Anika seorang gadis yang tidak pernah membayangkan jika dirinya harus terlibat dalam malam panas dengan seorang pria beristri.
Cerita awal, ketika dirinya menginap di rumah sahabatnya, dan di saat itu pula dia tidak tahu kalau sudah salah masuk kamar, akibat keteledorannya ini sampai-sampai dirinya harus menghancurkan masa depannya.
Hingga beberapa Minggu kemudian Anika datang untuk meminta pertanggung jawaban karena dia sudah dinyatakan hamil oleh dokter yang memeriksanya.
Akan tetapi permohonannya di tolak begitu saja oleh lelaki yang sudah membuatnya berbadan dua.
Apakah Anika mampu membawa benihnya itu pergi dan membesarkan sendirian?? Temukan jawabannya hanya di Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab tiga
Jam istirahat sudah tiba, ketiga kembar itu mulai berada di kantin sambil membawa kotak makan mereka, suasana riuh kantin mulai terdengar, di sini anak-anak mulai memesan kesukaannya masing-masing, sedangkan ketiga kembar itu hanya memakan bekal bawaan dari rumah.
"Kakak, adik pingin sekali makan mie kayak mereka," rengek si bungsu sedangkan sang Kakak hanya bisa menarik nafas panjangnya.
"Sabar ya, nanti kalau kakak ada uang lebih pasti di belikan," sahut Aruna.
"Sudah, kita makan saja lauk dari Bunda, yakin deh, masakan Bunda jauh lebih lezat ketimbang mie instan," ucap Abang Arjuna.
Sedangkan saat ini Arash hanya terdiam sambil melihat teman-temannya yang sedang menikmati makanan yang ada di kantin ini.
'Andai saja Bunda punya uang banyak, pasti kita bisa jajan sepuasnya seperti mereka,' gumam anak itu di dalam hatinya.
"Adik, kenapa bengong ayo di makan nasinya," titah sang Kakak.
Mereka bertiga kini mulai menikmati makanannya di pojokan, akan tetapi di sela-sela mereka makan kedua orang teman menghampiri entah apa yang akan diperbuat mereka berdua.
"Kalian bertiga makan apaan?" tanya seorang teman yang bernama Mona.
"Makan nasi, memangnya kenapa," sahut Arash dengan nada ketusnya, karena dia tahu kalau temannya ini suka ngatain dirinya.
"Idiiih, ditanyain baik-baik jawabnya ketus banget, sudah miskin tapi sok banget," cetus Mona.
"Mereka itu memang sok, makanya itu aku gak suka mereka, sudah gitu tiap hari suka numpang naik motor sama ibukku, kan geram sekali jadinya," timpal Edo anak dari Bu Sari.
"Kan Ibu kamu yang nawari kita, kenapa kau selalu menyalahkan kita," bantah Aruna.
"Tuh kan, makanya jangan miskin biar tidak dikasihani sama orang lain," cibir Edo sedangkan Mona hanya menatap sengit terhadap tiga kembar, yang menurutnya selalu menjadi perhatian para guru karena kepintaran dan kekompakan mereka.
"Iya lain kali kita gak akan pernah ikut ibu kamu, ya sudah kalau begitu sana pergi jangan ganggu kita karena kita mau makan," usir Arjun dengan tegas.
"Kau mengusir kita? Memangnya kau siapa berani-beraninya usir kita," cetus Mona.
"Aku bukan siapa-siapa? Tapi aku akan melindungi adik dan kakakku jika ada yang mengganggunya, termasuk kalian," sahut Arjuna.
"Iiiiih dasar sombong banget!" ketus Mona sambil melempar sebuah kotak nasi di depan wajah Arjuna sehingga nasi dari ibunya itu berceceran di lantai.
Arjuna tidak mau diam begitu saja, amarahnya meluap, ketiga teman ceweknya itu mulai melemparnya dengan sebuah kotak nasi pemberian sang ibu.
"Buuuugh ....!" bogeman mentah itu mengenai lengan wajah anak perempuan itu.
"Abang .... Kau kenapa tidak boleh Bang kita membalas kejahatan mereka," ucap kakaknya itu memarahi sang adik sambil memegang kedua lengannya.
"Maafkan aku Kak, aku tidak bisa jika kita harus ditindas terus menerus sama mereka," sahut Arjun sambil menatap tajam ke arah Mona.
"Hiks ... Hiks ... Hiks ...," suara tangis Mona menggelegar sehingga membuat sepasang mata memperhatikan anak perempuan itu.
"Eeeh, itu kenapa?" tanya anak-anak lainnya penuh penasaran.
Saat ini semua anak mulai mengerumuni suara tangisan itu, lalu Edo pun dengan lantang menyuarakan kalau Arjun lah yang menjadi pelaku, sedangkan anak itu hanya terdiam bahkan dirinya sudah siap untuk di bawa ke kantor sekolahnya akibat kejadian ini.
"Eh, kamu kok tega banget sih nyakitin cewek, memangnya ayahmu tidak pernah ngasih tahu kamu," ucap seorang anak laki-laki yang usianya jauh diatas dirinya.
