NovelToon NovelToon
Cinta Di Balik Kilauan Berlian

Cinta Di Balik Kilauan Berlian

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / CEO / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:25.9k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

🌶️🌶️🌶️

Xaviera, wanita 25 tahun, putri keluarga konglomerat dengan kehidupan gemerlap, namun asmara selalu berakhir tragis.

Perjodohan demi perjodohan tak pernah tulus, menjadikannya korban cinta segitiga. Sebuah sumpah dari mantan kekasihnya, Rumie, menjeratnya dalam penderitaan. Demi menghapus sumpah itu, Xaviera nekad mengejar Rumie untuk meminta maaf.

Akankah dia berhasil? Ataukah dia malah akan terjebak kembali dengan cinta lamanya pada Rumie, dan membuka luka baru untuk keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

Di Restoran, satu persatu pesan masuk di ponsel. Membuat Xaviera, penasaran siapa yang mengirim spam pesan kepadanya. Padahal, ia tengah asyik mengobrol dengan Rumie.

Tiga pesan dari Jones, pesan pertama, “Aku sudah dirumah, cepat pulang.”

Pesan kedua, “Kau masih lama? Apa yang kalian bicarakan, aku menunggumu di rumah.”

Pesan ketiga, “Jangan membuatku semakin gelisah, segera pulang.”

Ketiga pesan, yang memiliki arti yang sama, Jones meminta Xaviera untuk segera pulang kerumah. Padahal, ini baru pukul 11 malam.

“Kenapa? Ada yang mencarimu?” Rumie mendekat, matanya menatap ponsel Xaviera, dengan cepat Xaviera mematikan ponselnya dan kembali menaruh ke dalam tasnya.

“Tidak, asisten ku hanya menyuruhku untuk mengecek beberapa dokumen,” jawab Xaviera, akhirnya berbohong.

“Kalau begitu, aku akan mengantarmu pulang.” Rumie bangkit dari kursinya, memberikan isyarat kepada pelayan untuk mengambilkan mantelnya.

Xaviera pun ikut bangkit dari kursi, dengan wajah gelisah menatap Rumie, “Sopir akan menjemputku, dia dalam perjalanan.”

“Oh, begitu. Ya sudah, aku akan menunggu, sampai sopirmu datang,” ujar Rumie.

Keduanya berjalan keluar dari restoran, belum sampai 5 menit, suara klakson mobil terdengar. Sopir Xaviera, keluar dari mobil. Kemudian, membuka pintu mobil kursi belakang.

“Sampai bertemu, besok,” ucap Xaviera, mencium pipi kiri Rumie dengan lembut.

Membuat Rumie tersenyum, lalu pikiran tentang mengajak Xaviera ke Amerika terbesit. Belum sempat Xaviera masuk kedalam mobil, Rumie segera menarik tangan Xaviera.

“Ada yang ingin aku katakan, sebentar.” Rumie menyentuh kedua tangan Xaviera.

“Apa?” Xaviera, seperti kembali kemasa remaja. Jika mendapatkan sentuhan dari Rumie, pipinya merona.

“Bagaimana jika kamu pergi ke Amerika denganku?” tanya Rumie, suaranya lembut dan penuh harapan. Senyum Xaviera memudar, karena terkejut dengan permintaan Rumie. "Mau, kan?" tanya Rumie lagi, matanya berbinar-binar.

Xaviera masih diam, menggigit bibir bawahnya, lalu menundukkan kepalanya. Rumie menarik dagu Xaviera perlahan, dan Xaviera menatap mata Rumie, sepasang mata coklat indah yang membuatnya merasa bahagia.

“Itu tidak mungkin untuk saat ini?” jawab Xaviera.

“Kenapa?”

“Karena … karena kau tahu, kan? Impianku membuat toko perhiasan di Berlin baru saja tercapai, dan saat ini banyak yang harus aku pertimbangkan,” jawab Xaviera.

‘Itu alasan keduanya, Rumie. Yang pasti, untuk saat ini aku sudah terikat kesepakatan dengan Jones. Aku tidak bisa berlari ke arahmu.’ batin Xaviera.

Rumie mencoba memahami situasi, karena dia sendiri tidak bisa melarang Xaviera untuk meninggalkan impiannya.

Pelukan hangat dari Rumie membuat Xaviera sedikit gugup dan merasa sedih. Pria yang dicintai dulu sudah berbeda, saat ini Rumie tampak memiliki segalanya. Sedangkan, takdir membawa Xaviera terjebak dalam komitmen bersama Jones selama 1 tahun sebagai wanita simpanan.

