Usia ku baru 10 tahun, aku melihat ibu ku pergi dengan sebuah koper di seretnya ayah ku diam saja melihat ibu ku pergi tidak menahan nya...
Sejak kepergian ibu ku ayah ku menikah lagi dengan wanita yang lebih muda dari ibu ku... wanita itu sangat baik dan menyayangi ku... sejak saat itu aku memanggilnya mama...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23..
Pagi ini Devano tidak ke kantor di lihat sekeliling rumah terasa sepi... Vano pun keluar rumah untuk lari pagi keliling komplek di perjalanan Vano bertemu Yoga dan Bella lagi jalan santai dan duduk di kursi taman.
"Kalian ngapain kesini.?" sapa Vano.
"Tidak mungkin aku lagi tidur kan.?" ucap Yoga.
"Kami setiap pagi juga jalan santai." ucap Bella.
Vano hanya diam menganggukkan kepalanya lalu meneguk sebuah air minum yang tadi beli nya, Bella sedang hamil makanya tidak boleh terlalu berat olahraga jalan pagi di taman sambil berjemur matahari pagi.
"Kamu sendiri.?" ucap Yoga.
"Iya..." ucap Vano.
"Mana Sandra.?" ucap Bella.
Tiba tiba ponsel Vano berbunyi daru Reza segera Vano menjawab panggilan Reza sahabatnya yang menghubunginya di pagi ini apalagi Reza lagi di luar negri jarang sekali menghubungi dirinya.
"Ada apa.?" ucap Vano menjawab panggilan sahabatnya.
"Ucapkan salam dulu bisa kan.?" ucap Reza di balik ponselnya.
"Selamat pagi tuan Reza." ucap Vano.
"Hallo..." ucap Reza.
"Kamu mau bicara atau aku matikan panggilan ini." ucap Vano.
"Ok... Ok... Apa kamu bisa ke sini.?" ,ucap Reza
Vano terdiam, Yoga hanya menatap Vano karena melihat ekspresi wajah Vano yang tampak kaget dia bertanya tanya apa terjadi sesuatu pada Reza disana apalagi kepergian Reza dadakan tanpa rencana.
"Baik..." jawab Vano.
"Ada apa.?" tanya Yoga.
"Aku akan ke Australia menyusul Reza disana." ucap Vano.
"Apa yang terjadi dengan Reza.?" tanya Yoga.
"Tidak terjadi apa apa." ucap Vano.
"Apa perlu aku ikut.?" ucap Yoga.
"Tidak perlu kamu jaga saja istri mu... Aku juga tidak akan lama." ucap Vano.
Yoga mengerti dan akhirnya mereka berpisah Vano yang langsung menuju mobilnya untuk segera pulang karena jam 2 pesawatnya berangkat, sementara Sandra sudah tahu bahwa dia sedang hamil...
"Bagaimana ini aku hamil..." ucap Sandra memegang perutnya yang masih rata.
"Ya tuhan, kenapa kamu hadir di saat seperti ini nak kalau ke hadiran mu yang terbaik kamu harus sehat dan kuat nak... Mama menyayangi mu." ucap Sandra lagi pelan.
Sandra pulang kerumah didapat mobil Vano di depan Yang terparkir di depan rumah, tapi saat Sandra masuk Vano Tidka di rumah entah kemana Vano saat ini Sandra tidak peduli dirinya merasa capek.
"Pagi Bu Nunung..." sapa Sandra.
"Pagi non..." ucap Bi Nunung.
"Bu, kemana tuan.?" ucap Sandra.
"Tuan kemaren berangkat keluar negri non katanya tidak lama." ucap Bi Nunung.
Sandra hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti padahal bi Nunung sudah di kasih tau Sandra jangan memanggilnya nona tapi tetap saja mbo Nunung memanggilnya nona.
"Nona apa baik baik saja.?" ucap Bi Nunung.
"Iya Bu saya baik baik saja." ucap Sandra.
"Tapi anda tampak pucat hari ini." ucap Bi Nunung.
"Saya tidak apa apa, saya pergi dulu ya Bu " ucap Sandra.
3 ( Tiga ) bulan menikah Sandra dan Vano tidak pernah berbicara bahkan Sandra tidak menjalankan kewajiban nya sebagai seorang istri Sandra tidak pernah menyiapkan baju atau makanan untuk Vano.
Dulu pernah Sandra menyiapkan Vano baju dan masuk ke kamarnya tapi Vano sangat marah bahkan menuduhnya ingin maling di kamarnya di saat itu Sandra selalu diam di kamar saat Vano ada di rumah.
"Kamu kenapa San.?" tanya Jihan saat melihat Sandra yang lagi melamun.
"Pagi mba Jihan..." ucap Sandra.
"Pagi... Aku tanya kamu kenapa tidak di jawab.?" ucap Jihan.
"Aku... Aku baik baik saja mba mungkin aku hanya kecapean saja." ucap Sandra.
"Apa kamu sedang hamil.?" ucap Jihan.
Sandra hanya menganggukkan pala sebagai jawabannya terlihat bingung di wajah Sandra... Dan Jihan nampak curiga kenapa Sandra tidak bahagia terlihat di wajah Sandra yang sedih dan banyak pikiran.
