Tiga tahun pernikahan tanpa cinta dari suaminya, Valeria akhirnya menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Zelan. Laki-laki yang sebelumnya ia cintai dengan sepenuh hati.
Cinta yang bertepuk sebelah tangan, pengorbanan yang di anggap seperti angin lalu, membuatnya lelah lahir batin.
Di mata Zelan, Valeria hanya sosok wanita jahat dan kejam, sosok yang dia anggap sebagai perebut kebahagiaan nya dengan wanita yang dicintainya.
Namun ada sebuah fakta yang tidak di ketahui oleh Zelan di balik pernikahan nya dengan Valeria. Wanita yang dia anggap sebagai antagonis itu, ternyata adalah orang yang paling banyak berkorban untuk hidup nya.
"Peran ku sebagai istrimu telah usai Zelan, aku pergi, satu hal yang harus kau ketahui. Aku, bukan orang jahat."
Bagaimana reaksi Zelan setelah mengetahui kebenaran tentang Valeria dan bagaimana kehidupanya setelah di tinggal sang istri? Ayo baca kisah nya di sini ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #23
"ini barang dari Aksa," ucap Alvin dengan wajah santai nya.
"Kak Aksa?" Valeria memilih untuk membuka kotak tersebut dengan kening yang mengerut karena penasaran.
"Apa yang dia berikan padamu?" tanya Alvin ikut penasaran.
Terlihat sepasang high heels di dalam kotak berwarna cream tersebut, itu sangat cantik dan berwarna putih.
"High heels?" lirik Alvin.
"Emm, kak aku kembali ke kamar dulu ya," Valeria yang khawatir akan mendapatkan banyak pertanyaan dari sang kakak seketika memilih untuk meninggalkan kamar tersebut.
"Baiklah, aku juga akan istirahat," kata Alvin sambil tersenyum dan kemudian menutup pintu kamar nya.
Setelah melihat raut wajah Valeria, Alvin mulai berfikir keras.
"Kenapa Aksa tiba-tiba memberi Valeria sepasang hingh heels? Bukan kah dia melihat Valeria sudah membeli begitu banyak?" batin Alvin.
"Ah sudahlah, biarkan saja, anak itu sama sekali tidak punya adik, jadi jika dia memiliki simpati kepada Valeria aku rasa itu wajar, anggap saja dia menghargai ku sebagai sahabat, jangan sampai macam-macam saja, aku akan mencekiknya," gumam Alvin yang kemudian menarik handuk lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
Sementara itu di kamar Valeria.
Valeria meletakkan kotak tersebut ke dalam lemari high heels nya, berbeda dengan yang lain, yang satu ini dia biarkan berada di dalam kotak.
"Sudahlah, bagaimanapun juga dia sangat baik padaku, nanti aku akan bilang terima kasih secara pribadi untuk nya, lagipula dari kemarin aku sama sekali tidak bilang apa-apa sedangkan dia sudah melakukan banyak hal untuk ku," batin Valeria.
Keesokan harinya.
Di rumah sakit ...
Zelan membuka matanya, perut nya masih terasa sedikit sakit dan tidak nyaman, ia melihat sekeliling ruangan yang asing itu dan juga aroma obat yang menyengat memenuhi ruangan tersebut.
"Baguslah kau sudah bangun, kalau begitu aku pergi dulu, masih banyak urusan dan pekerjaan yang harus ku urus, sebaiknya kau menelpon cinta sejati mu untuk menjaga mu di sini," ucap Maya sambil menatap Zelan dengan tatapan dingin.
"Maya? Kenapa kau di sini? Kenapa aku di sini?" Zelan yang Ling lung masih tak mengerti.
"Penyakit lambung mu itu sudah parah sebaiknya kau jangan minum-minum bersama teman mu lagi, ingat ya Zelan, sekarang sudah tidak ada yang bersedia merawat mu sperti Valeria, jadi kau harus merawat dirimu sendiri," kata Maya yang kemudian mengambil tas nya dan hendak melangkah pergi dari ruangan tersebut.
Ya tadi malam, Maya lah yang membawa sang kakak ke rumah sakit, dia datang ke apartemen itu hanya untuk melihat apakah masih ada barang-barang Valeria yang tertinggal di sana, namun tampa sengaja ia melihat sang kakak tergeletak pingsan di lantai.
Apapun yang terjadi Zelan tetap adalah kakak nya dia dia tetap seorang adik, meskipun ia sangat marah dengan perbuatan Zelan, membiarkan kakak nya mati begitu saja itu sama sekali tidak mungkin.