“Aku mengerti, setelah tiba di Amerika. Aku akan meluangkan waktu untuk menjengukmu di Berlin.” Rumie mencium kening Xaviera dengan lembut, memberikan pesan jika meski mereka berpisah, Rumie akan tetap mengunjungi Xaviera.

Xaviera tersenyum, kemudian keduanya melepaskan pelukan. Xaviera masuk kedalam mobil, membuka sedikit kaca jendela mobil dan melambaikan tangan ke arah Rumie, “bye bye.” ucapnya lirih, namun dari gerak bibir Xaviera, Rumie paham ucapan itu.

Sepanjang perjalanan kembali ke rumah, Jones berulang kali menelponnya. Seakan tak sabar menunggu Xaviera pulang. Membuat Xaviera kesal, dan mematikan teleponnya.

“Pria itu menyebalkan,” gerutu Xaviera.

Sementara Jones, masih mondar-mandir di depan pintu utama. Menunggu kepulangan Xaviera.

Suara klakson mobil terdengar dari kejauhan, pertanda jika mobil Xaviera sudah memasuki gerbang.

Jones mengacak-acak rambutnya, yang sebelumnya rapi. Agar terlihat kesal dan khawatir karena mencemaskan Xaviera.

Xaviera turun dari mobil, langkahnya perlahan menaiki tangga menuju pintu utama. Jones yang menyadari itu, segera mematikan lampu, dan berlari ke arah sofa. Pura-pura tertidur, karena lelah menunggu Xaviera.

“Astaga, seperti rumah hantu saja,” gerutu Xaviera, ketika memasuki rumah dan lampu ruang tengah padam.

“Pelayan!” teriak Xaviera, memanggil kedua pelayannya yang entah kemana?

Namun, tidak ada sahutan. Xaviera menyalakan lampu. Langkahnya perlahan menaiki tangga, kemudian menyadari ada hal yang berbeda. Dia menoleh kebelakang, dan melihat Jones tertidur di sofa.

Xaviera pun kembali, dan mendekat ke arah Jones.

“Sudah aku katakan, jangan menungguku,” gerutu Xaviera. Dia berjongkok dan menyentuh kening Jones dengan lembut.

“Bangun, aku sudah pulang.” Xaviera menepuk pundak Jones dengan lembut.

Jones membuka mata perlahan, memberikan ekspresi terkesan kelelahan.

“Kamu sudah pulang?” Jones bangkit perlahan dan duduk.

Xaviera mendengus kesal, menarik tangan kanan Jones, “Sudah sana tidur di kamar, jangan tidur di sofa.”

“Astaga, aku sepertinya ketiduran.” Jones bangkit, dan berjalan mengikuti langkah Xaviera dari belakang. Menahan senyumnya, ketika mendapatkan sedikit perhatian dari Xaviera.

“Kita akan tidur satu kamar, kan?” tanya Jones lirih.

Xaviera menoleh, “Aku lelah, ingin tidur sendiri.”

Mendengar itu, Jones menghela nafas dengan berat.

“Aku tidak akan menyentuhmu, hanya tidur di sampingmu. Aku … bosan tidur sendirian.” Jones masih mencari cara, agar bisa sekamar dengan Xaviera.

“Terserah, tapi jangan aneh-aneh. Jika kamu menyentuhku dengan paksa, akan aku usir dari kamarku, mengerti!” gertak Xaviera.

Jones mengangguk, seperti pelayan yang patuh dengan majikannya.

Pintu kamar terbuka, dua pelayan lari dengan tergesa-gesa mendekat ke arah nona muda dan tuannya.

“Maaf, Nona. Kami baru selesai membersihkan dapur,” ucap salah seorang pelayan.

Xaviera menekan kening kedua pelayan itu dengan keras, “Awas saja kalau besok terulang lagi, begitu aku pulang, bukakan pintu! Mengerti!” gertak Xaviera.

“Baik, Nona.”

Melihat sikap arogan Xaviera, Jones menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "Dia sangat menakutkan." Jones sendiri tidak berani menyela. Takut Xaviera berubah pikiran dan akhirnya melarangnya tidur sekamar.

“Ambilkan piyama ku dan Tuan, cepat!”

“Baik, Nona.”

Kedua pelayan pergi, Xaviera menatap Jones yang sudah berbaring ditempat tidurnya.

“Astaga, aku beri hati, dia mulai mengincar jantungku,” gerutu Xaviera.

Pelayan datang membawa dua piyama, Xaviera segera pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berganti piyama.

Saat keluar, melihat Jones masih belum mengganti pakaian membuat dia kesal,

“Ganti pakaianmu!” Xaviera melempar piyama ke arah Jones.

