Dipisahkan karena sebuah kesalahan membuat dua remaja mengakhiri hubungan mereka tanpa kejelasan.
Hilangnya Anezha Shepira setelah malam tak terlupakan di antara mereka menyisakan luka bagi Elian. Namun siapa sangka gadis yang ia cari selama ini tiba-tiba muncul disaat ia pasrah dengan keadaan dan mencoba move on dari hubungan masa lalu mereka, lantas akan seperti apa kisah yang sebenarnya belum usai itu?
"Gue udah lupain semuanya, dan anggap kita nggak pernah saling kenal"
"Setelah malam itu? hebat banget." Elian terkekeh sinis, lalu mendekat dan berbisik sinis.
"Dimana dia?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berusaha Lebih Lagi
Jam di dinding sudah menunjukan pukul 1 dini hari. Namun Nezha belum juga bisa memejamkan matanya dengan tenang hingga terbawa ke alam mimpi. Gadis itu sebenarnya gelisah, pikirannya penuh dengam rencana tadi sore di rumah Elian. Ia memang sudah mengatakan setuju, namun entah kenapa ada keraguan. Terlebih mereka baru bertemu setelah 2 tahun terpisah tanpa kabar satu sama lain.
Apa keputusannya sudah benar? Menyingkirkan ego demi Galenino.
Nezha mendesah pasrah, menatap langit-langit kamarnya. Nezha membayangkan Galenino digendongan Elian, laki-laki kecil itu sangat mirip dengan Elian, bahkan meski ketika kehamilannya tanpa sosok itu di sampingnya nyatanya Galen tetap sangat mirip dengan Elian.
Tiba-tiba ponselnya bergetar, Nezha mengernyit pasalnya siapa yang menghubunginya dini hari seperti sekarang ini. Matanya menyipit saat melihat nomor yang akhir-akhir ini sering muncul di layar ponsel miliknya.
+62888000000
Gue tau lo belum tidur
Jangan dipikiri Zha, gue ngga mau lo setuju karna paksaan
Nezha tersenyum tipis. Elian seperti cenayang saja yang tahu kegelisahannya sekarang, entaj sadar atau tidak tetapi Nezha merasa seperti diperhatikan oleh Elian, keraguan yang tadi terus menggerogotinya perlahan memudar hanya dengan pesan singkat yang cukup meyakinkan dirinya jika ini memang bukan keinginan atau paksaan dari Elian, tetapi semua orang memikirkan si kecil Galenino.
+6288800000
Gue akan tetep usahain biar lo percaya lagi sama gue
Jangan lupakan, perasaan gue masi sama Zha, entah dulu sekarang atau nantinya
Nezha sudah tidak sanggup lagi untuk menyembunyikan kehangatan yang menyeruak dalam hatinya. Pesan-pesan yang dikirimkan Elian padanya membuat ia merasa lebih dihargai, Elian benar, ia tidak memaksa, bahkan tadi sempat menentang Luna sebelum akhirnya Nezha sendiri yang menyetujui.
Tanpa sadar jemari lentik Nezha menari-nari di layar ponselnya. Membalas pesan Elian yang biasanya ia abaikan. Bukan membahas hal itu, melainkan rasa penasarannya kenapa Elian sama seperti dirinya, masih terjaga.
Nezha
Lo belum tidur?
Setelah terkirim. Nezha baru sadar jika pesan yang ia kirimkan jauh dari topik Elian sekarang, namun tidak butuh waktu lama, Elian langsung membalasnya.
+6288800000
Belum, sorry Zha, gue khawatir sama lo
Bole kan?
Nezha memegang dadanya yang tiba-tiba berdebar. Hey, itu hanya sebuah pesan singkat, kenapa juga harus jadi gugup begitu. Seakan menyangkal dengan apa yang dirasakan olehnya sendiri Nezha kembali membalasnya, namun kali ini lebih singkat.
Nezha
Oh
Sudah, hanya itu saja yang lagi-lagi meski hanya pesan kelewat singkat. Elian tetap membalasnya.
+62888000000
Tidur Zha, besok sekolah
Kalau ngga keberatan berangkat bareng gue ya
Last chat di gue
Nezha membaca terakhir pesan yang dikirimkan Elian. Lalu menaruh ponselnya, mencoba untuk menutup matanya lagi, dan benar, sekarang ia bisa tertidur dengan lebih enteng, tidak seperti tadi. Nyatanya pesan yang Elian kirimkan cukup mempengaruhinya.
Sememtara di tempat lain. Elian menyunggingkan senyumnya, menatap layar ponsel miliknya yang tertera pesan dengan tanda centang biru 2, itu berati Nezha sudah membukanya. Ada perasaan lega saat Nezha tidak sedingin pertama bertemu, tanggapan Nezha padanya sebenarnya tidak jauh berbeda dengan diawal bertemu setelah 2 tahun, tetapi sekarang jauh lebih ada kemajuan.
Elian menaruh ponselnya. Mencoba menutup matanya sama seperti apa yang dilakukan oleh Nezha tadi.
Sampai ketemu besok Zha
Ujarnya dalam hati.
...****************...
Sesuai dugaannya, Elian sudah menunggu Nezha di ruang tamu. Tidak seperti kebanyakan cowok yang menjemput gebetan atau pacaranya di depan gang, Elian punya privilege sendiri.
