NovelToon NovelToon
Balasan Dari Neraka

Balasan Dari Neraka

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Horor / Pembantu / Poligami / Iblis / Dendam Kesumat
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Romlah tak menyangka jika dia akan melihat suaminya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, bahkan sahabatnya itu sudah melahirkan anak suaminya.

Di saat dia ingin bertanya kenapa keduanya berselingkuh, dia malah dianiaya oleh keduanya. Bahkan, di saat dia sedang sekarat, keduanya malah menyiramkan minyak tanah ke tubuh Romlah dan membakar tubuh wanita itu.

"Sampai mati pun aku tidak akan rela jika kalian bersatu, aku akan terus mengganggu hidup kalian," ujar Romlah ketika melihat kepergian keduanya.

Napas Romlah sudah tersenggal, dia hampir mati. Di saat wanita itu meregang nyawa, iblis datang dengan segala rayuannya.

"Jangan takut, aku akan membantu kamu membalas dendam. Cukup katakan iya, setelah kamu mati, kamu akan menjadi budakku dan aku akan membantu kamu untuk membalas dendam."

Balasan seperti apa yang dijanjikan oleh iblis?

Yuk baca ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BDN Bab 25

Inah menghela napas panjang mendengar apa yang dikatakan oleh Sugeng, karena bisa-bisanya pria itu marah terhadap Trisno. Padahal, dia sendiri yang tidak mau membantu dirinya. Namun, ketika dia dibantu orang lain, Sugeng malah cemburu.

"Singkirkan tangan kamu itu dari istriku!"

Trisno malah dengan santai membantu Inah untuk duduk di sofa yang ada di ruang keluarga tersebut, kemudian dia menghampiri Sugeng dan berkata.

"Ibu bos belum lama selesai operasi, lukanya belum sembuh. Kalau Pak bos nggak suka istrinya dibantuin orang lain, Bapak sendiri yang seharusnya membantu istrinya."

"Nggak usah ceramah kamu! Pergi sana!" teriak Sugeng.

Dia sadar kalau dirinya sudah salah, tetapi pria itu tidak mau disalahkan. Entah kenapa dia saat ini perasaannya sedang tidak jelas, ingin marah-marah dan juga hawanya kesal saja.

"Oke, Pak bos. Tapi, kalau butuh bantuan bisa panggil saya."

Trisno meninggalkan keduanya, setelah kepergian Trisno, Sugeng menghampiri istrinya. Dia menatap wajah istrinya itu dengan sengit.

"Jangan kegatelan, kamu tuh udah jelek sekarang. Gak usah nyari perhatian pria lain," ujar Trisno.

"Aku gak gatel, aku kesulitan jalan. Kamu gak mau bantu, masih untung ada Trisno yang mau bantu."

"Alesan!" ujar Sugeng yang langsung melangkahkan kakinya menuju kamar utama.

Namun, saat dia hendak masuk ke dalam kamar utama, pintu kamar Ayu terbuka dengan lebar. Nampaklah Romlah yang sedang menggendong Ayu keluar dari dalam kamar itu.

"Loh! Kok kamu udah pulang? Memangnya anak saya sudah sembuh?"

"Sudah, Tuan. Sudah sehat, makanya saya bawa pulang."

"Kok bisa ya? Padahal kata dokter anak saya masih butuh perawatan," ujar Sugeng yang merasa aneh.

"Kalau belum baik mana mungkin saya bawa pulang, Tuan ada-ada saja."

Sugeng memegangi kepalanya yang terasa sakit, lalu pria itu malah memutuskan untuk pergi ke dapur. Dia ingin menemui pelayan, dia ingin meminta pelayan untuk memasak makanan enak, karena dia sudah kangen dengan masakan rumahan.

"Loh! Siapa kamu?"

Sugeng melihat ada wanita cantik di dapur, hidungnya mancung, matanya bulat, bibirnya tebal dengan gincu berwarna merah merona. Rambutnya terurai panjang, dengan bokong dan dada yang besar sempurna.

"Saya pembantu baru di sini, Tuan."

"Eh? Ke mana pembantu yang lama?"

"Sudah tua, jadi pulang kampung. Tuan ada perlu apa ke dapur?"

"Oh, mau minta dimasakin makanan yang enak. Saya bosen kemarin makan makanan di rumah sakit yang gak enak," jawab Sugeng.

"Boleh, Tuan. Mau dimasakin apa saja?"

