NovelToon NovelToon
Jika Esok Kita Menikah

Jika Esok Kita Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Pertemuan pertama begitu berkesan, itu yang Mada rasakan saat bertemu Rindu. Gadis galak dan judes, tapi cantik dan menarik hati Mada. Rupanya takdir berpihak pada Mada karena kembali bertemu dengan gadis itu.

Rindu Anjani, berharap sang Ayah datang atau ada pria melamar dan mempersunting dirinya lalu membawa pergi dari situasi yang tidak menyenangkan. Bertemu dengan Mada Bimantara, tidak bisa berharap banyak karena perbedaan status sosial yang begitu kentara.

“Kita ‘tuh kayak langit dan bumi, nggak bisa bersatu. Sebaiknya kamu pergi dan terima kasih atas kebaikanmu,” ujar Rindu sambil terisak.

“Tidak masalah selama langit dan bumi masih di semesta yang sama. Jadi istriku, maukah?” Mada Bimantara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 - Awas Kamu ....

Rindu mengembalikan botol air mineral pada Mada setelah meneguknya. Saat ini mereka masih berada di UGD rumah sakit. Rindu sudah mendapatkan pemeriksaan, tidak ada luka berarti hanya trauma dan shock dengan kejadian tadi. Lebam di wajah karena terbentur dan bekas tamparan sudah diobati.

“Baring dulu,” ujar Mada.

Rindu kembali berbaring. Dokter mengatakan tidak perlu rawat inap, hanya menunggu obat dan menyelesaikan administrasi mereka bisa pulang.

“Aku keluar sebentar ya,” ujar Mada karena ponselnya sejak tadi bergetar. Hanya dijawab dengan anggukan oleh Rindu. Tidak mungkin menjawab telepon di sana, bisa jadi mengganggu pasien lain dan yang paling utama tidak ingin Rindu mendengar percakapan nya. Ternyata Anton yang menghubungi.

“Iya,” ujar Mada lalu mendengarkan perjelasan Anton.

“Pastikan semua yang terlibat mendapat hukuman. Kawal terus kasus ini,” titah Mada. “Ah iya, supir taksi itu … berikan dia kompensasi,” ujar Mada lagi.

Panggilan pun berakhir, tapi ada lagi panggilan masuk dari Doni.

“Iya, om.”

“Papamu sudah tahu, nanti kamu saja yang jelaskan,” ujar Doni di ujung sana. Mada pun menghela nafas. Dalam perjalanan ke rumah sakit, Mada memang menghubungi Doni untuk hubungi pengacara keluarga Bimantara. Berurusan dengan penjahat dan kepolisian ia ingin kasus ditangani dengan baik dan tidak membuat nama keluarga Bimantara tercoreng.

“Mereka pasti tahu, nanti aku jelaskan.”

“Hm. Sekarang gadis itu di mana?” tanya Doni di ujung sana.

“Masih denganku di UGD. Sebentar lagi kami pulang,” sahut Mada.

“Pulang kemana?”

Hal itu yang belum dipikirkan Mada. tidak mungkin Rindu balik ke kosan, orang kepercayaannya tidak bisa mengawasi dengan teliti. Dibawa pulang bisa membuat masalah baru meski ingin sekali Mada mengajak Rindu pulang ke rumahnya. Hanya saja situasi saat ini belum tepat. Hotel, bisa habis dia diceramahi Sarah dan dihajar Arya.

“Belum tahu, om.”

Panggilan pun berakhir. Mada masih memikirkan akan membawa Rindu kemana. Apalagi ini sudah malam.

“Bos.”

Ia menoleh. Orangnya Anton menyerahkan kwitansi pembayaran dan kantong obat.

“Lo, siapin mobil nanti gue telpon kalau udah beres.”

Mada kembali ke dalam UGD. Rindu masih berbaring menatap langit-langit kamar, asyik dalam lamunan.

“Sayang,” panggil Mada.

