NovelToon NovelToon
Sang Penakluk

Sang Penakluk

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:67.6k
Nilai: 5
Nama Author: RantauL

Dunia Kultivator adalah dunia yang sangat Kejam dan Keras. Dimana yang kuat akan berkuasa dan yang lemah akan ditindas. Tidak ada belas kasihan, siapapun kamu jika kamu lemah maka hanya ada satu kata untukmu yaitu "Mati".

Dunia yang dipenuhi dengan Keserakahan dan Keputusasaan. Dewa, Iblis, Siluman, Monster, Manusia, dan ras-ras lainnya, semuanya bergantung pada kekuatan. Jika kamu tidak ingin mati maka jadilah yang "Terkuat".

Dunia yang dihuni oleh para Predator yang siap memangsa Buruannya. Tidak ada tempat untuk kabur, apalagi bersembunyi. Jika kamu mati, maka itu sudah menjadi takdirmu karena kamu "Lemah".

Rayzen, salah satu pangeran dari kekaisaran Awan putih, terlahir dengan kekosongan bakat. Hal itu tentunya membuat Ia tidak bisa berkultivasi. Ia dicap sebagai seorang sampah yang tidak layak untuk hidup. Banyak dari saudara-saudaranya yang ingin membunuhnya.

Tetapi tanpa diketahui oleh siapapun, Reyzen ternyata memiliki keberuntungan yang membawanya menuju puncak "Kekuatan".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RantauL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 34. Bandit Serigala Darah

Seketika, lima sosok muncul dari kegelapan—semuanya mengenakan jubah merah darah dengan simbol serigala mengaum di dada. Ratusan anggota bandit berpakaian hitam juga berkumpul mengelilingi mereka. Dan yang membuat keenam pemburu membeku adalah aura mengerikan yang terpancar dari salah satu mereka.

Ia berdiri di tengah-tengah, wajahnya tertutup topeng hitam, berbentuk tengkorak dan di tangannya tergenggam sebuah pedang hitam yang seakan menyerap cahaya di sekelilingnya.

“Selamat datang, para tim Pemburu Kekaisaran... atau sebaiknya kusebut, tamu yang ceroboh.” Suaranya dalam dan datar, namun memiliki tekanan energi luar biasa yang membuat napas mereka tercekat.

“Siapa kau?” tanya Feng Zi dengan dingin, tetap tenang meski dikelilingi.

“Aku? Salah satu dari sepuluh Serigala Merah, unit elite Bandit Serigala Darah,” jawabnya. “Tapi kalian bisa memanggilku… Jing Hu.”

Tanpa aba-aba, pertarungan meledak dalam sekejap. Formasi dan koordinasi yang biasanya menjadi kekuatan utama Tim Pemburu terpecah oleh tekanan energi dan teknik gelap musuh.

Feng Zi mencoba menciptakan jalan pelarian, tapi Jing Hu selalu menghalanginya, dengan mata yang memancarkan cahaya merah.

Shin Mi mencoba menusuk dari belakang dengan tombaknya, namun tubuh Jing Hu seperti menghilang lalu muncul di belakangnya—dan satu sabetan saja, membuat tombak Shin Mi patah dan ia terlempar ke dinding.

Satu per satu mereka ditaklukkan, bukan karena lemah, tapi karena musuh mereka terlalu jauh di atas tingkatan kultivasi mereka.

Beberapa menit kemudian, keenam anggota tim Pemburu Kekaisaran Awan Kelabu tergeletak tak berdaya di tengah gudang. Tidak mati, tapi tubuh mereka dilumpuhkan oleh racun tingkat tinggi.

Jing Hu menatap mereka semua, lalu mendekat ke Feng Zi.

“Pemimpinmu terlalu ceroboh mengirim kalian kesini. Tapi jangan khawatir... kami akan mengirimkan mayat kalian besok padanya. Dan saat itu terjadi, kekaisaran kalian akan tahu... Serigala Darah adalah bandit yang tidak bisa dianggap remeh..” Ia membalikkan badan dan menghilang dalam bayangan, diikuti jubah-jubah merah lainnya.

...*****...

“Apa rencana kita selanjutnya, Pangeran?” tanya Bai Hu, sembari memicingkan mata ke arah gerbang kota Dukee yang dijaga puluhan bandit bersenjata lengkap. Ia berdiri di cabang pohon besar, tubuhnya tegap meski usianya tak muda lagi. Pagi ini mereka baru saja tiba di dekat gerbang kota Dukee.

