Seorang dokter jenius dari satuan angkatan darat meninggal karena tanpa sengaja menginjak ranjau yang di pasang untuk musuh.
Tapi bukanya ke akhirat ia justru ke dunia lain dan menemukan takdirnya yang luar biasa.
ingin tau kelanjutannya ayo ikuti kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Festival Musim Bunga
Hari ini adalah hari di mana festival bunga diadakan. festival itu di lakukan diluar istana, festival ini menyatukan bangsawan dan rakyat biasa. Xiaoran hadir dengan status barunya. Ia tidak berdiri di bawah bayang-bayang siapa pun. Para tamu membicarakannya ada yang memuji, ada yang iri. Tapi tak ada yang berani meremehkannya lagi.
Pangeran Kedua mendekat dengan tenang, membawa segelas teh dingin.
“Kau terlihat berbeda,” katanya.
“Aku sedang bersiap menghadapi peperangan yang tidak semua orang tahu,” jawab Xiaoran.
Mereka menatap langit malam, di mana bintang utara berkedip tak biasa.
Rubah putih bersembunyi di balik bayang-bayang lentera, matanya menyala. Ia tahu: musuh sejati masih di luar sana. Dan saat gerbang dunia mulai terbuka, hanya satu orang yang bisa menutupnya… Li Xiaoran.
Tidak lama acara pun di mulai, di semua penjuru kota terlihat sangat ramai dan terang. Semua penduduk meramaikan acara festival ini. Tidak ada kejadian apapun di acara ini semuanya berjalan lancar hingga akhir.
Tiga Hari Sebelum Keberangkatan – Malam Hari, Kediaman Jenderal Wu Jing
Langit malam tampak tenang, tapi suasana hati di dalam kediaman Jenderal Wu Jing justru bergejolak. Semua yang dekat dengan Li Xiaoran telah mengetahui rencananya untuk pergi. Malam ini, mereka berkumpul untuk mengadakan upacara kecil perpisahan sementara.
Li Xiaoran berdiri di tengah aula dengan jubah hitam sulam perak pemberian Permaisuri. Di lehernya tergantung liontin kristal merah kunci pembuka ruang dimensi Rubah Putih Ruan Tian.
Jenderal Wu Jing memegang secawan anggur merah. “Xiaoran, darahmu adalah darah kami. Kau boleh pergi sejauh langit, tapi ingat: rumahmu… selalu di sini.”
Li Furen memeluk putrinya erat, sementara Li Zhen dan Xiumei menunduk, menahan haru. Lan’er berdiri di belakang, matanya merah, tapi tekadnya tetap kuat.
“Aku berjanji akan kembali… dengan kekuatan yang cukup untuk melindungi kalian semua,” ucap Li Xiaoran pelan, namun penuh keyakinan.
Tiga Hari Kemudian – Gerbang Rahasia Gunung Xianling
Keberangkatan Li Xiaoran tidak di ketahui oleh siapa pun selain orang orang nya dan juga keluarga nya.
Li Xiaoran pergi menggunakan teleportasi miliknya yang baru ia kuasai.... semua keluarga nya sangat takjub dengan apa yang di lakukan oleh Li Xiaoran. Sedangkan Li Xiaoran saat ini sudah keluar dari hutan perbatasan kekaisaran.
" Kita harus kemana Gege ?" tanya Li Xiaoran pada Ruan Tian
Sedangkan Ruan Tian yang mendengar itu bukanya menjawab tapi justru menoleh kesana kemari bingung dan itu membuat Li Xiaoran heran, "Gege sedang cari apa, kenapa pertanyaan ku tidak di jawab ?" tanya Li Xiaoran
"Gege..... maksudnya...Aku, kau panggil aku Gege?" tanya Ruan Tian shock
"Iya.... kenapa? Apa tidak boleh... Atau kau lebih suka ku panggil leluhur ?" tanya Li Xiaoran dengan seringai nya
"Tentu saja aku shock... Kau panggil aku Gege. Dan apa tadi kau mau panggil aku leluhur? Aku tidak mau aku masih muda dan apa kau tidak lihat jika aku setampan ini " ujar Ruan Tian
"Apanya yang tampan kau mahkluk berbulu semua wajah sama jadi dari mananya terlihat tampan" ujar Li Xiaoran
"Kau... Kau... Menghinaku, aku akan tunjukkan bagaimana ketampanan ku" ujar Ruan Tian kesal lalu tiba tiba tubuhnya di selimuti cahaya terang dan lama kelamaan cahaya itu memudar dan terlihatlah pria tampan disana.
