Naima dan Arga akan segera menikah tak lebih dari dua Minggu lagi. tapi nyatanya Arga berse-ling-kuh dengan wanita yang tak lain adalah anak dari pemilik perusahaan tempat dia bekerja. Naima memergoki Arga dan dia datang kepada ayah dari Wanita itu untuk meminta pertanggung jawaban darinya. tapi tanpa di sangka malah duda dua anak itu bertanggung jawab dengan cara menikahinya.
apakah pernikahan mereka akan bahagia? saksikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naima 28
"Kenapa kamu malah merengut begitu nak?"tanya Ayah Hamdan saat melihat anaknya baru saja tiba ke rumah menjelang sore hari.
"Bapak satu anak itu bikin aku emosi ayah! Aku jadinya belum sempat pergi untuk membatalkan semuanya! gimana gak kesel coba!"adu Naima membuat ayah dan ibunya saling pandang bingung.
"Tuh orangnya malah ikut masuk. Udah enek seharian sama tu bapak yang pemaksa!"Naima semakin kesal melihat Angkasa yang malah ikut masuk.
Sehingga Naima lebih memilih masuk ke dalam kamarnya karena kesal, meninggalkan Angkasa bersama dengan kedua orang tuanya. Dia tak peduli dan ingin segera pergi saja dari rumah ke luar kota. Dia akan segera bersiap-siap, malam ini juga dia akan pulang.
"Maaf apa boleh saya meminta waktunya bapak dan ibu sebentar saja?"tanya Angkasa sopan sambil menyimpan paper bag berisi cincin pernikahan dan juga kalung, gelang yang dia beli tadi di atas meja.
"Silahkan Nak Angkasa dan maafkan atas sikap anak saya yang kurang sopan kepada anda. Hal itu terjadi karena sepertinya Nay masih merasa sedikit sakit dan kecewa dengan takdirnya. Dia sedang berusaha menata hatinya kembali. Sebenarnya kami juga kurang setuju saat Naima mengatakan akan segera pergi ke luar kota untuk menenangkan diri. Kami sedikit khawatir melepaskan Naima dalam keadaan seperti ini,"ujar Bu Hani mengatakan kekhawatirannya.
Walau mereka sudah ikhlas dengan takdir anaknya. Tetap saja mereka merasa Khawatir jika harus melepaskan Naima pergi di saat keadaanya seperti ini. Setidaknya menunggu dia lebih tenang dan stabil dahulu. Baru mereka akan melepaskannya kemanapun dia ingin. Meraih kebahagiaannya di luar sana. Mereka hanya takut jika Naima melakukan hal-hal yang akan membahayakan dirinya di saat mereka tidak ada bersamanya.
"Naima juga tadi mengatakan jika dia ingin pergi. Saya mengerti perasaan Naima dan juga kalian sebagai orang tua. Saya benar-benar minta maaf dengan apa yang sudah di lakukan oleh Gisel. karena dengan sadar mereka sudah menyakini Naima seperti ini,"ujar Angkasa.
"Kami sudah ikhlas dengan takdir Naima. Kami hanya berdoa semoga dia bisa segera melupakan Arga dan mendapatkan pria yang benar-benar mencintai dan tidak menyakitinya seperti ini. Tak ada yang sempurna di dunia ini, hidup bersama dalam pernikahan itu lama. Sehingga harus mendapatkan pasangan yang benar-benar akan berjalan beriringan bersama melalui setiap ujian. Jika belum apa-apa saja sudah menyakiti anak kami. Apalagi nanti saat mereka sudah menikah. Saya yakin jika Naima juga berfikir rasional dan tidak sebucin yang Arga kira. Sehingga dengan beraninya dia datang dan menginginkan pernikahan siri dengan anak kami. Kemudian menikah secara negara bersama dengan wanita lain,"kali ini ayah Hamdan yang berbicara membaut Angkasa menghela napas panjang.
"Izinkan saya yang menikah dengan Naima Pak, Bu ...,"ujar Angkasa membuat kedua orang tua Naima kaget bukan main. Setelah beberapa saat mereka sama-sama diam. Angkasa berbicara membuat mereka kaget bukan main.