Rindu menoleh. Terlihat raut wajah sendu dan lebam di wajah cantik kekasihnya, kembali membuat emosi Mada naik. Rasanya ingin dia habisi pria tua tadi juga orang yang sudah membantu penjebakan itu.

“Jangan melamun,” ucap Mada mengusap wajah Rindu.

“Mas, apa bude dan keluarganya akan dipenjara?”

“Oh, perempuan itu bude kamu?” Rindu mengangguk. “Kamu sudah siap menjelaskan kenapa bisa kamu ada di tempat itu?”

Rindu beranjak duduk dibantu oleh Mada. Ia menceritakan kejadian tadi. Mada berusaha sabar, meski ingin sekali mengump4t dan memukul atau menendang sesuatu untuk meluapkan kekesalannya.

“Semua yang ada di lokasi kejadian sudah dibawa polisi, kecuali kamu dan supir taksi. kalian akan diminta keterangan lain kali. Tenang saja, aku pastikan mereka mendapatkan hukuman setimpal.”

“Jadi, bude dan pakde akan dipenjara?”

“Kamu keberatan?”

Rindu menggeleng. “Sebenarnya aku kasihan, tapi mereka kejam bisa-bisanya aku mau dijual. Kalau kamu tidak datang, apa jadinya aku sekarang.”

Mada meraih tangan Rindu dan menggenggamnya.

“Jangan pernah merasa bersalah atas apa yang terjadi pada mereka. Mereka salah dan biarkan mereka mendapatkan balasannya.”

“Mbak Rindu.” Perawat membuka tirai pembatas ranjang. “Sudah ditebus obatnya ya, sudah boleh pulang.”

“Terima kasih, sus,” ujar Mada. “Ayo, sayang.”

“Pulang ke kosan ‘kan?”

“Oh tidak bisa. Aku hampir kehilangan kamu. Gimana kalau kita langsung ke penghulu aja?”

“Mas, aku serius.”

“Loh, aku lebih serius lagi. Yuk!”

***

“Ini apartemen kamu?” tanya Rindu.

“Bukan. Punya kak Gilang. Abangku, waktu menikah kamu wedding singernya.”

Rindu duduk di sofa menatap sekeliling ruangan. Mada membawanya ke sebuah unit apartemen. Sudah pasti hunian mewah. Rasanya ia hanya bisa pasrah untuk ikut kemanapun Mada membawanya.

Bahkan sejak kejadian tadi, pria itu tidak menunjukan penyesalan memiliki perasaan pada Rindu apalagi malu. Justru menjadi garda terdepan menyelamatkan. Saat tiba di rumah sakit agak cerewet pada dokter untuk memastikan kondisi Rindu.

Semakin yakin kalau Mada memang serius mencintai tanpa tapi dan alibi. Tidak ada dusta dari tatapan mata, ucapan dan sikap pria itu.

“Terus kita tidur di sini, tapi ‘kan ….”

“Kamu di sini, nanti ditemani Bu Sri yang biasa beres-beres. Aku pulang, tapi sebenarnya mau juga tinggal di sini. Paling besok Mama datang bawa sapu.”

“Terus, Kak Gilang kemana?”

“Lagi honeymoon. Lagian mereka nggak tinggal di sini, udah pindah rumah.”

Saat dalam perjalanan Mada sempat memesan makanan, dia tahu Rindu belum makan. Sudah menyajikan di atas meja sofa.

“Makan dulu, terus minum obatnya.”

“Padahal aku nggak sakit, kenapa dikasih obat.”

“Mungkin vitamin atau penenang. Dokter bilang kamu shock, dari tadi melamun terus. Ayo dimakan, daripada kamu yang aku makan.”

Rindu masih menikmati makannya saat seorang wanita paruh baya datang, Bu Sri. Mada menjelaskan siapa Rindu dan apa yang harus dilakukan malam ini.

“Jangan sampai di kabur ya bu,” ujar Mada.

“Iya, mas,” sahut Bu Sri tersenyum.

“Besok pagi aku kemari lagi, bawa pakaian kamu.” Mada mengusap kepala Rindu.