Saat Nezha menemui Elian yang lagi-lagi sedang bermain catur dengan om Davi, Nezha menghela napas dalam.
Ia melirik tante Arin yang tidak mengajaknya sarapan bersama seperti biasa, tumben sekali pikirnya.
"Mba Luna bilang ke tante, katanya udah nunggu kalian di restoran padang depan mall depan Zha."
Seakan tahu isi pikiran Nezha, tante Arin langsung menjelaskannya. Nezha mengangguk saja, lalu segera pamit kepada om dan tantenya.
Di perjalanan, Nezha melirik Elian yang entah kenapa wajahnya terlihat lebih cerah. Padahal Nezha tahu jika Elian sama seperti dirinya, tidur di jam yang tidak seharusnya untuk anak yang masih sekolah.
"Tadi malam langsung tidur kan?" tanya Elian memecah keheningan.
"Iya," balas Nezha singkat.
Elian mengangguk dibarengi dengan senyum. Meski masih singkat dan terkesan malas menanggapi ucapannya, setidaknya Nezha tidak lagi mengabaikan.
"Sorry kalau mama banyak mau Zha."
Nezha menggeleng, lalu terdengar helaan napas cukup dalam.
"Enggak kok, gue paham apa yang dilakukan tante Luna."
Jelas saja Nezha tahu, semua agar Nezha semakin dekat dengan keluarganya, tidak bisa memboyong gadis itu untuk sarapan bersama di rumahnya bisa beliau lakukan dengan mengajak sarapan di luar. Setidaknya untuk saat ini sebelum Nezha menjadi istri Elian. Kedua orang tua Elian sudah sibuk mempersiapkan semuanya, tentu saja dengan persetujuan kedua orang tua Nezha. Bahkan pihak Johan atau papa Elian sedang mencoba bernegoisasi dengan pihak sekolah.
Mobil mewah Elian memasuki area parkir restoran padang tersebut. Dapat Nezha lihat mobil mewah lainnya juga sudah terparkir di sana, ia tahu itu milik siapa. Sudah pasti orang tua Elian, mobil yang lebih mencolok dibanding dengan mobil di sekitarnya.
Terkadang Nesha bingung, kenapa Elian yang kaya raya dan tampan masih menunggunya? Padahal untuk Elian mendapat gadis lain yang jauh lebih dari Nezha sangat mudah untuk Elian. Apa lagi bisa dikatakan, Nezha sudah tidak seistimewa dulu. Ia sudah kehilangan mahkota berharganya.
"Kenapa ngalamun? Ayo," ajak Elian seketika menyadarkan Nezha.
Gadis itu keluar mobil dan ternyata sudah ditunggu oleh Luna di dekat pintu masuk restoran. Luna terlihat menebar senyum senang melihat kedatangan Nezha.
"Sayang," sapa Luna dibalas Nezha dengan senyum dan menyalami tangan wanita itu.
"Maaf ya tan kalau nunggu lama," ujar Nezha mendapat gelengan kepala Luna.
Beliau merangkul Nezha untuk masuk ke dalam, melupakan Elian yang berjalan di belakang keduanya dengan sudut bibir tertarik ke atas melihat interaksi keduanya yang cepat kembali seperti dulu. Nezha sangat berbeda ketika menyikapi segala sesuatunya dangan dirinya.
Gue kangen lo yang clingy ke gue Zha
Batinnya.
Sarapan bersama berjalan cukup lancar. Bahkan Johan selaku papa Elian sesekali membuat candaan yang membuat Nezha tidak secanggung sebelumnya. Hanya saja ketika berdua dengan Elian, rasa canggung itu kembali menyeruak. Keduanya baru saja memasuki lataran parkir sekolah. Di sana sudah sangat ramai anak-anak, Nezha meremat ujung roknya yang bisa disadari oleh Elian rasa gugupnya.
"Tunggu di sini aja sampai bel," ujar Elian seketika membuat Nezha menoleh.
"Lo ngga mau kan jadi pusat perhatian lagi?" tanya Elian yang kini diangguki Nezha tanpa menjawab.
Elian menghela napas dalam, melihat sikap Nezha padanya yang sangat jauh berbeda kepada mamanya.
Cukup lama mereka menunggu di mobil, Meski tidak ada kegiatan apa-apa, tetapi ia suka setiap waktu kebersamaanya dengan Nezha, beruntung tidak ada teman-teman Elian seperti waktu itu. Elian sudah menyuruh Kairo untuk menunggunya di kelas. Sampai akhirnya terdengar suara bel masuk, murid yang tadinya berada di parkiran mulai pergi untuk masuk ke kelas. Sementara Nezha dan Elian menunggu sampai benar-benar tidak tersisa lagi.
Tepat ketika Nezha ingin keluar, ucapan Elian seketika menghentikannya.
"Zha, setelah kita nikah, tinggal sama gue ya?".
Nezha terdiam di tempatnya, lalu menoleh ke arah Elian yang juga menatapnya dalam, penuh harapan dengan jawaban Nezha.
"Gue pikirin lagi," balas Nezha keluar dari mobil Elian.
Elian diam di dalam mobilnya, menatap kepergian Nezha yang semakin menjauh.
Fine, gue harus berusaha lebih keras lagi
Batinnya mendesah pelan. Sebelum suara dari seseorang seketika membuatnya menoleh.
"Lian."
dobel up kk
next up kak
bahagia slalu kaliannn
gemusshh dgn bayik lucu galen