Alfino seorang siswa SMA yang sangat rajin, ia dari keluarga sederhana dan seorang anak yatim. Ibunya pembuat kue, dan ia yang menjual kue itu di sekolah dan keliling komplek, untuk kebutuhan hidup dan bayar hutang mendiang ayahnya.
Ia sering di bully di sekolah dan di jauhi tetangga karena Almarhum ayahnya pencuri dan tukang judi. Barang jualannya juga sering rusak, sehingga tidak bisa di jual.
Hingga suatu hari, kue-kuenya di hancurkan oleh anak kepala sekolah itu, membuat ia sangat marah, tapi apa yang ia dapat? Perlakuan buruk yang ia terima. Sementara guru tidak ada yang menolongnya, mereka malah tersenyum sinis karena berpihak pada kepala sekolah. Tidak ada perlakuan adil untuknya. Ia pulang dalam keadaan terluka, dan jatuh pingsan di pinggir jalan.
Tanpa sadar, ia mendapatkan sebuah sistem, yaitu sistem Jual Beli barang, sistem yang mengubah hidupnya. Setiap ia menjual beli barang, maka akan mendapatkan hadiah menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
...☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️❇️...
...happy Reading...
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...
"Lho Alfino, kok kamu di sini?" tanya Gamira bingung kenapa anaknya bisa ada di sini.
"Kalau aku tidak ada di sini, aku nggak bakal tau kalau ibu sedang memungut makanan bekas ini," kata Alfino dengan mata berkaca-kaca.
"Ya kan ini masih layak di makan Nak, ketimbang kita kelaparan," kata Gamira tersenyum.
"Jadi... selama ini sayur-sayur ini yang kita makan dapat dari sini ya?" tanya Alfino sambil menyeka air matanya.
"Jadi kamu malu ibu mengambil sayur bekas begini?" tanya Gamira dengan wajah sedih melihat ekpresi anaknya yang berubah itu.
Alfino langsung memelui ibunya. "Tidak ibu, aku tidak malu sama sekali, tapi aku merasakan sebagai anak laki-laki mu, tidak bertanggung jawab karena sudah membiarkan ibu yang mengambil sayur bekas ini, harusnya aku yang melakukannya," kata Alfino membuat hati Gamira terenyuh. Ia tak bisa menahan air matanya mendegar ketulusan dari sang anaknya itu.
Gamira kembali memeluk Alfino. "Tidak Nak. Ibu yng sudah gagal menjadi ibu, karena tidak bisa memberikan hidup yang kayak untuk kamu," kata Gamira ikut menangis.
Mereka pun menangis bersama, membuat ikatan keluarga semakin kuat.
"Ibu, ayo ikut aku, aku ingin memberikan sesuatu pada ibu," kata Alfino meraih tangan Gamira dengan lembut.
Gamira menyeka airmatanya sambil tersenyum dan mengangguk.
Mereka pun pergi dari sana dan pergi mencari tempat yang sedikit sepi.
"Kamu mau kasih apa Alfino?" tanya Ibunya penasaran.
Alfino pun membuka genggaman yah ia pegah dari tadi lalu memberikan kepada Ibunya.
"Ibu, ini hadiah untuk ibu, meskipun hari ulang tahun ibu sudah lewat, tapi aku ingin mengucapkan selamat ulang tahun dan selamat hari ibu," kata Alfino dengan tersenyum.
Gamira menutup mulutnya melihat kotak itu, ia pun menerima kotak itu dan membukanya.
Dan hadiahnya membuat Gamira semakin terpaku. Gamira mengambil kalung itu dengan perasaan bahagia, ia melihat kalung itu ada dua liontin huruf G&A. Dua nama yang sangat berarti.
"Nak... " kata Gamira sungguh taj bisa berkata-kata dengan hadiah itu.
"Sini Ibu, aku pakaikan," kata Alfino meraih kalung itu dan memakaikan di leher ibunya. Gamira mulai terisak, entah kebahagiaan apa yang ia rasakan saat ini.
"Nak... Ini adalah hadiah terindah yang pernah ibu dapatkan, hadiah yang tak ada nilainya di dunia ini, terima kasih ya," kata Gamira kembali memeluk Alfino.
"Terima kasih Ibu, karena ibu sudah berkorban banyak untuk ku, hadiah ini tak seberapa jika di bandingkan pengorbanan ibu. Aku sangat berterima kasih karena kasih sayang yang ibu berikan sudah melimpah ruah yang tidak pernah di dapatkan orang lain. Terima kasih karena sudah menjadi ibu ku. Jika aku di lahirkan di dunia yang kejam ini untuk kedua kalinya lagi, aku tidak akan pernah menyesal, karena aku memiliki ibu hebat seperti mu. Aku mencintai mu ibu," kata Alfino membuat Gamira semakin terharu.
"Ibu juga sangat beruntung memilik anak pengertian seperti mu. Kalung ini sangat cantik, indah sekali," kata Gamira tersenyum.
"Ya udah, ayo pulang Bu, aku melihat rumah kita berantakan, ku pikir ibu di culik," ucap Alfino menggandeng tangan ibunya.
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...
Ayo mampir novel baru ku di bawah ini
Sistem Halu tingkat dewa
transmigrasi queen mafia ke tubuh anak malang
gak ada kembarannya?/Drool/