Rombongan Ray Zen bersembunyi di antara pohon-pohon tinggi yang mengelilingi kota Dukee. Sejak melewati hutan yang dipenuhi dengan rawa-rawa, Ray Zen dan para pengawalnya tidak lagi menggunakan kuda. Mereka memilih berjalan, berlari, dan sesekali melompati pohon-pohon yang ada di hutan, untuk menghindari banyak jebakan dan sekaligus mengalahkan para bandit yang berjaga disepanjang jalan.

Ray Zen menghela napas pelan, sorot matanya tajam menatap ke arah gerbang kota yang tampak tinggi dan dijaga rapat. "Sepertinya kita harus melumpuhkan para penjaga itu, Paman."

Bai Hu mengangguk ringan. “Laksanakan pangeran.”

“Aku ikut,” gumam Bear dari balik bayangan pohon besar, suaranya berat dan rendah. Ia mengepalkan tinjunya yang besar. “Kita bersihkan dalam diam dan tentunya cepat.”

Trile hanya tersenyum tipis, sebelum tubuhnya menghilang, tanpa suara. Ray Zen mengangguk, dan berbisik, “Waktu kalian lima menit.”

Mendengar itu, Bai Hu dan Bear juga menghilang dari tempatnya. Puluhan penjaga gerbang sedang tertawa keras, mabuk arak murahan dan bercanda kasar sambil melempar dadu. Mereka tak sadar akan adanya maut yang datang mengintai.

Dalam sekejap, Bai Hu meluncur turun dari pohon. Tubuhnya seperti seberkas cahaya putih. Sebelum satu pun bandit sempat menoleh, pedang tipisnya sudah menusuk tenggorokan dua orang penjaga terdepan. Darah memercik deras di udara. Ia berputar, menebas, lalu menari di antara mereka seolah angin yang mematikan.

Teriakan mulai terdengar. Tapi terlambat.

Bear melompat dari ketinggian, menghantam tanah dengan dentuman keras. Getaran dari tubuh besarnya membuat tanah bergetar. Kedua tinjunya berayun kesamping kanan dan kiri—meremukkan setiap bandit yang berada didekatnya. Ia meraung seperti binatang buas, meninju, menendang, menghantam, dan mematahkan lawannya.

Salah satu penjaga mencoba melarikan diri—tapi baru tiga langkah, dadanya sudah tertancap belati hitam keunguan. Dari atas tembok, Trile muncul sebentar, hanya siluet. Sepasang belatinya menari dalam senyap. Tiap satu ayunan, satu nyawa melayang.

Tak butuh waktu lima menit, puluhan penjaga kini terkapar. Darah mengalir membentuk sungai kecil di depan gerbang kota. Tanah menjadi becek dan merah. Satu-satunya suara yang tersisa hanyalah deru napas dari Bear yang kini berdiri di tengah tumpukan mayat.

Ray Zen berjalan perlahan dari balik pohon tempat mereka sebelumnya, dibelakangnya terdapat Han Yu dan Tiger yang masih terlihat tenang. Ia memandang gerbang kota yang kini terbuka di hadapannya.

“Dukee akan kita rebut kembali,” gumamnya.

Bai Hu membersihkan darah dari pedangnya. “Sepertinya ada yang aneh pangeran.”

Ray Zen menatapnya. “Benar Paman, sepertinya pemimpin bandit ini sudah menyadari kedatangan kita.”

Bai Hu mengangguk, entah mengapa firasatnya juga mengatakan hal yang sama.

*****

Ray Zen bersama rombongannya bergerak cepat di antara bayangan atap rumah yang hangus sebagian. Sinar matahari pagi menyorot dari langit yang nyaris tak berawan, membuat debu-debu di udara tampak jelas seperti abu sisa perang. Kota Dukee benar-benar berubah karena ulah para bandit Serigala Darah. Jalanan kosong, jendela-jendela rumah tertutup rapat, sebagian hancur, dan tiupan angin hanya membawa aroma getir dari kayu terbakar dan darah kering.

“Mereka disana,” ucap Han Yu sambil mengerutkan dahi. Ia menyipitkan mata, menatap ke arah pusat kota. “Sepertinya para penduduk mereka kumpulkan di alun-alun kota.” gumam Tiger, suaranya pelan namun jelas.

Dari atas atap, Ray Zen mengamati jalan menuju alun-alun yang terbuka lebar. Dari arah pusat kota, terdengar jelas keramaian yang tidak wajar—sorak sorai dan teriakan yang menggema tanpa kendali. Mereka segera memanjat ke atap rumah yang lebih tinggi, hanya beberapa ratus meter dari alun-alun. Dari tempat itu, segalanya terlihat jelas.

