SQUEL "GAIRAH SANG CASANOVA"
SERI KELIMA.
Hari pernikahan sudah ada di depan mata. Namun, pada kenyataannya pria bernama Chow Branson King Tan tidak bisa menikahi wanita pujaannya. Karena pada saat pemberkatan dia malah menyebut nama wanita lain, sebuah nama yang jelas berbeda dari surat undangan yang tersebar.
Sebuah tragedi yang terjadi beberapa jam sebelum acara sakral dimulai, membuat pria yang kerap disapa Choco terpaksa menikahi calon anak tirinya—Prilly Hadwin.
Dan karena alasan itulah, Choco mulai membenci Prilly.
Lalu bagaimana mereka akan menjalani kehidupan biduk rumah tangga? Sedangkan dalam hati Choco masih tersemat satu nama, yaitu Melinda—ibu tiri Prilly sendiri.
Akankah Prilly mampu meluluhkan hati Choco? Mari ikuti kisah mereka.
Ig@nitamelia05.
Salam anu 👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Rencana
Setelah mendapat telepon dari Prilly, Aneeq langsung mengerahkan beberapa anak buahnya untuk menyelidiki Pram, yang diduga telah hilang.
Aneeq mulai berpikir, bahwa semua ini ada hubungannya dengan Melinda. Sehingga dia pun mencoba untuk menyusun rencana. Agar bisa lebih dekat dengan wanita itu.
Dia harus memancing Melinda untuk mendapatkan bukti, tentang perusahaan keluarga Prilly, dan untuk hubungan Melinda dengan sang adik—Choco.
"Cek CCTV, dan cari apa saja yang bisa ditemukan. Aku tidak mau tahu, dalam satu kali 24 jam, kalian harus bisa menemukan titik terang!" kata Aneeq pada anak buahnya.
Dia tidak ingin berleha-leha, dan membuat kasus ini menjadi semakin lama. Apalagi kini Choco masih begitu percaya pada tipu muslihat Melinda. Bisa-bisa pria itu bekerja sama, dan menempuh jalan yang salah.
"Baik, Tuan. Kami akan segera meluncur ke sana!" jawabnya.
Lantas setelah itu panggilan diputus secara sepihak oleh Aneeq. Raut gelisahnya langsung ditangkap oleh Caka yang sedari tadi diam di tempatnya.
"Ada apa, An? Apakah ada sesuatu yang terjadi?" tanya pria itu.
Mendengar pertanyaan asistennya, Aneeq langsung mengangkat kepala dan membuang nafas kasar. "Melinda semakin berulah, Ca. Dia melibatkan mantan asisten ayah Prilly. Aku harus secepatnya mencari cara untuk membuka kebusukan wanita itu, agar Choco bisa melihat bagaimana buruknya wanita yang dicintainya."
Caka terdiam sejenak, ikut berpikir bagaimana caranya dia bisa membantu menyelesaikan masalah dalam keluarga besarnya.
"Bagaimana jika kita meminta bantuan pada Tuan James?" kata Caka tiba-tiba. James adalah salah satu kolega ayahnya, dia termasuk pengusaha yang sukses di bidang konstruksi. Namun, sayang dia kerap gagal dalam berumah tangga.
Kening Aneeq berkerut. "Maksudmu?"
"An, Tuan James kan sudah cukup berumur. Apalagi dia adalah duda tanpa anak, jika kita bekerja sama dengannya untuk menjebak Melinda bagaimana? Hubungan dia dan Choco kan sedang renggang, jika ada salah seorang masuk di antara mereka, pasti Melinda akan terlena. Lalu setelah itu kita manfaatkan kedekatan Tuan James dan Melinda untuk mengorek informasi, dan memberikan kesadaran pada Choco, bahwa Melinda adalah rubah yang sesungguhnya," jelas Caka panjang lebar.
Membuat pikiran Aneeq perlahan-lahan terbuka. Ada benarnya juga apa yang diucapkan Caka. Dia bisa meminta pria paruh baya itu untuk berpura-pura mendekati Melinda, masalah kerja sama perusahaan tentu Aneeq bisa mengaturnya.
"Baiklah, telepon dia sekarang. Bilang padanya bahwa aku butuh bertemu," ucap Aneeq sambil tersenyum lebar.
Otaknya mulai bekerja untuk menyusun pertemuan-pertemuan antara Tuan James dan Melinda. Tak lupa, jika dia akan memantau bagaimana perkembangan Guero Grup yang dipimpin oleh wanita licik itu.