Jones menoleh, namun enggan bangkit.

“Cepat! Kemeja mu sangat kotor, apalagi kau baru bersentuhan dengan wanita yang bernama Zara,” ucap Xaviera, dengan kesal.

Jones tersenyum, kemudian membuka satu persatu kancing kemejanya.

“Pakai di dalam kamar mandi,” Xaviera menarik tangan Jones, agar bangkit dari tempat tidur.

“Kenapa? Kau sudah melihat tubuhku tadi siang. Jadi untuk apa, aku harus malu-malu sekarang,” jawab Jones. Dia melepaskan kemejanya, sedang Xaviera segera berbalik dan menutup matanya.

Jones menahan senyumnya, melihat tingkah Xaviera yang kekanakan. Kemudian melepaskan celananya perlahan dan segera memakai piyama.

Xaviera sedikit mengintip, setelah Jones terlihat sudah memakai piyama. Dia segera naik ke tempat tidur.

“Jangan menyentuhku, oke!” gertak Xaviera.

Jones mengangguk, kemudian. Mengambil salah satu bantal dan memberi jarak antara dirinya dan Xaviera.

Xaviera mengernyit kesal, dia tidur di bagian ujung sisi kanan, sedang Jones di ujung sisi kiri.

Tubuh Xaviera, membelakangi Jones yang menatapnya sedari tadi.

Beberapa detik kemudian menoleh sedikit, memastikan Jones tidak mendekat ke arahnya. Jones tertawa kecil melihat tingkah Xaviera.

“Kau memang sangat menggemaskan,” ucap Jones.

“Diam dan tidur!” gertak Xaviera, kembali membelakangi Jones.

Jones yang tidak tahan dengan sikap arogan Xaviera, membuatnya selalu tertantang. Dia mendekat dan langsung memeluk tubuh Xaviera dari belakang.

“Biarkan seperti ini saja sampai pagi,” ucap Jones.

Pria yang hanya tahu cara mencintai, bertemu dengan wanita dingin yang hanya tahu cara menyakiti.

Dalam pertemuan itu, cinta tulus Jones tidak hanya menjadi api yang membakar luka-luka Xaviera, namun juga membakar dirinya sendiri. Hingga keduanya akhirnya menjadikan hubungan ini adalah sebuah kesedihan semata.

Kan, Xaviera gitu. Awalnya nolak, giliran di peluk mau. Jadi bikin para pembaca bingung, milih Jones atau Rumie nih, Xaviera.

Yang mau tau kelanjutannya, tinggalkan like, subscribe dan komentarnya.

1
Rahma Rain
wah wah wah!!
Rahma Rain
Jones ternyata tidak sejahat itu
Nurika Hikmawati
aduh, Rum. mendingan lepasin sapiera, drpd jadi bahaya begini
Nurika Hikmawati
waaah, kejam banget bapaknya si zara. pantesan zara begitu ya, krn luka dr bpknya
Nurika Hikmawati
jedotin ke tembok, Pir. kali ini ku dukung kegilaanmu
Nurika Hikmawati
kalo gak berlebihan namanya bukan sapiera.. sabar ya sus
Nurika Hikmawati
lebih baik zara nih di penjara sih Jones. khawatir ngulang lagi kejadian sm Maria. walopun dia bawa nama kekuarga, tp mau gimana lagi, zara tll bahaya
Dewi Ink
mungkin ini karma masa lalu kamu xafiera yg pernah bunuh calon anak rumie
Dewi Ink
nahh kan?? pusing kan luu??
suryani duriah
ampun dah 🤭bahaya udah mengintai sadar2 rumie sapira😁😁
Drezzlle: nggak usah di kasih tahu, biar mereka mati menjadi abu bersama saja 🤣🤣🤣.
total 1 replies
Muffin🧚🏻‍♀️
Makanny jujur der awal ogeb
Muffin🧚🏻‍♀️
He mengacaaa kau kan juga jalang
Muffin🧚🏻‍♀️
Kn udh kau buang yaudh sih ih
Muffin🧚🏻‍♀️
Rumie sama zara ini aku rasa otaknya emng setengah.
mama Al
haduh... ngeri
mama Al
dia gila karena kutukan kamu, rumie
mama Al
ingatan boleh hilang tapi hati tidak akan lupa siapa pemiliknya
Rosse Roo
ya iya lah, cowok mah gak mau rugi kalii 😂🤦‍♀️
Rosse Roo
udah lah, kalau kaya dan tampan, gpp kali. 😌
Rosse Roo
suruh pakai topeng aja biar gak keliatan 🤭😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!