USAI

Dengan mengantongi barang bukti berupa rekaman CCTV dan rekaman percakapan antara Anggel dan Reza, Aira bersama pengacaranya resmi melaporkan Alex dan Reza ke pihak kepolisian. Aira bukan hanya melaporkan Reza dan Alex, namun ia juga melaporkan beberapa karyawan restaurant dan karyawan hotel yang Alex bayar untuk membantu melancarkan aksinya.

Setelah membuat laporan ke polisi, Aira bergegas kembali ke kediamannya, ia merasa sudah terlalu lama meninggalkan putrinya di rumah.

"Bu Aira, baik-baik saja?" Tanya Winda, meski terlihat tegar Winda melihat raut kesedihan di wajah bosnya itu.

Aira menganggukan kepalanya, perlahan air matanya jatuh, isak tangis mulai terdengar dari bibir Aira.

"Hiks... Aku pikir dia adalah obat, tapi nyatanya dia adalah racun terhebat." Aira menangis dipelukan Winda.

Aira masih tak menyangka jika ada orang sejahat Reza, hubungan yang ia pikir akan berlabuh pada sebuah pernikahan ternyata berakhir di kepolisian.

"Tuhan sayang sama Bu Aira, Tuhan mematahkan hati Bu Aira untuk menyelamatkan Bu Aira dari orang yang salah." Winda mengelus punggung Aira dengan lembut.

"Terima kasih ya Wind, Zam. Aku beruntung sekali memiliki kalian semua, orang-orang yang selalu suport aku, kalian sudah seperti saudara." Aira menggenggam tangan Winda.

"Sama-sama Bu Aira, kami juga beruntung memiliki atasan sebaik Bu Aira." Ucap Azzam sambil melihat Aira dari kaca spion karena Winda dan Aira duduk di bangku belakang.

'Ternyata cantik, baik, pintar, mandiri, dan loyal. Tidak pernah cukup untuk pria yang tak bersyukur. Bodoh sekali pria itu menyia-nyiakan Bu Aira dan kini ia terjebak dalam permainannya sendiri.' Gumam Winda dalam hati, sambil memandangi Aira, ia nampak kagum dengan cara Aira menyelesaikan masalahnya.

Winda memberikan tissue kepada Aira untuk menghapus air matanya, karena sebentar lagi akan sampai.

"Terima kasih ya Wind." Aira menghapus air matanya, ia turun dari mobilnya ketika Azzam telah menepikan mobilnya tepat di depan kediaman sekaligus toko bunganya.

Dari pintu masuk Aira melihat putri kecilnya berlari menyambut kedatangannya, Aira pun langsung memeluk dan menggendong Chelsee masuk ke dalam.

"Mamah rindu sekali denganmu sayang." Aira menghujani Chelsee dengan kecupan di pipi chubbynya.

"Me too." Ucap Chelsee, ia mengajak mamahnya bermain balon sabun di halaman belakang rumahnya.

Saat bermain gelembung sabun Aira mengajarkan Chelsee untuk meniup gelembung sabun, meniup ini sangat berguna untuk melatih kekuatan otot mulut dan otot wajah yang berguna untuk kemampuan bicara putrinya.

"Ayo pecahkan gelembungnya! Pup... Pup... Pup..." Ucap Aira mencontohkan cara memecahkan gelembung sabun dengan jarinya.

Hal ini ia lakukan untuk merangsang otak putrinya dan membuat mata chelsee berlatih mencari objek gelembung tersebut, sambil mengembangkan keterampilan bahasa lisannya.

Aira percaya jika metode belajar bukan hanya duduk rapih di depan meja belajar tapi juga bermain, bermain dapat memberikan kebebasan untuk berimajinasi, menggali potensi diri atau bakat, dan untuk berkreativitas anak.

"Pup... Pup... Pup..." Satu persatu Chelsee mulai memecahkan gelembung sabun dengan jari jemari mungilnya, di iringi gelak tawa yang keluar dari bibir mungilnya.

Tawa ceria putrinya sedikit mengalihkan beban masalah yang tengah ia hadapi, baginya Chelsee merupakan sumber kebahagiaan dan kekuatannya.

Menjelang senja Aira mengakhiri waktu bermainnya, ia mengajak putrinya untuk masuk ke dalam.

"Adek sama bibik dulu ya, mamah mau mandi sebentar." Ucap Aira, ia menitipkan purtinya kepada asisten rumah tangganya selagi ia membersihkan tubuhnya.

Malam itu selepas ia membersihkan tubuhnya, ia mengadakan acara makan malam bersama dengan semua karyawan yang bekerja di rumahnya. Aira memesan banyak makanan melalui aplikasi pesan antar makanan online.

Aira dan Chelsee nampak enjoy menikmati kebersamaannya bersama orang-orang yang sudah Aira anggap seperti keluarganya sendiri. Hingga tiba waktunya Chelsee beristirahat, Aira pun kembali ke kamarnya, sementara para karyawannya kembali bekerja menyelesaikan pesanan para pelanggannya.

Sadar dengan power yang dimiliki oleh Alex, Aira memutuskan untuk merubah metode pendidikan putrinya yang semula bersekolah di sekolah umum, kini Aira memilih metode homeschooling, hal ini ia lakukan demi menjaga keselamatan dirinya dan juga putrinya.

Alex bukanlah orang sembarangan, ia bisa melakukan apa saja kepada dirinya dan juga putrinya karena tidak terima Aira melaporkan perbuatannya ke pihak yang berwajib, untuk itulah ia membatasi aktivitas dirinya dan putrinya diluar rumah untuk sementara waktu sampai proses hukum yang berjalan, benar-benar tuntas.

Selain itu juga Aira tak ingin mendengar gunjingan orang lain terhadap dirinya, karena stigma negatif terhadap korban kasus percobaan pemerkosaan yang terkadang justru malah menyudutkan pihak korban. Seperti tudingan tidak bisa menjaga diri, tudingan berpakaian tidak sopan atau seronok, hingga tudingan menggoda si pelaku.

Aira betul-betul ingin menjaga kesehatan mentalnya agar tetap bisa fokus mengurus Chelsee, mengurus usahanya dan juga proses hukum yang sedang ia perjuangkan.

Bukan hanya merubah metode pendidikan putrinya saja yang ia juga merubah, metode terapi terapi yang di jalani Chelsee menjadi home care, di mana para terapis Chelseelah yang datang ke kediamannya.

Aira mempersiapkannya dengan matang termasuk ruang khusus untuk putrinya terapi sensori integrasi.

"Kamu lihatkan ren, selama ini aku tidak pernah mau menanggapi ghibahanmu terhadap Pak Reza, karena aku tahu Bu Aira itu seperti air, nampak sangat tenang namun menghanyutkan. Beliau tidak gegabah dalam mengambil tindakan, semuanya ia persiapkan dan pertimbangkan dengan matang." Ucap winda kepada Reni, ketika mereka melihat kedatangan para terapis Chelsee.

"Ia Mba Wind, aku jadi banyak belajar dari Bu Aira." Ucap Reni.

"Ya sudah kalau begitu kita kembali bekerja, pesanan karangan bunga yang kemarin sudah selesai belum?" Tanya Winda.

"Sudah dong, sudah aku taruh di depan agar Mas Azzam bisa langsung mengirimnya."

"Good. Aku ke Bu Aira dulu ya, mau minta tanda tanggan." Winda pergi meninggalkan Reni untuk menghampiri Aira yang tengah mendampingi Chelsee mengikuti sesi terapi sensori integrasi.