"Dia mana pernah dinasehati ayahnya orang dia saja anak haram tidak mempunyai ayah," celetuk Edo yang menambah keruh suasana.
"Stop ... Edo kami memang bersalah tapi kau jangan pernah ngatain kita anak haram, kita bukan anak haram," sahut Aruna, yang tidak terima.
Semua anak yang ada di sini semakin menghakimi ketiga kembar bersaudara itu tanpa peduli apa yang menjadi penyebabnya.
"Sudah diam jangan nangis lebih baik kita lapor saja sama Bu guru biar mereka bertiga mendapatkan hukuman," ujar seorang kakak kelas.
Sedangkan saat ini Mona masih tetap menangis, anak itu seperti tidak terima, apalagi wajahnya sampai memar seperti itu, bahkan dirinya mengancam akan memberi tahu kejadian ini kepada papanya.
"Awas kalian bertiga pokoknya akan ku adukan sama papaku, biar kalian bertiga tahu rasa sudah berani menonjok ku," cetus Mona lalu mulai pergi meninggalkan tempat kerumunan ini.
Ketiga kembar itu saling menguatkan, tubuh sang kakak berdiri di tengah-tengah kedua adiknya tangannya mulai menggenggam keduanya seolah dunia sedang baik-baik saja, meskipun saat ini posisi mereka sedang berada di ujung tanduk.
"Kak, bagaimana ini," ucap si bungsu yang merasa ketakutan dengan kejadian ini.
"Kita hadapi bertiga ya Dek, Kakak yakin kita bisa menghadapi semua," sahut Aruna.
Tidak lama kemudian mereka mendapatkan panggilan di ruang kepala sekolah, tiga anak ini hanya terdiam dan mengikuti peraturan sekolah yang saat ini tengah memanggilnya, untuk di interogasi mengenai kejadian ini yang mengakibatkan teman sekelasnya mengalami luka memar di wajahnya.
"Aruna, Arjun dan Arash, kenapa kalian melakukan tindak kekerasan terhadap teman kalian, kalian tahu gak, kalau itu perbuatan yang tidak baik," ucap kepala sekolah itu dengan tegas.
"Kami tahu Pak, tapi kami tidak akan menyerang jika mereka tidak mengganggu duluan, semenjak TK mereka selalu mengolok kami, dan hal itu berlanjut sampai kami SD, dan sampai sekarang kita masih mendapatkan olokan itu padahal kita tidak ngapa-ngapain Pak," sahut Aruna dengan bijak.
"Memangnya kalian di apakan?" tanya kepala sekolah itu yang memang tahu kalau ketiga anak ini pintar dan selalu kompak.
"Kami selalu di bully dan kejadian tadi siang, kami sedang makan bertiga, tiba-tiba si Edo dan Mona datang, mereka yang mulai duluan Pak," sahut Aruna.
"Iya Bapak tahu mereka yang mulai duluan tapi lain tidak boleh ya, memukul teman sampai luka-luka seperti itu, nanti kalau orang tuanya gak terima kalian bertiga bisa di tuntut," nasehat kepala sekolah itu.
"Kami tahu Pak, tapi dia membanting kotak makanku dan mengenai wajahku, sedangkan aku tahu sendiri bagaimana ibukku mencari nafkah untuk kami bertiga," sahut Arjun tiba-tiba.
"Bohong itu Pak, anak itu memang suka bohong, dasar kalian bertiga itu memang anak-anak tidak tahu di untung," cegah Edo tiba-tiba.
"Tidak Pak kami tidak berbohong, kalau tidak percaya tanya saja sama adikku," potong Arjun.
"Iya Pak, ini bukan kebohongan saya dan kakak saya yang melihat kalau Mona sedang melempar kotak kue itu ke arah Abang saya," timpal Arash.
"Hallah jangan percaya Pak," cetus Edo.
"Sudah stop, di sini Bapak mau bertanya dengan Mona, dan kamu Edo Bapak harap kamu diam dulu," ucap Pak Kapsek.
"Mona apa kamu melempar duluan kotak makan itu?" tanya Pak Kapsek.
"Enggak Pak mereka bohong," sahut Mona sambil melirik ke arah ketiganya.
Bersambung .....
ashlan meskipun itu bibi mu,,jika dia tidak bisa menerima Anak anak mu,,maka lempar saja ke kutub,,,kau dulu beraning menolak anak kandung mu,,,maka kau harus beraning menyingkirkan orang orang yg ingin menyakiti anak anak mu dan calon istri mu,,meski pun itu bibi mu sendiri atau siapa pun itu...
hehhh nenek sihir mikir donk kau lebih menjunjung anak angkat dan mendiang istri ashlan yg tidak memiliki keturunan keponakan mu ketimbang memilih yg kandung dan nyaris sempurna...Dunia terbalik memang😄😄😄😄
pantes Anika berat perasaannya, akan ada hambatan dari keluarga si Aslan.
semangat pagi thour,,,semangat up,ini lg nunggu sambil ngopi🤣🥰😘❤❤❤💪💪💪💪