Zhefinca yang dua tahun telah menikah dengan Giovano, ia hanya bertemu satu kali saat pernikahan, dan setelah itu keduanya hidup dengan masing-masing namun status tetap menjadi suami istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membawanya Kembali
Hari ini Lukas datang kembali, dan seperti biasa Rosa akan meminta izin Giovano untuk menemani Lukas yang datang dengan alasan sedang melakukan business trip.
Giovano memberikan izin tanpa drama, namun dibalik semua itu ada Arka dengan anak buahnya yang siap mengumpulkan banyak bukti dan mengungkap rahasia besar yang selama ini disembunyikan oleh Rosa.
Sementara Zhefinca tengah disibukkan dengan project barunya bersama seorang produser film. Meski dalam keramaian, ada perasaan sepi dalam lubuk hati Zhefinca yang ia pun kebingungan denga napa yang terjadi di hidupnya.
Ruang kosong kecil di hatinya terasa begitu hampa, seperti ada yang menghilang namun tidak dapat diungkapkan, apa yang sebenarnya menghilang.
“Zhefinca, ini kunci mobil saya. Kamu pakai selama saya berada di luar negeri” ucap Kevin secara tiba-tiba.
“Ada apa Pak? Kok mendadak?” “Sanaya membuat masalah bersama orangtuanya, saya harus menjelaskan”
“Oh, baik Pak. Tapi tidak perlu, saya akan membeli mobil baru saja Pak”
“Jangan, kamu simpan saja uang kamu. Dan pakai mobil ini”
“Pak, tapi identitas saya sudah terbuka. Saya tidak mau ada berita miring tentang kita”
“Ya sudah, saya akan aturkan driver. Kamu baik-baik disini selama saya tinggal”
“Baik Pak”
Kevin terlihat panik dan buru-buru. Zhefinca hanya menatap punggung Kevin yang sudah menjauh dan tiba-tiba menghilang dari pandangannya.
“Semoga selalu baik-baik saja Pak” Batin Zhefinca.
Setelah pemilihan pemain, Zhefinca meninggalkan kantor produser film kemudian menunggu taksi online dan menuju ke pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa pakaian yang akan digunakan dalam press conference.
Dalam sebuah pusat perbelanjaan premium tersebut, Zhefinca memilih beberapa pakaian yang akan di gunakan dalam beberapa kali acara hingga ke pemasaran film tersebut.
Dari jauh Giovano mengenal sosok wanita yang ada di hadapannya, menggunakan gaun hitam pendek setengah paha, kemudian menggunakan tas mewah dan sepatu yang senada dengan warna tasnya.
“Zhefinca” ucap Giovano yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.
Zhefinca yang terkejut segera melepas pelukan tersebut, dan menjauh dari Giovano. Ia begitu hawatir karena jika sampai ada yang melihatnya, ini akan menjadi sebuah masalah baru dalam hidupnya.
“Belanja?”
“Iya” jawab Zhefinca seadanya.
Giovano menatap lekat wajah istrinya, yang terlihat seperti ketakutan, namun ia berusaha menutupinya. Ada perasaan tidak tega ketika Giovano melihatnya, ia bahkan telah menyiksa gadis yang berada di hadapannya sejak usia 20th hingga saat ini.
“Ada meeting?” tanya Zhefinca.
“Iya. Lanjutkan belanjamu, ada yang ingin aku bahas setelah ini”
“Hmm iya”
Zhefinca mengambil pakaian kemudian membawanya ke meja kasir dengan di bantu oleh pelayan toko. Hingga saat Zhefinca sedang mengantri, ada beberapa pelanggan yang meminta foto bersama Zhefinca, dua orang pria sekaligus.
Giovano yang memperhatikan hal itu darahnya mendidih seketika, entah sejak kapan ia tidak menyukai jika ada pria yang tengah mendekati istrinya.
“Tinggal menunggu waktu Zhefinca, setelah itu aku akan membuka semuanya. Dan kamu tidak akan bisa lari lagi” batin Gio.
Zhevinca membayar semua belanjaannya, kemudian dengan menenteng shopping bag, ia menemui Gio yang sedang menunggunya.
“Mau ngobrol dimana?” Tanya Zhefinca.
Giovano menatap Zhefinca kembali, tatapan Zhefinca begitu polos dan apa adanya. Tangan Giovano seperti ingin mengusap pucuk kepalanya, namun gengsinya lebih besar dari pada keinginanya.
“Di kafe itu” tunjuk Gio.
Giovano berjalan menuju kafe yang ia tunjuk, dibelakangnya ada Zhefinca yang tengah mengikutinya. Banyak mata yang yang begitu berbinar ketika menatap Zhefinca, bahkan beberapa sorot kamera ponsel mengarah kepadanya.
