Garvesya seorang gadis nakal yang mendadak transmigrasi ke dalam sebuah novel di mana kisah pemeran utama wanita sangat tragis.
Sejak pemilik tubuh asli mengalami luka bakar di kulitnya hampir 70% karena insiden kebakaran di acara pertunangannya itu, pemeran utama wanita diabaikan keluarganya, dicampakkan tunangannya, di pecat dari pekerjaannya dan dijauhkan para sahabat dan akhirnya kesadaran pemeran utama wanita di nonaktifkan.
Garvesa mengambil alih tubuhnya dan dibekali sebuah kecerdasan buatan, sistem super canggih. Misi balas dendam ini harus berhasil, jika tidak ia mendapatkan hukuman, jika ia berhasil menyelesaikan misi balas. dendam pemilk tubuh asli itu, maka ia akan di kembalikan ke dunia nyata, jika tidak selamanya terperangkap di dunia novel.
Mampukah Garvesa menyelesaikan misi atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12 Misi Baru
...❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️...
...Happy Reading...
...☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️...
Gio juga menangis di pelukan ibunya. "Doakan saja kakak baik-baik saja Bu, aku juga tak mau kehilangan kakak, kita sudah kehilangan ayah, aku juga tak ingin kehilangan kakak," ucap Gio dengan suara parau.
"Semoga saja kakak mu baik-baik saja. Tapi... tapi... ini sudah 3 hari, kalau tetap tidk di temukan dalam satu minggu artinya... kakak mu sudah meninggal," kata Ririn tak bisa menahan kesedihannya.
"Ibu... kita hanya bisa mengikhlaskan kepergian kakak, ibu jangan sampai sakit, aku nggk mau kehilangan ibu juga, kalau kalian semua pergi lalu aku bagaimana?" tanya Gio tangannya semakin pecah. Ia takut jika ibunya jatuh sakit, lalu meninggal dunia, lalu ia hidup sendiri terlentang lantung.
Ririn mencoba tersenyum meskipun air matanyanya tak berhenti mengalir. Ia mengusap rambut Gio degan lembut dan kasih sayang. "Yang ibu punya satu-satunya di dunia ini hanya kamu lagi, jadi ibu tidak akan menyia-nyiakan kamu lagi," kata Ririn.
Tak terasa air mata Garvila mengalir begitu saja dari ujung matanya. Di dalam tidur ia melihat ibunya yang sedang menangis bersama adiknya.
Mereka terlihat benar-benar kehilangan. Kehilangan dirinya yang pergi entah kemana.
"Ibu... Gio... aku akan kembali... aku pasti kembali!" ungkap Garvila sambil mengangkat tangannya ingin memegang pipi ibunya yang sedang menangis itu, yang ingin menghapus air mata ibunya dan ingin memeluk adik laki-lakinya itu.
Duak! Duak! Duak!
Tiba-tiba saja pintu kamarnya di gedor-gedor, entah siapa yang menggedornya.
"Cepat buka pintunya!" terdengar suara pria dengan suara berat dari balik pintu, ia mendengar jika dari balik pintu itu sangat ramai.
Garvila bangun dengan terpaksa sambil menyeka matanya yang ada sisa air di ujung matanya.
"Siapa sih di luar, berisik banget," ucap Garvila merasa terganggu.
"Cepat buka pintunya atau kami paksa masuk!" teriak pria itu dengan lantang.
"Ada apa sih?" tanya Garvila sambil membuka pintu dan dengan cepat pria itu membekuk Garvila dan memborgol tangannya.
"Hey! Apa-apaan ini?! Kenapa aku di borgol?" tanya Garvila tak Terima. Ia melihat ada beberapa orang yang berkumpul di depan kamarnya itu, mereka semua seperti buser.
Eron tersenyum licik keluar dari para-para buser itu.
"He he he he, bagaimana Garvila, akan datang hari ini juga, di mana kau di tangkap dan masuk penjara lalu membusuk di sana," ucap Eron dengan penuh kemenangan.
"Heh! Kau lagi kau lagi, sepertinya pukulan waktu itu belum membuat mu jera ya?" tanya Garvila tersenyum sinis di mana tangannya di pegang kuat oleh buser itu.
"Kurang ajar! Kau yang sudah di tangkap begini masih juga bisa mengejek ku! Tapi tak apa, anggap saja ini adalah kata terakhir mu sebelum kau tidak lagi melihat dunia luar," ucap Eron berusaha untuk tersenyum sekali pun ia sangat ingin memukul Garvila.
Ting!
[Misi baru]
[Melepaskan diri dari penangkapan]
[Status misi sedang berlangsung]
Garvila tersenyum sinis. "Kita lihat saja nanti, apakah aku bisa masuk penjara atau tidak," tantang Garvila punya ide..
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...
mending ketiban durian 😅