Di tengah alun-alun kota, panggung besar dari kayu kasar telah didirikan. Matahari pagi menyorot langsung ke atasnya, menyinari tubuh-tubuh yang berlutut dalam kondisi mengenaskan. Di sana terdapat dua tim pemburu kekaisaran Awan Putih, ratusan prajurit kekaisaran Awan Putih, dan satu tim pemburu kekaisaran Awan Kelabu. Mereka di tampilkan seperti trofi di hadapan para penduduk kota Dukee. Tubuh mereka penuh luka, baju mereka compang-camping, dan wajah-wajah mereka memucat kehabisan energi.

Salah satunya adalah Panglima Lei Duan, panglima yang sebelumnya ditugaskan untuk memberantas para bandit ini. Tetapi, sekarang ia juga dipaksa berlutut dengan tangan terikat, dipamerkan di depan kerumunan yang dibentuk secara paksa oleh para bandit.

Di sekitar panggung, ratusan penduduk Dukee berdiri dalam keheningan yang dipaksakan. Beberapa di antaranya menangis menutupi wajah mereka dari pemandangan mengerikan yang tak sanggup mereka saksikan.

Suara berat menggema dari atas panggung. Seorang pria tinggi besar berdiri dengan gagah, mengenakan jubah berwarna merah darah dengan lambang serigala mengaum di dada. Topeng hitam menyerupai tengkorak binatang menutupi wajahnya.

Dia adalah Jing Hu, salah satu unit elite bandit Serigala Darah—yang kini sudah jelas bukan sekadar kelompok liar, tapi pemegang kendali atas kekuatan terorganisir. Di belakangnya berdiri empat orang berjubah merah lainnya.

“Rakyat Dukee!” serunya dengan suara lantang. “Kalian semua telah dijual oleh kaisar Jack Zen yang bodoh itu kepada kami! Lihatlah, ia bahkan tidak perduli dengan penderitaan yang kalian alami sekarang! Untuk itu, kami kelompok Bandit Serigala Darah akan membangun pasukan yang lebih besar, dan akan mengkudeta kaisar bodoh itu!”

Sorakan dari para anggota bandit terdengar jelas memenuhi alun-alun, menyambut perkataan Jing Hu.

“Lihat dan saksikan! Hari ini adalah awal dari kemenangan bandit Serigala Darah.., dan mereka semua akan menjadi tumbal pertama.” Jing Hu menunjuk para prajurit yang tertawan.

Teriakan para anggota bandit yang berjumlah ribuan orang kembali meledak keras, membelah udara pagi yang cerah. Suasana menjadi panas, karena bara ketegangan yang menggantung di antara semua yang hadir.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
fauzi ezi
mantap
Zulkifli Zul Dsr
semangat terus tor penasaran ni perjalanan pengeran yg akan semakin menarik.kok pangeran nya gak pernah berkultifasi tor boleh tanya kekuatan pangeran nya dah sampai mana.apa ajaranah nya setelah terus agung
Christian Matthew Pratama
1/Rose/1vote
Lintang Putri
lanjutkan...
q suka ceritanya
Rahman: mampir kak, judulnya Iblis penyerap darah, mungkin saja suka🙏
total 1 replies
Agus Rose
99% novel kultivator bila si MC baru keluar mengembara pasti ketika menolong orang entah dirampok dll tidak jauh yg dtolong pasti perempuan cantik muda tidak pernah menolong laki2 !
🤣😜😜🤣😜
sungguh tidak ada ide yang lain😜😜😜
teguh andriyanto: Hayuk Thor mumpung weekend, tambahin LG donk👍
total 2 replies
teguh andriyanto
nyicil 2 mawar buat 2 chapter ya Thor.
RantauL: Diam" Aj Cesss...😄
total 1 replies
pipitjfa
raii gak gitu juga hehhh
pipitjfa
suer demi menjaga perasaannya?
pipitjfa
what? gak setia banget
pipitjfa
banyak yaa istrinya
pipitjfa
nah iya ray, mereka hanya pintar untuk mencari kekuatan tetapi tidak dengan otak yang cerdas
Christian Matthew Pratama
/Coffee/kopi
Zul Fiandi
yang banyak tor penasan ni ama cerita nya
Bilall
up
Christian Matthew Pratama
mulai pelit updatenya🤭
Teguh
Gas thor…. Lagi panas2 nya si mc… lanjut thor… nyicil mawar 5dl ya
teguh andriyanto
cakep Thor... LG panas2 nya ini.. gasskeun Thor.. nyicil mawar 5 dl ya...
Roni Sakroni
lanjutkan ceritanya thor
teguh andriyanto
Thor, penulisan kata2 nya bagus, alur tidak simpang siur . MC berkarakter dan OP. yakin baru nulis satu cerita ini Thor?
Roni Sakroni
keluarga Kerajaan yang bahagia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!