Sampai di kafe tujuan, Giovano memilih kursi yang sedikit jauh dari keramaian agar kedatangan Zhefinca tidak menjadi membuat kehebohan pads kafe tersebut.
Zhefinca hanya menunggu Giovano mengatakan sesuatu, namun setelah hampir satu jam lamanya, tidak ada yang Giovano katakana kecuali pertanyan-pertanyaan mendasar.
Dan yang paling membuat Giovano merasa marah adalah, ketika mengetahui istrinya tinggal di apartemen yang sama dengannya, namun apartemen itu adalah milik Kevin.
“Kamu tahu Kevin sudah memiliki tunangan?” tanya Gio
“Sudah, Bu Sanaya yang meminta”
“Kamu kenal dengan tunangannya?”
“Iya.”
Giovano mengangguk, dalam dirinya sedang menahan gejolak amarah. Namun ia tidak ingin meluapkan kepada Zhefinca apalagi sampai membuat istrinya ketakutan.
“Zhefinca, jauhi orang yang sudah memiliki pasangan”
“Aku sebenarnya juga menjauh”
“Tapi kamu tinggal di apartemennya?”
“Sementara, aku masih mencari rumah”
Deg!
Ada perasaan sakit yang Giovano rasakan ketika mendengar pernyataan istrinya yang tengah sibuk mencari tempat tinggal. Giovano bahkan terlihat sedang menarik dalam nafasnya, seolah oksigen di sekitarnya mulai habis.
Ada perasaan bersalah dari dirinya karena kesalahannya mengusir Zhefinca saat itu dengan harapan Zhefinca akan memohon.
“Kembali sama aku, mama sudah berada disini” ucap Gio berbohong.
“Apa?”
“Iya, kemasi baju-bajumu. Bawa ke unit apartemenku. Mama bisa datang tiba-tiba”
“Kenapa mama kamu gak hubungi aku”
“Katanya mau buat kejutan”
“Kalau begitu aku harus bagaimana?”
“Zhefinca, kamu polos sekali. Aku gak akan biarkan Kevin memanfaatkan kepolosan kamu untuk kepentingan pribadinya”
“Jangan hubungi mama itu pertama, kedua ikut aku tinggal bersama di apartemen”
“Iya. Sekarang?”
“Iya, ayo kemasi barang-barangmu”
Zhefinca segera berdiri, kemudian membawa kembali shopping bagnya. Namun tiba-tiba Giovano membantu Zhefinca untuk membawakan shopping bag tersebut.
Sampai di mobil, raut wajah Arka terlihat bahagia karena melihat Giovano tengah berjalan bersama dengan Zhefinca.
“Siang Pak Gio, Zhefinca”
“Siang Pak Arka”
Arka mengemudikan mobilnya menuju apartemen milik Giovano, kemudian setelah sampai Giovano turun bersama dengan Zhefinca.
Mereka berhenti di lantai 12 dimana unit Kevin berada. Zhefinca mempersilahkan Giovano masuk untuk menunggunya berkemas.
“Zhefinca, biar di kemasi orang saja. Kita langsung naik”
“Oh, ya sudah”
Zhefinca dan Giovano meninggalkan unit tersebut kemudian naik menuju lantai 18 untuk masuk ke dalam unit Giovano.
Kedatangan mereka disambut oleh pelayan rumah Giovano, kemudian Zhefinca memberikan kunci tersebut dan Giovano membawa Zhefinca ke kamarnya.
“Ini kamar siapa?” tanya Zhefinca
“Kamar kita”
Deg!
Detak jantung Zhefinca meningkat seketika. Jika sebelumnya ia tak pernah merasa se gugup ini meskipun berada di dekat Giovano.
“Kita?” tanya Zhefinca dengan mengerjap.
“Kalau mama datang tiba-tiba dan ternyata kita memiliki kamar masing-masing. Menurut kamu apa yang akan terjadi?”
“Marah”
“Itu kamu tahu. Baju itu letakkan di sana. Nanti akan di cuci. Kalau kamu ingin mandi silahkan” ucap Giovano
Zhefinca masuk perlahan, matanya menatap isi kamar tersebut dengan tengan yang saling menggenggam.
“Kamu gak suka warna abu-abu? Mau di ganti?” Tanya Giovano
“Jangan. Ini saja, sudah sangat bagus”
“Aku gak mau memaksa kamu, kalau gak nyaman kamu bisa bilang. Kita bisa merubah interiornya” ucap Giovano dengan begitu lancar.
“Kita” batin Zhefinca dengan menatap lekat suaminya tersebut.
“Seandainya ini pernikahan sesungguhnya, aku pasti akan bahagia” batin Zhefinca.