"Masakin saya rawon, ayam goreng sama pepes ikan."

"Siap, Tuan."

"Oiya, siapa yang mempekerjakan kamu? Terus, siapa nama kamu?"

"Ibu Wati, nama saya, Ajeng."

"Nama yang bagus, lalu ibu saya ke mana?"

"Lagi jalan-jalan, katanya dia cape dan pusing di rumah sakit terus. Jadi, hari ini mau habiskan waktu buat jalan-jalan dan belanja."

"Oh, oke. Jangan lupa pesanan saya," ujar Sugeng yang terus saja menatap wajah sampai dada Ajeng.

Wanita itu benar-benar cantik dan juga menarik, lebih cantik dan juga lebih menarik daripada Minati. Ah! Otak kotor Sugeng rasanya minta disapu, dia tak tahan melihat wanita cantik seperti ini.

Apalagi pria itu sudah lam tak menyentuh istrinya, insting prianya begitu tajam. Setajam insting singa jantan yang siap menerkam mangsanya.

"Tuan, kenapa malah diam saja? Apa ada lagi yang bisa saya bantu?"

"Tak ada, saya mau ke kamar. Mau mandi," ujar Sugeng yang dengan cepat pergi dari sana.

Saat masuk ke dalam kamar, dia sempat menolehkan wajahnya ke arah istrinya yang sedang merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, rasanya jijik sekali melihat wanita itu.

Padahal, dulu Sugeng begitu memuja wanita itu. Wanita itu dirasa begitu sempurna dengan bentuk tubuhnya yang aduhai, selain itu, Inah merupakan wanita yang penurut dan selalu mau melakukan apa pun yang dia minta.

'Jelek banget dia tuh, mau diceraikan sayang juga. Dia tau apa yang aku lakukan terhadap Romlah,' gerutu Sugeng dalam hati sambil mengguyur tubuhnya dengan air dingin.

Di lain tempat.

Hari ini Wati menghabiskan waktu untuk jalan-jalan, mulai dari belanja baju, makan di restoran mewah, melakukan pijat refleksi, sampai jalan-jalan ke pusat perbelanjaan.

Wanita itu menghabiskan waktu sampai malam hari tiba, di kedua tangannya ada dua tas yang penuh dengan baju dan juga perhiasan.

"Kok gak ada taksi ya? Apa karena sudah terlalu malam ya?"

Wati mencari taksi agar dia bisa pulang, tetapi ternyata tidak ada. Akhirnya wanita itu memutuskan untuk mencari ojek saja, Dia berjalan sambil menolehkan wajahnya ke kanan dan juga ke kiri.

"Sial! Kenapa gak ada tukang ojek?!" gerutu Wati.

Pada zaman itu belum ada lampu penerangan jalan, walaupun di pinggir jalan banyak sekali orang-orang yang menjajakan dagangan, tetapi mereka hanya bermodalkan lampu corong dan juga obor.

"Mana udah gelap banget, badan juga lengket belum mandi, nyari ojek aja susah banget."

Wati sedang berdiri di pinggir jalan sambil mencari tukang ojek, cukup lama dia menunggu tapi tak kunjung dapat. Beberapa saat kemudian, Wati merasakan kalau angin yang berhembus terasa begitu kencang.

Tubuhnya yang kurus sampai merasa hampir oleng karena terpaan angin yang begitu kencang itu, dia sampai memutuskan untuk duduk di bangku yang ada di pinggiran jalan.

"Kok anginnya tiba-tiba gede banget ya? Apa akan ada musibah?"

Hari semakin malam, tetapi dia tetap saja tidak mendapatkan ojek. Dari orang yang tadinya banyak berlalu lalang, kini sampai sepi tidak ada orang yang lewat sama sekali.

Para pedagang yang berjualan di pinggir jalan juga sudah mulai pulang ke rumahnya masing-masing, karena dagangan mereka sudah habis.

"Gelap, sepi. Kok aku jadi takut," ujar Wati.

Wati cepat-cepat melangkahkan kakinya menuju arah cahaya, karena tak jauh dari sana memang ada obor yang dinyalakan di depan salah satu rumah yang ada tak jauh dari sana.

"Tahu mau tidak ada ojek begini, aku nggak bakalan pergi sampai larut malam begini."

Dia berdiri di dekat obor yang menyala, selain untuk membantu penerangan, obat itu juga menghangatkan tubuhnya. Untuk sementara waktu dia aman, tetapi tidak lama kemudian dia menjadi was-was karena obor itu tertiup angin yang begitu kencang dan langsung mati.

