Zalika Azzalea adalah gadis cantik yang berusia dua puluh dua tahun, dirinya memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih Arga Pramana diusia muda dengan harapan sebuah kebahagiaan
Pil pahit harus ia telan, karena pernikahan tak berjalan seperti yang dirinya impikan. mimpi sederhana untuk biduk rumah tangga yang sempurna nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Pernikahan yang hanya berlangsung tiga hari itu berakhir dengan menyisakan trauma mendalam, mengubah gadis ceria menjadi seorang yang takut akan cinta
Akankah ada pria yang dikirim tuhan untuk menyembuhkan lukanya? lalu Cinta yang akan memberinya kebahagiaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta Pertunangan
"Saya tidak bisa memberikan uangnya. Lagi pula setahu saya semua persiapan telah dilakukan dan mama saya jelas tidak melupakan sesuatu pun!" Tolak Jefry, ia akan membuat Rama menolak menjodohkan putrinya karena Jefry tidak lagi dapat diperas
"Tapi nak, ini sangat penting. Ini keperluan pribadi Leona makanya kami datang kesini!" Rama masih keukeh, dirinya telah datang sejauh ini, tidak mungkin kembali dengan tangan kosong
"Maaf tapi saya tidak bisa, lagi pula jika itu kebutuhan pribadi harusnya sebagai orang tua anda yang memberikan nya pada Leona!" Ujar Jefry
"Katakan sesuatu pada calon suamimu, Leona!" Bisik Rama pada putrinya dan itu terdengar oleh Jefry
"Sayang, tolonglah. Aku butuh uangnya, ini sangat penting!" Leona mengeluarkan jurus manjanya, pasangan ayah dan anak ini memang sangat kompak pikir Jefry
"Aku sudah katakan jika aku tidak bisa Leona, kamu bisa minta sama mama, bukannya mama sangat menyayangi kamu!" Ucap Jefry membuat wanita itu melirik sang ayah
"Tapi nak.."
"Sudahlah, aku sangat sibuk. Kalian bisa tinggalkan tempat ini jika sudah selesai!" Ucapannya tak terbantahkan
Dengan menelan kekecewaan, Rama serta putri semata wayangnya meninggalkan ruang kerja milik Jefry, tadinya mereka berpikir akan mendapat banyak dengan mendatangi Jefry, nyatanya pria itu tidak seroyal biasanya. Entah apa yang terjadi
"Kamu harus menikahi Jefry secepatnya! Dia satu-satunya alat bagi kita untuk kelangsungan hidup kita, Leona. Papa tidak ingin jatuh miskin karena kamu batal menikah dengan Jefry!"
"Iya pah, aku juga nggak ngerti kenapa hari ini Jefry jadi pelit seperti itu. Kita bahkan nggak dapet sepeserpun!"
Perbincangan keduanya tak sengaja terdengar oleh Zalika yang tengah duduk di mejanya. Entah mereka menyadari keberadaannya atau tidak, tapi kata-kata mereka yang menyebut Jefry sebagai mesin penghasil uang berhasil membuat gadis itu kesal mendengar nya
Ia pikir Leona tulus mencintai Jefry, nyatanya wanita itu hanya memanfaatkan kekayaan calon suaminya
Apa keputusan sudah benar dengan tetap bersama Jefry, walaupun tidak bisa bersama setidaknya ia bisa membuat atasannya itu terlepas dari wanita matre seperti Leona
"Dasar keluarga matre!" Gumamnya ketika ayah dan anak itu masuk kedalam lift
Telepon di atas mejanya berdering, saat dijawab suara atasannya terdengar dari seberang yang memintanya masuk
Tak ingin membuat sang bos kesal, Zalika segera masuk dan mendengar perintah dari atasannya itu
"Kamu sudah makan siang?"
Gadis itu menggeleng, masalah pagi tadi sangat berat hingga ia melewatkan makan siangnya
"Kamu duduk disana dulu! Aku akan minta seseorang membawakan makan siang untuk kita kesini!" Titah Jefry
Entah kenapa rasa kesalnya pada Leona serta sang ayah hilang begitu saja saat melihat wajah ayu sang kekasih
Tak lama pintu diketuk, seorang wanita yang merupakan office girl baru datang membawa nampan berisi makanan pesanan Jefry
"Letakkan diatas meja sana!" Jefry menunjuk kearah meja kaca disudut ruangan. Gita melangkah sambil membawa nampan tersebut, disana telah duduk seorang wanita yang merupakan sekretaris dari tuannya
"Makanan anda nona!" Zalika senang melihat wajah angkuh pagi tadi menjadi tak berdaya saat ini
"Terima kasih Gita!"
