Sandra, gadis yang terbangun dari tidur panjangnya selama 2 tahun dan kini terbebas dari pengasingan selama 5 tahun.
Baru saja kemarin ia bertemu dengan teman teman kuliahnya, namun sekarang ia bahkan tidak mengenali tempat yang ia tinggali selama ini. Dunia seakan telah berubah, Alat-alat canggih yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari, anak kecil yang kini sudah memiliki smartphone masing-masing, dan cahaya gemerlap malam dari lampu-lampu yang memenuhi jalan ditengah kota serta Gedung-gedung yang menjulang tinggi dihadapannya.
Seberapa jauh ia tertinggal selama ini? dari sahabat-sahabat bodohnya, dan dari orang-orang yang selalu ada di keseharian Sandra saat itu. Apakah sandra masih dapat bertemu dengan mereka, apakah mereka masih menerima sandra setelah semua yang sandra lakukan kepada mereka.
Pikirannya berkecamuk memikirkan hal-hal yang telah ia lewati begitu saja.
‘Biarlah semua berlalu, kini ia harus memulai lembaran yang baru, orang-orang baru dan dunia ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adsetian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22 - Jarak
Sandra dan nathan sudah berada di hotel untuk beristirahat sementara waktu sebelum mereka memulai pekerjaannya esok hari. Sandra mengambil ponselnya dan menonaktifkan mode pesawat di ponselnya. Tak lama suara notifikasi pean pun terdengar beberapa kali berbunyu, tanpa melihatnya pun sandra sudah tau siapa pengirim pesan tersebut.
‘pasti tu chat dari manusia seribu rupa’ pikirnya malas
Dengan malas sandra pun membuka ponselnya dan melihat isi pesan dari tino. Dan benar saja sandra sudah mendapatkan begitu banyak pesan yang berisi kata-kata makian dan ancaman dari sang pria berwajah seribu yaitu tino.
“dasar wajah seribu, kaki seribu, mata seribu… bikin dongkol aja” ucap sandra
TinTinTIno : gue peringatin ke elo untuk nggak mencari kesempatan buat deketin nathan!
TinTinTIno : kalo sampe lo sedikit aja ngerayu dia, lo bakalan abis di tangan gue!
TinTinTIno : gue emang nggak akan mecat lo, tapi gue nggak akan segan buat nerror lu dengan cara lain!
TinTinTIno : paham lu!
Dan masih begitu banyak lagi kata-kata kebenci yang Tino kirim kan kepada sandra. Dengan malas sandra melempar ponselnya ke atas ranjang dan tak mengindahkan pesan-pesan mengancam dari Tino.
Namun belum lama ia berbaring suara notifikasi Whatsap di ponselnya berbunyi kembali.
“yaelah apa lagi sih mau nya tuh orang” ucap sandra dan dengan emosi ia pun mengambil ponselnya dengan kasar
“eh.. willo ternyata hehehe…” ucap sandra dengan mood nya langsung berubah begitu saja
Willo : lo pergi nggak bilang ke gue :(
Willo : jahat lu san :(
Willo : disini gue di temai kesendirian dan pekerjaan bangsat yang mampu membuat kepalaku pusing 7 keliling, sedangkan lo malah jalan-jalan bareng bos ganteng :(
Mendapat pesan dari willo yang penuh drama membuat sandra tertawa dan melupakan pesan kebencian dari Tino
Sandra : gue kerja willo
Willo : boong banget lu
Sandra : gue serius willooo
Willo : halah.. lu pasti lagi asik-asikan jalan berdua sama boss ganteng. Iya kan, ngaku lo!
Sandra : lu mau deh ya, apa mau mu akan ku berikan dan kupersembahkan kepadamu wahai nona wilololololo
Willo : cih, ya udah, gue ngga mau tau lo harus bawa oleh-oleh khusus buat gue, harus yang paling beda dan paling unik
Sandra : bekicot goreng khas malaysia mau?
Willo : jahat banget lu san
Sandra : hahaha... ya udah gue bawain keringet gue dari malaysia aja ya...
Willo : Pe’a lu
Sandra : iya nanti gue usahain beliin lo oleh-oleh
Willo : nggak, nggak usah, cukup pulang dengan selamat aja itu udah cukup
Sandra : serah lu dah
Willo : jangan lupa cari gebetan, siapa tau dapet
Sandra : gue kerja willooo....
Berbalas pesan dengan willo cukup membuat sandra merasa bersemangat kembali meskipun dalam pesan tersebut tak ada 1 pun pembicaraan yang jelas. Sandra pun bersiap-siap diri untuk memulai melakukan pekerjaannya esok hari, pekerjaan yang cukup menguras tenaga.
Dan batin tentunya.