"Sialan! Dasar sundelan! Kenapa obornya pake mati segala?!" teriak Wati.

Udara malam membuat dia merasa semakin dingin saja, kali ini dinginnya sampai menusuk ke tulang. Rasanya dia tak sanggup lagi berada di luaran seperti itu.

"Duh! Dingin banget, numpang di rumah orang ini mungkin nggak masalah kali ya?"

Wati yang merasa tidak tahan dengan dingin akhirnya memutuskan untuk menumpang di rumah orang lain, dia mencoba mengetuk pintu rumah yang ada di hadapannya.

Tak lama terdengar bunyi suara pintu terbuka, Wati merasa senang sekali karena itu artinya dia akan mendapatkan tumpangan. Namun, dia merasa heran karena pintu itu terbuka tetapi tidak ada orangnya.

"Permisi, apa ada orang di dalam?" tanya Wati sambil mengintip ke dalam.

Di ruang tamu ada cahaya lampu corong yang menyala, Wati merasa kalau di dalam rumah itu pasti ada orang. Dia melangkah masuk dan kembali bersuara.

"Maaf kalau saya asa masuk aja, ini ada orangnya atau nggak ya?"

Brak!

Pintu utama langsung tertutup dengan begitu kasar, seperti ditendang oleh seseorang. Bahkan pintu itu langsung terkunci sempurna, lampu corong yang tadinya menyala langsung padam begitu saja.

"Argh! Kenapa lampunya bisa mati? Ada apa ini? Tolong! Jika ada orang di sini tolong aku!" teriak Wati.

Wati ketakutan setengah mati, karena selain gelap, dia merasa kalau udara di dalam ruangan itu menjadi hampa dan juga pengap. Wanita paruh baya yang ketakutan itu memejamkan matanya dengan kuat, dalam hati dia berdoa agar selamat.

"Kenapa begitu berisik? Ada siapa yang datang?"

Wati mendengar ada suara seorang perempuan yang menegur dirinya, dia mencoba memberanikan diri untuk membuka matanya. Saat matanya terbuka, dia melihat ada cahaya.

Senyum di bibir Wati langsung terbit, tetapi tidak lama kemudian dia merasa ketakutan karena di balik cahaya yang dia lihat, Wati melihat ada seorang perempuan buruk rupa dengan wajahnya yang jelek sekali.

"Si--- siapa kamu?!" teriak Wati.

1
Reni
jiaaaaa amsyong 😅🤣😂
GI ambil duit dulu baru indehoy enak betul maunya gratisan emang Inah wekkkkk
Reni
Wati linglung
Reni
Nahhhh diajarin ngutil duit suami 🤭
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
eh bisa bisanya perawat kaya gini🤣🤣cuma ada di novel...
Cucu Suliani: Seriusan ada, aku pernah denger perawat gosipin pasien. Perawat gen z yang lagi magang, makanya aku masukin science ini🤣🤣
total 1 replies
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
bukan terlalu lagi itumah, udh bener bener bener bener bener jahat tingkat paling atas mentok😡
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
santai Inah, kamu ada temen nya🤣🤣akuuu
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
iiiii Inah ni lemot bngy🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
mampus di tolak🤣🤣🤣semoga aja Ajeng salah satu dari rencana nya Romlah, semoga aja Ajeng ga mw di ajak nikah, eh tapi gapapa Deng nikah aja, nanti minta semua aset Sugeng, terus terlantarin🤣
Reni
kapokkkk keadaan nya sama seperti dulu pas kamu sibuk merebut Sugeng , sakit kan sama bahkan lebih sakit yg dikhianati, dirampok hartanya , dibunuh
Reni
yeeeee akhirnya kebagian juga tu Wati ibu mertua lucnut
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
cowo gapunya duit aja banyak gaya😡😡
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
gila
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
mulai
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
makanya jangan jahat🤣🤣🤣mampus tuh
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
Sugeng, aku jatoh aja waktu itu di jait 14 jaitan sembuh nya sebulanan baru ga ngeluarin darah😭 belum kering, apalagi itu operasi tetew, gila kali itu
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
jahat bngt si sugeng
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
wkwkwk🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
lah giliran menantu siri aja inget
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
😈😈😈
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
kan anak sialan kamu itu yang bikin Romlah jadi jwlek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!