"Saya permisi nona!" Pamit wanita itu pada Zalika, kemudian ia menundukkan kepalanya saat berpapasan dengan Jefry yang tengah berjalan menuju sofa yang telah ditempati Zalika
"Tuan terlihat kesal!" Ucap Zalika saat melihat raut wajah atasannya itu
"Berapa kali aku bilang untuk tidak memanggilku tuan saat kita hanya berdua!" Kesal juga rasanya melihat gadis keras kepala itu
"Iya, iya baiklah. Ada apa? Mau cerita?" Suara nan lembut itu benar-benar membuat mood Jefry membaik
"Aku bener-bener kesal sama Leona dan papanya, bisa-bisanya mereka kembali meminta uang tanpa rasa malu!"
Jefry benar-benar dibuat kesal, bahkan moodnya kembali rusak setelah menyebut nama itu, beruntung kekasih cantiknya berada disana untuk menenangkannya
"Aku juga dengar mereka menyebut kamu sebagai mesin penghasil uang, entah apa maksudnya!" Adu Zalika, rasanya ia perlu mengatakan hal ini pada Jefry agar pria itu tidak terus-terusan diperas
"Jika bukan karena ancaman mama aku sudah membatalkan perjodohan ini sejak awal!" Ujar Jefry
"Aku akan bantu kamu mendapatkan buktinya, setelah itu mama kamu sendiri yang akan membatalkan perjodohan kalian!" Zalika menggenggam tangan kekasihnya, mencoba memberi pria itu kekuatan untuk menjalaninya
Jefry membawa tangan tersebut lalu mengecupnya "Kamu nggak akan pernah ninggalin aku kan?"
Gadis cantik itu menggeleng "aku janji!"
"Terima kasih sayang!" Jefry kemudian membelai lembut pipi gadisnya
"Ayo kita makan!"
***
Pertunangan tak bisa dihindari, tak ada bukti yang didapat selama tiga hari, alhasil Jefry harus terpaksa melakukan pertunangan ini
Sebuah ballroom hotel bintang lima disulap menjadi ruangan penuh kemewahan, segala sesuatunya atas keinginan Leona sebagai calon menantu keluarga Wardana
Hiasan didominasi warna putih serta biru menjadi dekorasi pilihan Leona, diatas panggung telah berdiri sepasang sejoli yang siap untuk bertukar cincin
"Kemana dia?" Sejak tadi Jefry mengedarkan pandangannya ke segala arah, tujuannya hanya satu, yaitu mencari dimana keberadaan kekasihnya
"Apa yang kamu tunggu Jef? Segera pasangkan cincinnya!" Bisik Astrid di telinga putranya
Jefry tak mengindahkan ucapan sang mama, dirinya masih berusaha mencari dimana keberadaan kekasihnya itu
"Apa Zalika nggak dateng? Tapi dia udah janji!" Batin Jefry
"Kalau kamu nggak dateng, aku pastikan semua orang akan tau tentang kita!" Entah siapa yang diancam nya, rasanya iapun menginginkan hal itu. Jika bukan karena permintaan Zalika ingin rasanya ia berteriak dan mengatakan jika dirinya mencintai gadis itu
Riuh tumpuk tangan menjadi pengiring saat cincin berlian itu tersemat dijari manis Leona, wanita cantik dengan balutan gaun panjang berwarna putih itu tersenyum
Sesaat setelahnya barulah sang kekasih terlihat entah dari mana datangnya
"Zalika.." lirihnya, didepan sana sang kekasih terlihat mempesona dengan dress panjang berwarna maroon
Dress tanpa lengan itu menyatu sempurna dengan kulit putih mulus miliknya, Jefry tersenyum. Baginya Zalika jauh lebih cantik dari Leona yang malam ini merupakan bintang utamanya
Dari tempatnya berdiri Zalika melihat Jefry yang menatap kearahnya, tak ingin menimbulkan kecurigaan, gadis itu segera berlalu dari sana
"Hay! Cantik" Gadis cantik itu dikejutkan oleh suara seorang pria yang datang entah dari mana
"Tuan muda Leon!"
"Ayolah Zalika, aku bukan kak Jefry yang harus kamu panggil tuan!" Leon benar-benar tidak nyaman saat gadis itu memanggilnya dengan panggilan formal
"Aku hanya belum terbiasa!"
"Ayo!" Pria tampan itu menggenggam tangan Zalika dan membawanya entah kemana
"Kita mau kemana?" Tanya Zalika, gadis cantik itu bertanya-tanya kemana Leon akan membawanya
"Aku akan kenalkan kamu pada kedua orang tuaku!" Leon tersenyum saat mengatakannya