“Aku sampai kapan tinggal di sini?”

“Lihat situasi, kita bicarakan itu nanti. Pengennya besok kita ijab sah, biar bisa tinggal bareng,” usul Mada lalu terkekeh sedangkan Rindu mencibir.

Mada mengantar Rindu ke kamar memastikan gadis itu nyaman dan tenang baru ia berencana pulang.

“Titip Rindu ya bu. Dia baru saja mengalami kejadian tidak menyenangkan. Maunya aku juga menginap di sini, tapi takut Mama ngamuk.”

Bu Sri terkekeh. “Mas Mada ini ada-ada aja. Bu Sarah mana mungkin ngamuk. Malah yang ada kalian dinikahkan.”

“Ah, iya. Aku nginap aja deh biar cepat nikah sama Rindu.”

“Nggak boleh. Sana pulang, Mbak Rindu biar jadi urusan Ibu.”

“Bu Sri gimana sih, padahal usulnya bagus. Bilang sama Rindu, abang besok datang lagi bawa cinta.”

Sedangkan di kediaman Bimantara.

“Siapa di kantor polisi? Mada?” cecar Sarah yang mendengar percakapan telepon Arya dengan Doni.

“Bukan Mada,” jawab Arya.

“Lalu siapa? Di mana Mada, jam segini belum kelihatan. Untuk apa pula Doni telpon kamu, ini sudah larut. Pasti Mada bikin masalah ‘kan.”

“Sabar sayang, bukan begitu ceritanya.”

“Jadi benar Mada berulah?”

Arya menarik nafas dan mengusap wajahnya. ‘Awas, kamu Mada,’ batinnya.

1
Dwi ratna
duh kta³ itu mengingatkanku pda sang seseorang deh
hiro_yoshi74
pantesan mami nya arba di tinggàlin orang modelan es gois sakudele dewe mono ho .🤭✌
Felycia R. Fernandez
mana mau Sarah besanan sama pengkhianat...
mendingan Rindu la,jaaaauuuh banget kelakuan kamu dan Rindu...
gimana mau jatuh cinta ma kamu
Felycia R. Fernandez
yang awal katanya ingin belajar ilmu bisnis,malah berubah jadi ilmu Pepet Mada...
😆😆😆😆
kamu gak masuk dalam hati Mada Arba,lebih baik sadar diri...
jauh jauh gih dari Mada
hiro_yoshi74
emang enakbdi cuekin
Purnama Pasedu
ngotot ya
tiara
sepertinya ayah Rindu orang kaya,cuma karena pamanya suka minta uang terus jadi ga peduli tuh sama kehidupan mereka
Esih Esih
apa mungkin rindu anak nya felix,kan dia org nya doyan selingkuh
Felycia R. Fernandez: wow...👍👍👍👍👍
aku gak kepikiran kesana kk...
keren kk nya
Esih Esih: ayo kak dtyas kita main tebak tebakan aja 🤣🤣
total 3 replies
Esih Esih
apakah ayah rindu orang kaya
Felycia R. Fernandez
judulnya Mada kebelet nikah kk Thor Dtyas 😆
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣
tiara
ayo Mada cepat halalin Rindu biar biar bisa tinggal bareng
Felycia R. Fernandez
kasi pelajaran tuh buat pakde bude dan sepupunya...
babat habis sampai ke akarnya...
🤬🤬🤬🤬🤬
Esih Esih
aduh dikit amat cerita nya kak,kaya lg nyolek sambel tp blm sempet ke makan alias nanggung amat🤣🤣
aroem
bagus
Naja Naja nurdin
ya Ela model gombal nya yahut bingit bang
tiara
Rindu diselamatkan Mada dan anak buahnya tinggal keluarga pamannya nih menunggu pembalasan dari Mada
Sastri Dalila
👍👍👍👍
tiara
ayo Mada selamatkan Rindu,kamu pasti tau keberadaan Rindu lewat aplikasi kan
Rohmi Yatun
cerita yang menarik 🌹🌹🌹🌹👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!