NovelToon NovelToon
Pewaris Terhebat 2

Pewaris Terhebat 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Menantu Pria/matrilokal / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:18.2k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Setelah kemenangannya melawan keluarga Ashcroft, Xander menyadari bahwa kejayaan hanyalah gerbang menuju badai yang lebih besar.

Musuh-musuh lama bangkit dengan kekuatan baru, sekutu berpotensi menjadi pengkhianat, dan ancaman dari masa lalu muncul lewat nama misterius: Evan Krest, prajurit rahasia dari negara Vistoria yang memegang kunci pelatihan paling mematikan.

Di saat Xander berlomba dengan waktu untuk memperkuat diri demi melindungi keluarganya, para musuh juga membentuk aliansi gelap. Caesar, pemimpin keluarga Graham, turun langsung ke medan pertempuran demi membalas kehinaan anaknya, Edward.

Di sisi lain, Ruby membawa rahasia yang bisa mengguncang keseimbangan dua dinasti.

Antara dendam, cinta, dan takdir pewaris… siapa yang benar-benar akan bertahan di puncak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Waktu satu bulan berlangsung agak lambat bagi Xander pada awalnya. Akan tetapi, setelah dua minggu dilalui, Xander merasa waktu justru berjalan cukup cepat. Kesehariannya berlangsung cukup menonton karena melakukan aktivitas yang nyaris sama.

Setiap hari, Xander akan mengambil bahan makanan di pantai dan membawanya ke bukit dalam waktu setengah jam, lalu diteruskan dengan mengambil air dari tempat yang sama ke atas bukit, dilanjutkan dengan memotong kayu bakar di hutan, kemudian membawanya ke rumah.

Xander benar-benar menjalani kehidupan seperti orang biasa pada umumnya.

Pemberat yang dipakai Xander terus bertambah setiap seminggu sekali. Pergerakannya menjadi cukup sulit, tetapi ia menikmati hal itu sebagai proses latihan. Saat melepaskan pemberat di malam hari akhir-akhir ini, ia merasa tubuhnya menjadi semakin ringan dan di saat yang sama otot-ototnya semakin membesar. Sayangnya, selama sebulan tidak ada latihan bela diri maupun latihan penggunaan senjata atau semacamnya.

Xander sejujurnya rindu dengan keluarganya, terutama Lizzy dan buah hatinya. Satu bulan tidak bertemu membuat kerinduannya tidak terbendung. Ia hanya memiliki kesempatan setengah jam setiap hari untuk berbincang dan menanyakan kabar. Lizzy terus memberinya semangat agar bisa menyelesaikan pelatihan dengan sebaik mungkin.

Sebagian besar pasukan masih berada di pulau Tuzon. Sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan selanjutnya, para pengawal tidak diperkenankan untuk membantu Xander dan ikut campur dalam pelatihan. Govin, Miguel, Mikael dan pengawal lain hanya memperhatikan dari jarak cukup jauh dan berbincang jika ada sesuatu yang sangat penting.

Saat ini, Xander tengah berada di pinggiran tebing di belakang pulau seperti hari-hari biasanya bersama Evan Krest, Bernard, Darren, Kelly. Di tempat inilah, Xander akan mendapatkan tugas setiap hari. Govin, Miguel dan para pengawal yang berada cukup jauh. Matahari tampak masih malu-malu menampakkan diri.

"Hari ini aku akan memberitahukan hasil penilaianku dan Bernard mengenai pelatihanmu selama satu bulan, Alexander," ujar Evan Krest.

Xander mengangguk kecil, menjadi tegang.

"Aku dan Bernard menilai jika kau sudah berkembang dari sebelumnya meski satu minggu awal perkembanganmu terkesan cukup lambat. Jika dijabarkan dalam bentuk poin, perkembanganmu bernilai 85 dari syarat standar 75. Dengan nilai tersebut, perkembanganmu tidak jauh dari standar, dan hal itu membuat posisimu berada di posisi cukup."

Perkembanganku ternyata tidak jauh dari standar, padahal aku mengira sudah banyak berubah dari sebelumnya, batin Xander dengan kepalan tangan menguat.

Evan Krest tersenyum. "Kau memang seharusnya marah pada dirimu sendiri, Alexander. Jadikan amarahmu sebagai dorongan kuat untuk membuatmu lebih kuat dari sebelumnya."

Evan Krest memberi tanda pada Darren dengan lirikan mata. Darren membawa sebuah bola besi, melemparnya pada Xander.

"Bola ini," gumam Xander yang berhasil menangkap bola dengan sempurna.

"Kau benar." Evan Krest menunjuk sebuah tebing. "Saat hari pertama kau berlatih, kau berhasil melempar bola besi itu sejauh 15 meter. Sekarang, kau harus melemparkan bola itu sejauh mungkin agar kau dan kita semua bisa melihat sejauh mana kekuatan fisikmu berkembang."

Lim segera mengambil ancang-ancang.

"Tunggu, Alexander." Evan Krest membentangkan satu tangan. "Kau akan melemparkan bola besi itu dalam keadaan tidak memakai pemberat. Darren, kau bantu Alexander melepaskan rompi besi dan sepatu besi dari tubuh Alexander."

"Baik, Kek." Darren segera mendekat, melakukan seperti yang diperintahkan.

Xander kembali mengambil ancang-ancang untuk melempar, berusaha menenangkan diri. Ia menunggu tanda dari Evan Krest.

"Mulai!" perintah Evan Krest.

Xander segera melempar bola sekuat tenaga. Bola melesat di langit, menerobos pepohonan sampai akhirnya mendarat di tanah, berguling-guling sesaat hingga sepenuhnya berhenti.