"bagaimana aku tampan bukan?" tanya Ruan Tian
Li Xiaoran memandang Ruan Tian dari atas sampai bawah, dengan wajah berbinar , "Wah.... Gege sangat..... Cantik" jawab Li Xiaoran
Ruan Tian yang awalnya sudah akan sombong tiba tiba lemas, " Aku ini pria bagaimana kau bilang cantik. Sepertinya mata dewamu tidak berfungsi dengan baik"
"Hehehe.... Baiklah baiklah, Gege sangat tampan tapi masih tampan jodohku" jawab Li Xiaoran lalu berjalan duluan meninggalkan Ruan Tian
"Jodoh... jodoh yang mana? Memangnya kau sudah melihatnya?" tanya Ruan Tian penasaran
"Tentu saja belum.... Wajar bukan jika aku bergayal jika jodohku tampan, aku ini wanita normal" jawab Li Xiaoran santai
"Anak ini masih kecil sudah bilang jodoh, aku saja belum ketemu jodoh" gumam Ruan Tian tapi masih di dengar oleh Li Xiaoran
"Itu berarti Gege tidak menarik" ujar Li Xiaoran lalu lari
"Kurang ajar kau.... Jangan lari.... berhenti...!!!" seru Ruan Tian mengejar Li Xiaoran
Mereka tertawa bersama dan saling kejar.
...----------------...
Perjalanan mereka sudah satu Minggu berlalu dan akhirnya mereka pun sampai di suatu tempat. Dengan mengenakan jubah pelindung hitam dan kalung pelacak spiritual, Li Xiaoran berdiri di depan gua kuno. Di belakangnya, Ruan Tian muncul dalam wujud manusianya—seorang pemuda berambut ungu panjang dan mata perak.
“Di sini saudari pertamaku tersegel Yue Lan, Burung Api Pembakar Jiwa.” ujar Ruan Tian
Xiaoran menatap segel batu yang tertutup jaring mantra kuno.
“Dia kuat. Tapi juga temperamental,” kata Ruan Tian, “Kau harus melewati ujian apinya dan itu menyentuh kenangan terdalam dan luka jiwamu.”
Xiaoran tanpa ragu melangkah masuk. Mantra api menyambar, mengurungnya dalam ilusi masa lalu—saat ia dibuang di salju, saat kelaparan dan sakit, saat dipukuli karena bukan ‘anak kandung yang berharga’.
Namun dalam panasnya api, ia menolak untuk menyerah.
“Aku bukan siapa pun di masa lalu. Tapi aku adalah Li Xiaoran hari ini dan akan menjadi pelindung dunia di masa depan!” seru Li Xiaoran
Api padam seketika. Sosok bersayap api turun dari langit gua. Yue Lan, cantik dan agung dalam wujud manusia, menatap Xiaoran.
“Kau lulus. Aku… akan menjadi senjatamu.” Ujarnya sambil menyerahkan pedang merah api berkepak yang menyatu ke dalam roh Xiaoran.
Sementara itu di Ibu Kota – Istana Kekaisaran
Permaisuri menerima laporan dari pasukan rahasia. Salah satunya membuatnya mengernyit.
“Pihak luar, pedagang dari utara dan barat mengirim pesan yang sama. Mereka sedang mencari… gadis dengan suara hati.”
Pangeran Kedua berdiri di sisinya, wajahnya dingin.
“Mereka mulai tahu.”
Permaisuri menatap lentera emas bergambar rubah dan burung api. “Kita harus mempercepat rencana pertahanan. Jika gerbang Cahaya Tengah Malam benar-benar dibuka… bahkan Kaisar pun tak akan mampu menutupnya.”
Di Balik Bayangan – Markas Organisasi Hitam
Seseorang bertopeng duduk di atas tahta gelap. Di sekelilingnya, para ahli sihir dan mantan jenderal bayangan bersujud.
“Sang Penjaga Dunia terakhir sudah mulai bergerak… Dan makhluk-makhluk itu mulai bangkit.”
Suara dingin terdengar dari belakang topeng, “Kita akan biarkan dia mengumpulkan semua kontraknya. Saat semuanya terkumpul saat itulah kita mencuri kekuatannya.”
“Dan kemudian… dunia ini akan jadi milik kita.”
Di Dalam Dimensi Rubah – Ruang Latihan Roh
Xiaoran berlatih dengan Yue Lan dan Ruan Tian. Setiap pukulan menggetarkan udara. Kombinasi kekuatan api dan dimensi membuatnya tak tersentuh. Namun dia tahu… ini baru awal.
“Siapa saudara berikutnya yang harus kita cari?” tanya Xiaoran sambil mengatur napas.
“Luo Yun, Kura-kura Petir Langit. Dia disegel di Danau Abadi yang tersembunyi di balik ilusi ribuan tahun.” jawab Ruan Tian
“Baik. Setelah aku siap, kita berangkat,” jawab Xiaoran.
Ruan Tian memandangi gadis itu dengan bangga. “Semakin hari, kau makin layak disebut Penjaga Dunia.”
Kediaman Jenderal Wu – Beberapa Minggu Setelah Kepergian Xiaoran
Li Zhen telah membangun jaringan mata-mata sendiri. Xiumei semakin dikenal di kalangan sosialite sebagai wanita pintar, dan diam-diam menyelidiki para bangsawan korup. Lan’er menjadi pelatih utama dayang baru dan pelindung rahasia ibu mereka.
bersambung
semangat Xiaoran dan yang lain...
semangat kak author dan sehat selalu