NovelToon NovelToon
Pengantin Pengganti Untuk Tuan Muda

Pengantin Pengganti Untuk Tuan Muda

Status: tamat
Genre:Romantis / Arogan / Konglomerat / Drama / Pengantin Pengganti / Tamat
Popularitas:55.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Biru Samudera

Season 1.

Kisah cinta antara bangsawan buta dengan seorang pelayan.

Alex Smith, seorang bangsawan raya yang mengalami kebutaan karena kecelakaan. Sialnya lagi, ia ditinggalkan oleh calon istrinya yang tidak mau menerima keadaan Alex.

Pada akhirnya, Alex menikah dengan Kinara Lee, seorang pelayan biasa yang menjadi pengantin pengganti. Kinara rela menikah dengan laki-laki yang tak mencintainya hanya karena tawaran yang menggiurkan.

Namun, benarkah hanya itu alasan mereka untuk menikah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru Samudera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24: Diserang Lagi

Setelah penolakan tuan muda Smith di kamar mandi, Kinara menjaga jarak dengan pria itu. Ia tidak pernah menemui Alex Smith lagi, meski hanya sekedar untuk mengantarkan makanan atau minuman. Alex bukannya tidak menyadari perubahan sikap gadis itu, tapi pria itu memilih untuk bersikap seakan tidak peduli. Kesempatan mereka bertemu hanya saat jam makan, tapi Kinara selalu lebih dulu menyelesaikan makannya lalu menghindar. Bagaimana pun, harga dirinya terluka atas sikap tuan muda Smith.

"Ck! Dasar menyebalkan!" Kinara mendecih, lalu memukulkan buku di tangannya ke atas meja.

"Oops, maaaf ...." Gadis itu buru-buru menunduk sembari meminta maaf pada orang-orang yang menatap tajam ke arahnya.

Gara-gara tuan muda Smith yang menyebalkan itu, ia lupa kalau sedang berada di perpustakaan kota. Ya, tempat inilah yang menjadi satu-satunya tempat pelarian yang ideal bagi Kinara. Selain gratis, ia tidak perlu repot-repot berbasa-basi dengan orang lain. Gadis itu pun bisa puas memaki tuan muda arogan itu lewat coretan di atas kertas, atau mengepalkan tangan ke langit-langit perpustakaan yang bercorak awan itu.

"Mom, Dad, apakah aku sudah mengambil keputusan yang tepat?"

Kinara mendesah pelan. Ia menopang dagu dengan kedua tangannya. Jika sedang merenung seorang diri seperti saat ini, kadang ia ragu apakah telah membuat keputusan yang objektif. Baginya, pernikahan dengan tuan muda Smith bukan permainan, meski pria itu sendiri memintanya menikah bukan karena cinta, dan ia sendiri setuju karena iming-iming yang menggiurkan dari Alex Smith. Biar bagaimana pun, janji suci mereka di atas altar nanti bukanlah lelucon. Namun, kalau melihat sikap tuan Alex yang menjaga jarak dengannya seperti sekarang, Kinara ragu, apakah pernikahan mereka bisa bertahan sampai akhir?

Gadis itu mengambil ponselnya di atas meja, layar itu menyala dan menampilkan nama nyonya Beatrice. Kinara buru-buru menjawab panggilan itu sambil melirik ke kanan dan kiri, takut mengganggu pengunjung yang lain.

"Halo, selamat siang, Nyonya," bisiknya lirih. Tangan kanannya ia gunakan untuk menutupi mulut dan ujung ponsel bagian bawah.

"Halo, Sayang. Di mana kamu? Ah ... aku sudah berulang kali memintamu untuk memanggilku dengan sebutan Mom, apakah itu terlalu sulit?"

"Saya sedang di perpustakaan, Nyonya. Eh, maksud saya, Mom."

Terdengar suara nyonya Beatrice yang terkekeh dari seberang sana. Wanita itu berdeham beberapa kali sebelum berucap, "Pulanglah, kamu belum mencoba gaun pengantin bersama Alex. Resepi kalian tinggal dua hari lagi."

"Engg ... itu ...." Kinara memilin ujung bajunya dengan gugup. Entah mengapa mendengar nama Alex membuat jantungnya berdebar dengan tidak tahu diri.

"Halo, Kinara?"

"Oh, iya, Mom. Baik, aku akan segera pulang. Sampai ketemu sebentar lagi. Bye ...."

Kinara mematikan ponselnya dan memasukkan benda persegi itu dalam saku celananya. Ia merapikan tasnya lalu berdiri, mengembalikan buku "Kau Tak Perlu Mencintaiku" ke tempat semula.