"Dua puluh tujuh meter," ujar Kelly sembari menunjukkan layar yang menampil angka yang disebut barusan.

"Itu tidak buruk dan tidak bisa disebut bagus juga," ujar Evan Krest.

Xander menghembus napas panjang, mengepalkan tangan erat-erat. "Jadi, sebatas ini perkembanganku setelah sebulan lamanya berlatih," gumamnya.

Evan Krest tertawa lebih keras. "Aku menyukai wajah kesalmu, Alexander. Baik, dengarkan aku. Kau tentu penasaran dengan aktivitasmu sehari-hari yang berkutat dengan membawa barang makanan, mengambil air, memotong kayu bakar dan pekerjaan biasa lainnya. Kau juga mungkin bertanya kapan kau akan berlatih bela diri, penggunaan senjata dan lain-lain. Aku sangat yakin jika kau sudah mempelajari semua itu di pelatihan mu sebelumnya. Tapi seperti yang aku sebutkan sejak awal, latihan ini berfokus untuk melatih fisikmu. Jika fisikmu bertambah kuat, kemampuan bela dirimu seharusnya ikut meningkat.”

Evan Krest menoleh pada sebuah pulau kecil yang terlihat seperti titik kecil di tempatnya berdiri, lalu menatap Xander kembali. "Melempar bola itu hanyalah salah satu cara untuk melihat sejauh mana perkembanganmu. Tapi ada cara lain untuk mengukur sejauh mana kemampuanmu sekarang."

Evan Krest tersenyum. "Hari ini, kau akan menjalani ujian kenaikan. Jika kau berhasil melewati ujian itu, kau bisa mengikuti pelatihan untuk bulan berikutnya. Jika tidak, aku dan Bernard tidak akan melatihmu di bulan berikutnya.”

"Bukankah pelatihan berlangsung selama lima bulan?" tanya Xander.

"Kau benar. Tapi pelatihan lima bulan baru bisa terlaksana jika kau memang berhasil menyelesaikan pelatihan dan dinyatakan lulus setiap bulannya olehku dan Bernard, di mana salah satu syarat utamanya adalah lulus dari ujian kenaikan. Sepertinya aku dan Bernard sama-sama lupa untuk memberitahumu mengenai hal ini. Apa kau keberatan dengan ujian ini dan bermaksud mengundurkan diri, Alexander?"

"Tentu saja aku tidak keberatan, Tuan." Xander tersenyum, merasa tertantang dengan ujian. Memang sudah sepantasnya hal ini dilakukan untuk bisa melihat sejauh mana perkembangannya selama satu bulan.

"Apa kau melihat pulau itu, Alexander?" Evan Krest menunjuk pulau yang dilihatnya tadi.

Xander mengangguk, mulai menerka tugas apa yang harus dirinya selesaikan.

"Pulau itu adalah pulau yang akan menjadi tempat ujianmu, Alexander." Evan Krest tersenyum. "Kami akan mengantarmu ke pulau itu setengah jam lagi. Tugasmu adalah mengumpulkan lima bendara dan membawanya ke sisi pulau dalam waktu empat tajam. Kau tidak akan mendapatkan petunjuk apapun mengenai bendera-bendera itu. Dengan kata lain, kau harus mencari bendera itu satu per satu mengelilingi pulau."

"Jika kau bisa menyelesaikannya, kau dinyatakan lulus dari ujian dan berhak melanjutkan ke pelatihan bulan berikutnya. Sebagai informasi, pulau itu merupakan tempat beberapa hewan berbisa tinggal. Kau hanya akan mendapatkan satu set perlengkapan selama masa ujian yang terdiri dari satu buah pisau, tali dan obat-obatan dalam jumlah yang terbatas."

"Waktu empat jam dimulai saat kau menginjakkan kaki di pulau.

Dengan kemampuanmu sekarang, kau setidaknya bisa menyelesaikan ujian paling cepat dalam waktu enam jam. Kami sengaja memilih waktu empat jam agar kau bisa melewati batasanmu."

Xander semakin tertantang dan tegang di saat bersamaan.

1
Siti Norina
untuk beberapa hari kedepan kayaknya gw harus ngepet ni thor buat beli kuota demi PT.
#✌️✌️✌️
y@y@
💥👍🏿🌟👍🏿💥
y@y@
⭐👍🏻👍🏼👍🏻⭐
Glastor Roy
up
Ablay Chablak
lamaaa
y@y@
⭐👍🏿👍🏾👍🏿⭐
y@y@
💥👍🏼👍🏻👍🏼💥
y@y@
🌟👍🏾👍🏿👍🏾🌟
Rocky
Kira2 apa ya 'sesuatu' yg di maksud Kakek Evan ?
Ablay Chablak
noh udh gw kasih hadiah thor...rajin2 ya updatenya
Rahmat BK
penderitaan di mulai
y@y@
🌟👍🏻👍🏼👍🏻🌟
y@y@
⭐👍🏿👍🏾👍🏿⭐
y@y@
💥👍🏼👍🏻👍🏼💥
Ablay Chablak
sehari 4bab lah thor
ikhsan
penasaran sama kelanjutannya gimna perjalanan xander
cepat² di up nya min
Glastor Roy
up
Siti Norina
nunggu up nya smp lupa sarapan thor
#makan2
Ablay Chablak
lama nih alur cerita ivan krest nya sampe 3 hari blm kelar
MELBOURNE: Disaksikan terus jangan sampai kelewatan yaa😘😘
total 1 replies
amienda
up byk2 thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!