NovelToon NovelToon
THE MASK OF SILENCE

THE MASK OF SILENCE

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Akademi Sihir
Popularitas:354
Nilai: 5
Nama Author: MishiSukki

Di balik reruntuhan peradaban sihir, sebuah nama perlahan membangkitkan ketakutan dan kekaguman—Noir, sang kutukan berjalan.

Ditinggalkan oleh takdir, dihantui masa lalu kelam, dan diburu oleh faksi kekuasaan dari segala penjuru, Noir melangkah tanpa ragu di antara bayang-bayang politik istana, misteri sihir terlarang, dan lorong-lorong kematian yang menyimpan rahasia kuno dunia.

Dengan sihir kegelapan yang tak lazim, senyuman dingin, dan mata yang menembus kepalsuan dunia, Noir bukan hanya bertahan. Ia merancang. Mengguncang. Menghancurkan.

Ketika kepercayaan menjadi racun, dan kesetiaan hanya bayang semu… Siapa yang akan bertahan dalam permainan kekuasaan yang menjilat api neraka?

Ini bukan kisah tentang pahlawan. Ini kisah tentang seorang pengatur takdir. Tentang Noir. Tentang sang Joker dari dunia sihir dan pedang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MishiSukki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23: Milik John Vale

Di bawah langit yang suram, John Vale menarik rantai di leher Noir, menyeretnya tanpa ampun melewati jalanan berbatu di benteng. Setiap langkah John cepat, tanpa belas kasihan, seolah menyeret karung sampah yang tidak berharga. Noir yang lemah, dengan langkah goyah, berusaha menjaga keseimbangan.

Batuknya terasa sakit, dan setiap napas yang ia ambil terasa seperti pisau yang mengiris paru-parunya. Namun, ia tidak melawan. Ia hanya menunduk, menatap kakinya yang berlumuran lumpur, mengabaikan tatapan mata para prajurit dan tawa mereka yang mengejek.

"John, kau membeli budak kurus kering itu?" tanya seorang prajurit.

"Untuk urusan pribadi,"

John menjawab singkat, tanpa melambat. Kata-katanya dingin, tanpa emosi, dan Noir merasa seperti seonggok daging yang diperbincangkan.

Setelah berjalan beberapa menit, mereka tiba di sebuah bangunan batu yang lebih besar, kediaman John. Pria itu membuka pintu dengan kasar, lalu melempar Noir ke lantai batu yang dingin. Tubuh kurusnya terbentur, dan rasa sakit menyengat dari ujung kepala hingga ujung kaki. John menatapnya dari atas, matanya tak terbaca, seperti dua kepingan es.

"Mulai hari ini, kau milikku," katanya dengan suara tajam.

"Aku akan menentukan apakah kau berguna... atau hanya sampah yang harus dibuang."

John menjilat bibirnya, tatapannya penuh kecurigaan, seolah-olah ia sedang menimbang-nimbang potensi bahaya yang tersembunyi.

Noir hanya duduk di lantai, kedinginan. Ia tidak menjawab, karena tidak ada kata yang bisa ia ucapkan. Ia hanya diam, menunggu nasibnya. John pun akhirnya pergi, meninggalkan Noir sendirian di dalam ruangan yang sunyi.

Kemudian, Noir mendapati dirinya berada di dalam bak kayu yang dipenuhi air hangat. Tubuhnya yang kurus dan penuh luka terasa sedikit rileks, dan ia merasa seperti beban berat diangkat dari bahunya. Budak-budak lain membersihkan kotoran dari tubuhnya, mencuci rambutnya yang kusut, semua tanpa banyak bicara.

Air kotor yang menetes dari tubuhnya bercerita tentang penderitaan yang ia lalui di hutan. Setelah mandi, mereka memotong rambutnya yang kusut. Helai demi helai jatuh, memperlihatkan wajahnya yang lebih segar, meskipun masih sangat kurus.

Kemudian, ia diberi pakaian baru yang jauh lebih layak dari kain kumal yang ia kenakan. Tekstur kain yang bersih dan lembut terasa asing di kulitnya, sebuah kemewahan yang tidak pernah ia rasakan sejak ia melarikan diri dari laboratorium Geraldine. Ia dibawa ke sebuah ruangan kecil, sederhana namun bersih.

Di atas meja kayu, ada sepiring roti kering dan semangkuk kuah kaldu hangat.

"Tuan Vale menyuruh kami memberikan ini padamu," kata seorang budak sebelum pergi, meninggalkan Noir sendirian dengan makanan.

Noir menatap makanan di depannya, tangannya gemetar. Ia mencelupkan roti ke dalam kuah kaldu dan menggigitnya. Rasa hangat dan gurih menyebar di lidahnya—jauh lebih baik daripada rumput liar atau serangga yang ia makan di hutan. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama, ia makan dengan tenang, tanpa rasa takut.

Namun, di dalam hatinya, ia tahu bahwa semua ini bukanlah kebaikan murni. Di dunia yang kejam ini, tidak ada yang gratis. Setiap kebaikan yang diberikan selalu memiliki harga yang harus dibayar. Dan ia, yang kini tidak lagi memiliki apa-apa, harus menunggu untuk mengetahui apa yang John Vale inginkan darinya.

Ah, sudahlah... biarkan kisah perjalananku ini berlanjut.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!