"Alex, Alex, Alex ...." Bibir mungil Kinara terus bergumam pelan di sepanjang koridor perpustakaan. Mulutnya masih tetap menyebutkan nama itu meski ia sudah sampai di tempat parkir sepeda motor.

"Alex Smith ... aku membencimu!" teriak Kinara dengan tangan kanan terkepal ke udara. "Tidak mau bantuanku? Huh! Siapa juga yang mau dekat-dekat denganmu!"

Kinara mengabaikan tatapan aneh orang-orang yang berlalu-lalang di sekitarnya. Persetan! Ia perlu pelampiasan untuk emosinya yang menumpuk ini. Gadis itu mencibir sinis sebelum memakai helm. Tak lama kemudian, deru mesin yang menyala terdengar di udara. Gadis itu memacu kendaraan roda duanya kembali ke rumah keluarga Smith.

Keluar dari halaman perpustakaan, Kinara membelokkan kemudi ke kanan. Ada jalan pintas yang biasa dilewatinya, lebih cepat sampai dan tidak terlalu ramai. Ia baru berjalan beberapa meter ketika tiba-tiba muncul sebuah mobil ranger berwarna hitam dari tikungan di sebelah kanan. Kendaraan roda empat itu melaju berlawanan arah, menyasar tepat ke arah Kinara.

Kinara menekan klakson dengan panik, berharap pengemudi di depan sana segera sadar dan menyingkir. Hawa dingin menerpa tubuh Kinara ketika mobil itu justru menambah kecepatan tanpa berbelok. Gadis itu menarik tuas rem sekuat tenaga. Bunyi decitan ban yang tajam menggema di udara, bersamaan dengan jeritan Kinara yang melengking tinggi.

Brak!

Suara hantaman besi yang saling beradu memekakkan telinga. Kinara terpaku menatap dua buah mobil yang ringsek di depannya. Entah dari mana datangnya, sebuah mobil jeep hijau menabrak ranger itu dari samping hingga berputar 180 derajat. Gadis itu masih berusaha meredakan debar jantungnya tatkala seorang pria berwajah oriental keluar dari mobil jeep dan menghampirinya.

"Anda tidak apa-apa, Nona?" Pria berkacamata hitam itu tampak khawatir.

"Tidak, tidak apa-apa. Aku tidak apa-apa," jawab Kinara dengan suara sedikit bergetar. Terlambat sedikit saja, ia pasti sudah mati. Mati. Ada seseorang yang menginginkan kematiannya, ia baru ingat hal itu. Sial kuadrat! Sepertinya penyerangnya sudah mengawasi sejak tiga hari lalu hingga tahu rute pulang-perginya.

Seketika tubuh Kinara membeku, ia mengawasi sekitar dengan waspada. Benar saja, pengemudi ranger hitam itu keluar dengan pistol teracung di tangan kanannya, membidik ke arah Kinara. Pria itu sempoyongan, darah mengalir dari pelipisnya.

Kinara belum sempat memberikan reaksi ketika merasakan dorongan yang cukup kuat mengempaskan tubuhnya hingga terguling di trotoar, hampir bersamaan dengan suara letusan pistol yang menyalak kencang.

Pria berkacamata itu melindungi Kinara dengan tubuhnya sebagai tameng. Kinara bisa merasakan detak jantung pria itu dari atas tubuhnya. Garis rahang yang kokoh dengan bibir tipis yang seksi, Kinara memerhatikan wajah pria itu. Untuk sesaat, gadis itu lupa kalau nyawanya sedang terancam.

"Siapa namamu?" tanya Kinara pelan.

"Benji," jawab pria itu

"Terima kasih, Benji," ujar Kinara lalu mendorong tubuh pria itu.

Gadis itu menoleh dan memeriksa sekitar. Pria bersetelan serba hitam yang tadi menyerangnya sudah tidak ada, mungkin karena orang-orang mulai ramai berkerumun akibat suara tembakan tadi. Suara sirine mobil polisi terdengar dari kejauhan. Kinara buru-buru bangun dan berlari menuju sepeda motornya, ia tidak ingin berurusan dengan polisi.

"Temui aku di perpustakaan besok, jam satu siang!" teriak Kinara sebelum melaju kencang dengan sepeda motornya.

Benji mengacungkan jempolnya ke arah Kinara lalu balas berteriak, "Hati-hati di jalan!"