"Maaf nak Angkasa. Saya tidak bisa menikahkan anda dengan pria beristri. Seburuk-buruknya anak saya. Saya tidak akan ridho anak saya menjadi orang ketiga di pernikahan orang lain. Dia saja tidak mau ada orang ketiga dalam hubungannya dan memilih mundur. Sekarang anda malah akan meminang dia menjadi orang ketiga di ruang tangga anda. Maaf saya tak akan pernah menerimanya walau anda orang kaya dan bisa menjamin semua kebutuhan anak saya. Tapi anda tak akan bisa menjamin kebahagiaan anak saya jika hati anda terbagi,"jawab Ayah Hamdan tegas.
Ucapan Angkasa benar-benar membuat mereka tak menduga. Bisa-bisanya Angkasa meminta menikah dengan anaknya. Mereka saja berusaha mati-matian untuk terbebas dari hubungan tak sehat yang di buat Arga. Sekarang dia malah menawarkan anaknya masuk ke dalam jurang. Enak saja. Lebih baik dia mengizinkan anaknya pergi saja untuk menenangkan diri. Dari pada harus menerima tawaran Angkasa.
Sedangkan Angkasa menanggapi kekesalan kedua orang tua Naima dengan wajah dan sikap yang tenang.
"Saya minta tolong, cukup anak anda saja yang menyakiti hati anak saya pak. Tolong jangan sakiti anak saya lebih dari ini. Kami tak pernah ada urusan atau menyakiti kalian sebelumnya. Lebih baik kamu membiarkan semua orang menggunjing dan membicarakan kami. Yang pastinya hanya berlangsung paling lama satu bulan. Tapi menjadi istri kedua, akan seumur hidup melekat rasa sakit hati dan penderitaan anak kami. Walau kami orang miskin, tapi kami tidak gila harta dengan mengorbankan hati dan masa depan anak kami sendiri,"kali ini Bu Hanifa yang berbicara dengan suara bergetar menahan sakit.
"Saya belum pernah menikah pak, Bu ...,"ujar Angkasa tenang membuat kedua orang tua Naima semakin di buat kaget dengan ucapan pria itu.
"Apa? Belum pernah menikah? Bagaimana bisa? Lalu Gisel? Apa mungkin dahulu kamu pernah?"tanya Ayah Hamdan.
"Itulah pak, saya tak pernah merasa melakukan hal apapun kepada wanita selama seumur hidup saya. Dan tiba-tiba ada wanita yang mengaku hamil anak saya. Beberapa bulan lalu dia datang mencari saya dan membawa hasil tes DNA yang menyatakan kami adalah anak dan ayah. Tapi saya merasa masih meragukannya. Ibu dari Gisel saat itu dulu pernah bekerja sebagai sekretaris saya, di saat saya baru masuk ke dalam perusahaan membantu papa. Enam bulan berlalu, tiba-tiba saya berada di sebuah kamar hotel bersama dengan dia. Di saat saya meeting di temani oleh dia. Saya tidak ingat apa-apa karena saya pingsan setelah meminum teh terakhir yang dia berikan. Sayangnya cctv saat itu di sana tidak ada. Karena kami berada di hotel melati,"jelas Angkasa. Sambil menatap ke arah langit-langit rumah Ayah Hamdan.
"Semenjak saat itu, saya lebih memilih bekerja membangun kantor cabang. Dan tak pernah lagi berkomunikasi dengan wanita itu. Saat itu saya terlalu takut dengan apa yang terjadi. Saya memang pengecut dan bo-doh saat itu. Padahal saya bisa saja membiarkan dia melahirkan dan melakukan tes DNA, sehingga bisa mengetahui apakah dia anak saya atau bukan. Tapi saya terlalu pengecut dan takut dengan segalanya. Terutama kedua orang tua saya. Saat mendengar dia hamil. Saya meminta dia pergi dan tetap membiayai semuanya setiap bulan. Semenjak kejadian itu, saya menjadi orang yang membatasi diri dengan perempuan. Karena saya takut kejadian seperti dulu terulang lagi,"jelas Angkasa membuat kedua orang tua Naima semakin tercengang.
"Lalu apa alasan kamu untuk menikahi Naima nak? Apa kamu hanya merasa kasihan kepada anak kami? Atau ada maksud lain nak?"tanya Ayah Hamdan menatap ke arah Angkasa yang duduk tepat di depannya.
makin seru az cerita nya kk outhor ini 🥰🥰🥰