"Tunggu Maya, bisakah kau menghubungi Valeria? Suruh dia datang ke sini, aku janji akan memaafkan nya meskipun dia sudah pergi meninggalkan ku beberapa hari, saat dia bersedia kembali sekarang dan merawat ku, aku akan memaafkan nya tanpa syarat," ucap Zelan sambil memegang pergelangan tangan Maya.
Maya yang mendengar itu seketika sangat muak dan buru-buru menepis tangan Zelan dari pergelangan tangan nya.
"Kau masih berfikir kalau Valeria akan kembali? Dasar bodoh, itu tidak mungkin, sudahlah aku tidak ingin membuat mu semakin sakit, kau hubungi saja Karina," kata Maya yang kemudian meninggalkan tempat tersebut tanpa mempedulikan Zelan.
"Maya! May!" teriak Zelan.
Namun Maya sama sekali tak menghiraukan nya.
"Valeria, aku sudah sakit seperti ini dia masih saja tidak datang untuk merawat ku! Dia benar-benar menguji kesabaran ku! Dasar wanita jalang," umpat Zelan.
Namun tiba-tiba jantung nya terasa sangat sakit, hal ini membuat nya hampir tidak bisa menarik nafas.
"Ah, sakit sekali, ada apa dengan jantung ku akhir-akhir ini?" lirih Zelan sambil memegang dadanya.
Entah apa yang terjadi, namun mungkin saja ini bentuk amarah Leon kepada Zelan yang menjadi seorang laki-laki yang tidak tau terima kasih, menyakiti adik nya, jantung Leon seolah-olah memberontak dan tidak rela dengan hal tersebut, sehingga membuat Zelan kesakitan.
Karena begitu sakit, Zelan pun memejamkan matanya untuk menahan rasa sakit tersebut, ia kembali berbaring dan dalam sekejap ia mulai kembali tertidur.
Mari kita beralih ke alam bawah sadarnya Zelan selama beberapa menit.
Zelan yang tertidur mulai bermimpi, di mana mimpi tersebut adalah tentang kecelakaan berapa tahun yang lalu, dan seorang laki-laki tampan berpakaian serba putih yang mengatakan.
"Kau tidak bisa menjaganya, kembalikan jantung ku, kau tidak pantas hidup," ucap laki-laki tersebut yang kemudian menjulurkan tangan nya ke arah dada Zelan seolah-olah berusaha merebut kembali jantung milik nya.
"Tidak! Jangan, sakit! Sakit sekali!" jerit Zelan sambil memegang dadanya.
"Zelan! Zelan ini aku," ucap seorang wanita yang saat ini berdiri di samping Zelan dan berusaha membangun kan nya dari mimpi buruk tersebut.
Zelan membuka matanya dan segera memeluk wanita itu dengan keringat yang mengalir deras di jidat nya.
"Valeria, aku takut, kau akhirnya kembali, aku sangat takut, seseorang berusaha mengambil jantung ku," ucap Zelan yang mengira kalau wanita yang dia peluk adalah istri nya, Valeria.
"Zelan, kau ini apa-apaan, lihat baik-baik siapa aku!" ucap wanita itu yang ternyata adalah Karina.
Karina mendorong Zelan dan saat itu lah Zelan menyadari kalau wanita yang barusan dia peluk adalah Karina bukan Valeria.
"Ka-karina, maaf maafkan aku, aku baru saja mimpi buruk," ucap Zelan sambil menyeka keringatnya.
"Tidak apa-apa, kedepannya jangan seperti itu lagi, atau aku akan marah, oh ya, Maya mengirim pesan padaku, dia meminta ku merawat mu, aku bawakan bubur kesukaan mu," kata Karina sambil mempersiapkan bubur tersebut.
Sementara Zelan hanya tersenyum tipis dan menatap nya dengan tatapan kosong, dia bingung dengan sosok yang baru saja dia mimpikan, itu terasa sangat nyata.
"Karina, apa kau ingin sesuatu tentang kejadian beberapa tahun yang lalu? Di mana aku mengalami kecelakaan?" ucap Zelan tiba-tiba kepada Karina.
Karina seketika terdiam dan menatap Zelan dengan tatapan bingung.
"Em, kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu?" tanya Karina yang notabene nya tidak tau sama sekali.
"Akhir-akhir ini aku merasa jantung ku tidak baik-baik saja, aku ingat kalau dokter melakukan transfusi jantung untuk menyelamatkan ku, kira-kira siapa pemilik jantung itu? Bukan kah pada saat itu kau juga ada di sana untuk mendonorkan darah mu padaku?" Kata Zelan sambil memegang lengan Karina penuh harap.
Karina yang mendengar itu semakin gelisah, dia tidak tau harus menjawab apa, karena semua hal yang terjadi adalah pengorbanan Valeria dan Leon dia hanya datang untuk mengaku-ngaku saja di sana.
****