang mereka bahas, terutama seputar penjualan mereka kemarin.
mereka juga sudah mengatakan kepada Ibu Susan, agar terus diizinkan ikut menjual ikan di hari Minggu. setidaknya, mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri sambil menunggu biaya dari kedua orang tua mereka.
dan setelah itu, Mereka pun kembali masuk ke dalam kelas, karena waktu sudah mulai menunjukkan bahwa sebentar lagi sekolah akan masuk. dan mereka tentu tidak ingin terlambat.
"ayo kita masuk.!! sebentar lagi bel mungkin akan berbunyi." ucap Lina sambil bangkit dari tempat duduknya. kemudian ikut membantu teman-temannya membersihkan sisa-sisa makanan mereka.
"iya juga ya!! nggak kerasa banget. padahal masih pengen beristirahat." keluh Sari. namun akhirnya mereka tetap beranjak dari sana dan masuk ke dalam kelas.
dan setelah 5 menit mereka menunggu, kelas Mereka pun dimulai. mereka belajar dengan mata pelajaran matematika hari ini. dan lagi-lagi, kita merasa kalau pelajaran yang diajarkan ini cukup mudah dan bahkan penjelasan Sang guru cepat masuk dan dipahami olehnya.
*****
tak terasa waktu istirahat pun tiba. tita dan kedua temannya memilih untuk tetap berada di dalam kelas, dan mulai menyantap makan siang mereka.
"Kalian tahu nggak, saking miskinnya aku dan ibu, dan Baru beberapa minggu ini aku bisa menikmati ikan dan juga udang. dan alhamdulillah banget tau nggak. kalau nggak mungkin aku dan ibu setiap harinya hanya akan bergantung dengan belas kasihan orang, dan bahkan mungkin hanya mengandalkan sayuran-sayuran liar saja yang ada di hutan." ujar Tita kepada kedua temannya.
Sari dan Lina memilih untuk diam. menurut mereka, kehidupan tita sudahlah sangat berat. apalagi Tita Tak memiliki seorang ayah yang bisa diandalkan untuk menopang perekonomian mereka.
walaupun mereka juga bukan orang kaya, tetapi mereka masih memiliki seorang ayah yang mau mengurus serta mengirimkan mereka biaya. mereka juga masih memiliki lahan pertanian yang bisa dimanfaatkan untuk menanam berbagai macam tanaman guna menopang kebutuhan hidup mereka.
mereka juga tak bisa berkata-kata, karena sesungguhnya hati mereka juga sakit. sakitnya mereka rasa, bukan karena mereka yang mengalami, tetapi mereka merasa sakit karena tita dan ibunya benar-benar Tak memiliki tempat untuk mengadu.
"kalian kenapa diam aja..?" tanya Tita. Sari dan Lina mulai saling memandang namun dengan cepat memberikan senyuman.
"apaan!! kita nggak diem kok. cuman kita lagi mikirin tugas bahasa Inggris nanti. Aku benar-benar tidak mengerti loh." jawab Lina apa adanya.
"aku juga!!! i do i do itu, benar-benar sangat membuatku pusing." sambung Sari.
"loh, bukankah semalam kita sudah belajar dan membahasnya. kalian bilang sudah paham.!" seru Tita kepada kedua temannya. kedua sahabat tita pun langsung cengengesan.
"kita sengaja ngomong kayak gitu ta, karena kita sudah capek banget mau cepat-cepat istirahat. apalagi, bukan cuma kami berdua aja yang capek. kamu juga kan capek.." ucap Lina dengan senyum tak enak di wajahnya. tita yang mendengar penuturan kedua temannya pun menggelengkan kepala.
"ah terserah kalian saja lah!!"
saat mereka sudah selesai makan siang, tiba-tiba ada beberapa OSIS yang datang menempelkan beberapa informasi di masing-masing kelas. Tita dan kedua sahabatnya yang melihat hal itu langsung berjalan mendekat.
"informasi apa nih.!" seru mereka bertiga.
"wah, ini mah pengumuman untuk orang yang mau ikut olimpiade sains tingkat sekolah. dan informasinya, akan dilaksanakan di masing-masing kecamatan. baru setelah lulus akan dilanjutkan ke tingkat kabupaten. dan hadiahnya.. wah lumayan guys!! 25 juta untuk juara pertama.!! dan sekaligus dapat piala dong!!" seru Lina dengan heboh sendiri.
"hah!! beneran!! wah beruntung banget mereka yang mau ikut olimpiade. dan juga yang pintar. Hah! apalah daya kita yang memiliki otak telur yang mudah pecah ini." ucap Sari berkeluh kesah.
"berapa lama pendaftarannya guys..?" tanya Tita tiba-tiba menibruk mereka.
"hah! sebentar!! pendaftarannya dari hari ini sampai 5 hari ke depan."
"daftar yuk?" ucap tita lagi kepada kedua temannya. Sari dan Lina yang mendengar ajakan dari tita langsung saling memandang. kemudian, mereka kompak memandang ke arah Tita kembali.
"serius lu..? bukannya nggak mau Ya ta, tapi kita nggak sanggup loh.." ujar Lina yang langsung dibalas dengan anggukan kepala dari Sari.
"hai coba dulu lah!! kan ada sistem eliminasinya. mana kita tahu kemampuan kita kalau kita tidak coba." ajak Tita. namun kedua temannya itu memilih untuk diam karena mereka sudah tahu batas kemampuan dari otak mereka.
Kl surya gak tegas ma rukmi makin hancur dah hidupnya