***
Hari ini pun berlalu dan hari esok pun datang. Kedua insan manusia yang masih berada di ambang ke ambiguan rasa pun melanjutkan aktivitasnya kembali. Ya, bekerja
Nathan menunggu sandra tepat di depan pintu kamar hotelnya yang berseberangan sambil memainkan poselnya. Saat sandra keluar, nathan ingin mebuka pembicaraan, namun sandra langsung berjalan begitu saja dengan wajah cueknya, dan nathan hanyan mengikuti langkah sandra tanpa berbicara apapun.
Waktu terasa berlalu sangat lama, sandra dan nathan belum beristirahat sekalipun karena padatnya aktifitas saat itu. Setelah selesai pun mereka hanya makan di sebuah restauran tanpa ada perbincangan antara mereka, sandra benar-benar mengindari nathan.
‘wah… kenapa lagi nih. Kon dingin lagi, kok cuek lagi, perasaan kemarin nggak begini amat dah’ pikir nathan yang merasakan perbedaan sandra
‘apa gue ada bikin kesalahan ya? Tapi kayaknya nggak deh’ pikirnya lagi
Pada saat malam hari, nathan tidak dapat tertidur, ia memikirkan sikap sandra yang semakin hari semakin berubah. Sandra tak pernah mau berbicara dengannya kecuali masalah pekerjaan. Bahkan beberapa kali saat nathan berbicara sandra hanya membalasnya dengan cuek bahkan mengalihkan pembicaraan dengan alasan menelfon seseorang atau mengurus pekerjaan.
Nathan pun tak bisa sepenuhnya menyalahkan sandra, karna ia pun juga melakukan hal yang sama kepada sandra, terlebih saat dikantor. Ia tahu beul bahwa ia sering membuat sandra merasa tak nyaman dengan sifat cuek dan dingin nathan. Namun apalah daya, nathan pun juga tak memahami sisi dalam lubuk hantinya.
Malam itu nathan keluar dari kamarnya untuk mecari ketenangan di luar hotel. Saat sedang berjalan di dekat air mancur di depan hotel, nathan melihat sandra yang berdiri mengamati air mancur yang cukup besar. Nathan mendekati sandra dengan senyap dan berdiri tepat di sebelah sandra.
“kenapa?” ucap nathan tiba-tiba.
“hemm?” balas sandra tak mengerti maksud nathan.
“lo kenapa?” tanya nathan lagi.
”maksud lo?” balas sandra bertanya dengan mimik wajah kebingungan.
“lo akhir-akhir ini ngindar terus dari gue sandra” ucap nathan sambil memandang wajah tanpa make up sandra.
“masa sih? Perasaan lo aja kali” elak sandra masih memandangi air mancur.
“san, gue serius. Gue mau kita memperbaiki hubungan kita” ucap nathan berharap sandra mengerti.
“memperbaiki gimana sih than? Hubungan kita udah jelaskan? Lo bos gue dan gue bawahan lu. Sebatas kerja aja” jawab sandra seadanya.
“san, bukan itu maksud gue. Gue mau-“.
“kalo lo mau ngomongin masa lalu, gue pergi” sela sandra di saat nathan belum selesai berbicara.
“maksudnya?” tanya nathan tak percaya dengan ucapan sandra.
“udahlah than, itu semua masa lalu. Ngga ada bagusnya juga buat di bahas, itu semua cuma masa lalu yang nggak bisa di ulang dan di ubah” jelas sandra .
“tapi gue masih sayang sama lo san...” ucap nathan dengan suara mengibah frustasi.
“lo salah, itu bukan sayang, Itu Cuma obsesi lo nathan. Lagian lo udah ada Daniar, jangan buat dia kecewa. Meskipun gue ngga tau apa hubungan antara lo sama daniar. Tapi gue tau kalo kalian lebih dari sekedar temen, dan sekarang gue minta lo jaga jarak dari gue. Inget kita Cuma sebatar teman kerja!” jelas sandra dengan wajah dinginnya lalu pergi meninggalkan nathan sendirian dengan hatinya yang pedih.
Dan tanpa di sadari nathan, sandra pun merasa sangat menyesal akan ucapannya bodohnya tersebut. Ucapan yang berbanding terbalik dengan keinginan sandra saat itu. Sandra tak henti-hentinya menangis mengingat ucapan tajamnya yang jelas akan mebuatnya semakin jauh dari nathan.
Sejak pembicaraan di air mancur tersebut, sandra dan nathan tak pernah membahas urusan pribadi dan hal-hal yang di luar pekerjaan. Bahkan saat mereka pulang kembali ke indonesia pun mereka tak pernah membicarakan hal tersebut, mereka tenggelam dengan pikiran mereka masing-masing. Nathan yang menghargai keputusan sandra, dan sandra yang menuruti larangan Tino dengan embel-embel demi kebahagiaan nathan.