Mengandung benih kekasih sahabatnya sendiri, sungguh bukanlah hal yang pernah terbayangkan oleh Meisya. Akibat obat perangsang yang tanpa sengaja ia minum di acara party membuatnya terjebak melewatkan malam panas bersama Kenzo. Teman sekaligus kekasih dari sahabat baiknya.
Niat hati ingin melupakan kejadian malam panas bersama Kenzo, Meisya justru mendapatkan kenyataan pelik karena ia dinyatakan hamil tepat sebulan setelah kejadian malam kelam itu.
“Menikahlah denganku demi anak kita, setelah anak kita lahir, kita akan berpisah.” Kata Kenzo ingin bertanggung jawab.
Tak punya pilihan, Meisya menerima tawaran Kenzo. Dengan syarat menutupi pernikahan mereka dari Bianca karena Meisya tidak ingin menyakiti hati Bianca bila dia mengetahuinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBKS 23 - Boleh Aku Memelukmu?
Malam semakin larut. Namun Meisya tidak kunjung bisa memejamkan kedua kelopak matanya. Dia masih saja terjaga dengan pandangan fokus melihat layar ponselnya.
“Mereka terlihat sangat cocok sekali.” Meisya tersenyum kecut melihat kebersamana Kenzo dan Bianca kembali di atas panggung. Makin hari, beranda media sosial Meisya semakin terisi dengan kebersamaan Kenzo dan Bianca. Membuat Meisya tersadarkan jika Kenzo bukanlah miliknya seutuhnya.
“Kenapa hatiku rasanya gak nyaman setelah melihat foto mereka?” Gumam Meisya. Dia merasa aneh untuk hal yang satu itu. Pasalnya, biasanya dia selalu bersikap biasa saja setiap kali melihat momen kebersamaan Kenzo dan Bianca.
Tak ingin semakin terbawa perasaan, Meisya segera menggelengkan kepala. Mengusir segala pemikiran buruknya. Dia tidak ingin pemikiran buruknya membuatnya tidak bisa tenang.
“Sejak dulu mereka sudah terbiasa bersama. Jadi gak seharusnya aku merasa seperti ini!” Meisya mengingatkan dirinya supaya tidak memikirkan hal yang tidak seharusnya dia pikirkan.
Namun, semakin dia berusaha untuk tak memikirkannya, makin Meisya merasa sulit untuk melakukannya.
“Aku benar-benar merasa gak nyaman dengan perasaanku saat ini.” Gumam Meisya sembari memejamkan kedua kelopak matanya. “Nak, apa perasaan Mama seperti ini karena ada kamu di perut Mama? Kalau benar begitu, Mama pengen kamu jangan buat hati Mama galau begini, ya. Kita berdua harus sama-sama sadar jika papa kamu bukanlah milik kita seutuhnya.” Meisya menghela nafas sembari mengusap perutnya yang membuncit. Meisya tidak ingin anaknnya jadi ketergantungan dengan ayahnya. Karena pasti akan sulit bagi dirinya untuk membuat anaknya tetap bersama dengan ayahnya.
Pulang dari luar kota, Kenzo mencari cara agar bisa bertemu Meisya lebih dulu sebelum bertemu dengan keluarga Bianca. Jujur saja, setelah beberapa lama di luar kota, membuat Kenzo sangat merindukan Meisya dan janinnya. Kenzo rasanya ingin buru-buru bertemu dengan mereka.
”Kenzo, kamu ngapain di sini!” Wajah Meisya kelihatan kaget saat baru saja selesai mengisi salah satu acara di televisi Kenzo tiba-tiba datang menghampirinya.
“Kamu udah siap acaranya kan? Kita ke apartemen sekarang. Ada hal penting yang mau aku bicarakan sama kamu!” Ajak Kenzo. Wajahnya kelihatan begitu serius saat mengungkapkan keinginannya.
Meisya dibuat heran sekaligus bertanya-tanya. Mbak Elva pun segera meminta Meisya untuk mengikuti perkataan Kenzo. Sebelum media yang kini sedang berkeliaran melihat interaksi mereka.
“Baiklah. Ayo!”
Kenzo mengangguk. Buru-buru dia membawa Meisya masuk ke dalam mobil miliknya. Untung saja situasi di sekitar mereka sedang sepi hingga membuatnya tidak sulit untuk membawa kabur Meisya dengan aman.
“Sebenarnya ada apa sih, Ken? Kenapa gak bilang aja apa yang mau kamu bicarakan sama aku sekarang?” Tanya Meisya saat berada di perjalanan menuju apartemen.
Kenzo tak memberikan jawaban. Dia baru ingin bersuara saat mereka sudah tiba di apartemen saja. Sikap Kenzo yang seperti itu pun membuat Meisya kesal bukan main. Tapi Meisya juga tidak ingin memaksa Kenzo untuk menjawab.
“Ken, ayo jawab pertanyaanku. Kenapa kamu tiba-tiba menyusulku seperti tadi. Dan apa yang ingin kamu bicarakan? Sepenting apa sih yang mau kamu bicarakan sampai menyusulku seperti tadi?” Tanya Meisya beruntun.
“Sebenarnya gak ada hal terlalu penting yang ingin aku bicarakan sama kamu. Hanya saja….” Ken menjeda perkataannya.
“Hanya saja apa? Kamu ini aneh banget tahu gak. Katanya tadi ada hal penting yang mau dibicarakan sama aku. Nyatanya gak ada!”
Ken tersenyum melihat Meisya dalam mode galak saat ini.
“Aku gak butuh senyuman kamu, Ken. Aku butuh jawaban dari kamu. Hanya saja apa tadi?” Tanya Meisya lagi.
“Hanya saja aku merindukan kamu, Mei. Aku sangat merindukan kamu dan anak kita sehingga aku ingin sekali bertemu kalian setelah aku tiba di sini tadi.”
Deg
Meisya terkesiap. Menatap wajah Ken dengan mata membola.
“Emh, maaf, Mei. Karena aku terlalu merindukan anakku dan anakku masih berada di dalam perut kamu, apa aku boleh memeluk tubuhmu. Karena dengan memeluk kamu aku bisa memeluk anakku juga?” Pinta Ken dengan tatapan memohon.
Meisya terdiam. Lidahnya terasa kelu untuk menjawab. Belum mendapatkan jawaban dari Meisya, Kenzo sudah langsung memeluk tubuh Meisya saja tanpa menunggu jawaban dari Meisya lebih dulu.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Meisya dan Kenzo, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
Kenzo membela meisya bianca menuduh meisya, pdhal kenzo dan meisya sama2 terpengaruh obat merasa pd saat melakukannya....
Meisya terpaksa menikah sirih sm kenzo sudah hamidun....
Bianca merasa meisya merebut kenzo darinya.....