Setelah beberapa saat, Kinara berbelok ke jalan besar, tidak mengikuti rute yang biasa ia pakai. Ia tidak mau mengambil resiko diserang di tengah jalan lagi seperti tadi. Gadis itu menepi ke sebuah kedai kopi yang ramai, merogoh ponsel dari dalam tasnya dan melakukan panggilan. Tangannya terasa gemetar dan tak bertenaga. Ini pengalaman keduanya berhasil lolos dari maut.

"Halo, Tuan Billy?" Suara Kinara tercekat di tenggorokan, ia berdeham beberapa kali sebelum melanjutkan, "Bisa tolong jemput saya?"

"Apa yang terjadi?" tanya Billy dengan panik. Tidak biasanya Kinara lebih dulu menghubunginya.

"Ada sedikit kecelakaan," jawab Kinara, "Akan saya ceritakan nanti. Sekarang, saya tidak berani pulang sendirian."

"Baik, aku akan ke sana sekarang. Di mana posisimu?" Billy bangun dari kursi dan meraih kunci mobil di atas meja.

"Kedai kopi Pacifik," ujar Kinara, "Bisa tolong sedikit cepat, Tuan? Saya ... takut."

"Tenanglah, tetap di tempat yang ramai."

"Baik, saya mengerti. Terima kasih."

Kinara mematikan ponselnya dan menunggu pesanan kopinya dengan cemas. Saat ini, semua orang terlihat seakan sedang memerhatikannya. Ia tahu, itu hanya perasaan paranoidnya yang berlebihan, tapi berjaga-jaga dan waspada itu perlu, bukan?

Gadis itu mendesah pelan, seharusnya ia meminta Benji untuk mengantarnya tadi. Suara sirine polisi membuyarkan akal sehatnya.

Benji ....

Siapa pria itu? Dari mana asalnya? Bagaimana ia bisa berada di lokasi penyerangan? Kebetulankah?

Kinara memerhatikan kendaraan yang lalu-lalang dari kaca jendela. Mata gadis itu membulat ketika melihat mobil yang sangat dikenalnya berhenti tepat di depan kedai kopi.

"Alex?"

***

1
Endah Setyati
Aku juga ngulang baca lagi,,keinget cerita Kinara yg penuh perjuangan,,merinding ,sedih ,ketawa,kecewa ,bahagia jadi satu ,semua rasa masih sama seperti dulu waktu baca pertama kali
Sarti Sarti
Aku baca ulang setelah 5 tahun kar GK Nemu novel yang cocok aku ingat lagi judul judul novel di nt yang paling q suka ☺️
Renesme
Bagus dan seru. Agak sadis dan sedikit kecewa karena pemeran utama dibikin meninggal. Tapi seperti halnya kehidupan tidak semua hal sesuai keinginan kita kan, jadi terima kasih kak author atas ceritanya yang bagus...
Renesme
Wahh iya Daniel sangat cocok dengan dr Ana. Daniel yang pertahatian dan romantis dan dr. Ana yang anti cinta. Pas banget, musuh jadi bucin dah
DEWI FRANSISKA
sangat bagus 👍
𝓖𝓲𝓽𝓪 𝓹𝓮𝓫𝓻𝓲𝓪𝓷𝓲◗  
hallo mak aku hadir lagi di januari 2025 .. kangen alex-nara🥰
Bakul Lingerie
masa pandemi dlu, novel ini menemani hari2 isolasi di rumah.
Alex- Nara cuma di kasi bareng ga sampe 2 th.. Kasian Alex..
ya ampuuun skrg baca lagi, ttp mewek jugaaa😭😭
Reni Trisnawati
berulang kali baca part ini. pasti nangis terus.
Aqilla kemi Aqilla
Biasa
Khalid Setiawan
gerah banget lah 😁😁
Khalid Setiawan
keren
Khalid Setiawan
mama orion semangat nulis lagi ya
Khalid Setiawan
kak biruuu
Erlinda Noviyani
Aku ngulang baca lagi setelah emmm brapa tahun yg lalu ya, apa ada yg berubah ya 🤔
Marhaban ya Nur17
g nafsu ama visual e wkkwkw
Marhaban ya Nur17
jujur y thor gw di cerita novel manapun klo ada kasus cewek yg di lecehin gtu jujur benci wkwkkwk se akan udh menegaskan klo cewek emang objek buat pelecehan
Tasya Indrayanti
Luar biasa
Marhaban ya Nur17
gw jd takut ama bang Daniel wkkww
Marhaban ya Nur17
bahasa kalbu e ngeri y kalimate wkwwkkw
Marhaban ya Nur17
g kuat gw ama viaualnya thor wkkwkw
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!