***
Prilly datang ke kampus saat mata kuliah pertama telah berakhir. Walau bagaimanapun dia harus tetap belajar, karena dia sudah memutuskan untuk mulai mengolah perusahaan.
Meskipun ia tahu, perusahaan tersebut akan dipindah tangankan kepadanya saat ia berusia 25 tahun. Sesuai surat wasiat yang ditulis oleh sang ayah.
Prilly sama sekali tidak tahu bagaimana detailnya, karena pada saat itu surat tersebut hanya dibacakan oleh pengacara keluarganya. Prilly tidak curiga sebab ia sangat percaya bahwa tangan kanan Tuan Hadwin sangatlah setia.
Jam makan siang telah tiba, dari kejauhan Choco menatap pada sosok gadis manis yang tengah melangkah dengan sahabatnya.
"Pril, kamu belum jawab aku, tadi pagi kamu ke mana?" Ezza berkali-kali bertanya, tetapi sang sahabat tak lekas menjawab.
Prilly terus saja menghindar, dengan melangkah tergesa menuju kantin kampus.
"Aku tidak apa-apa, Za. Aku hanya terlambat."
"Pril, ayolah. Kenapa sih sekarang kamu banyak sembunyiin sesuatu dari aku? Aku ada salah sama kamu?"
Pemuda itu masih saja berusaha untuk membuat Prilly menceritakan semua masalahnya. Dan hal tersebut sukses membuat Prilly menghentikan langkah.
"Kamu nggak punya salah apa-apa, jadi please, jangan nanya sesuatu yang nggak bisa aku jawab!" ketus Prilly dengan bola mata yang berkaca-kaca.
"Kalau kamu nggak kayak gini, aku nggak mungkin nanya, Pril!"
Dengan tingkat kesabaran yang semakin menipis, Ezza kembali menarik Prilly untuk masuk ke dalam kelas. Dan hal tersebut tak lepas dari tatapan mata Choco.
"Sekarang kamu cerita. Aku nggak mau tahu, pokoknya kamu harus cerita sama aku!" cetus Ezza, kini mereka hanya berdua.
Di dalam sana, Prilly membisu lalu tiba-tiba air matanya berjatuhan. "Aku takut, Za. Aku takut ada banyak orang yang akan terluka nantinya."
Sebab sejatinya dia hanya seorang gadis kecil yang masih membutuhkan kasih sayang dan perlindungan.
Tak peduli ada yang melihat atau tidak, Ezza langsung memeluk tubuh mungil Prilly dan mengusap-usap punggungnya.
"Ini yang aku nggak mau. Ini yang aku nggak mau, Za. Aku jadi keliatan cengeng, aku jadi keliatan lemah," lirih Prilly sambil terisak-isak.
"Enggak, Pril. Kamu enggak cengeng, kamu enggak lemah. Kamu adalah gadis yang paling kuat, gadis yang paling berani yang pernah aku kenal," ujar Ezza menenangkan sang sahabat. Pelukannya pun terasa lebih erat, hingga membuat tangis Prilly semakin pecah.
"Aku udah nggak punya siapa-siapa, Za. Tapi kenapa Tuhan selalu kasih cobaan berat buat aku? Salah aku apa?"
"Itu artinya Tuhan tahu, kalau kamu adalah salah satu orang baik."
"Aku pengen nyerah, tapi aku malu sama diri aku sendiri. Aku malu sama kamu, aku malu sama orang-orang yang udah dukung aku."
"Aku tahu ini berat, tapi aku juga percaya, bahwa kamu bisa melewati ini semua. Kamu boleh lelah, tapi ingat bahwa kamu adalah gadis yang pantang menyerah. Aku tarik kata-kata aku kemarin."
Prilly semakin tersedu-sedu, dia takut, sangat takut, jikalau kelak ada banyak orang yang terluka karenanya. Termasuk keluarga suaminya.
Sementara di sisi lain, seorang pria terus berdiri di depan pintu demi mendengarkan semuanya. Dadanya cukup merasa sesak, tiap kali terdengar suara isak tangis pilu yang keluar dari bibir istri kecilnya.
Tapi kenapa? Kenapa dia harus merasakannya?
***
Itu artinya lu masih punya ati ye, Bang. Kagak kayak pohon pisang, punya jantung doang🙄🙄🙄
trua liat respon pembaca dari komen nya kok kayak seru baca nya
penasaran baca 1 bab dulu
eh malah tertarik