21th+ bijaklah memilih bacaan
Selama dua tahun pernikahan, Rose hanya dijadikan sebagai bank darah untuk Mia Winters oleh suaminya sendiri, Alexander Preston. Selama itu juga bisa dihitung berapa kali Alex tinggal di rumah mereka. Alex hanya mendatangi atau menghubungi Rose jika Mia membutuhkan donor darah.
Rose tidak pernah dianggap sebagai istri, ipar, ataupun menantu oleh Alex dan keluarganya. Bahkan teman-temannya hanya tahu bahwa Alex sudah menikah tapi tidak ada yang pernah melihat istri Alex. Semua orang tahu bahwa satu-satunya wanita yang dekat dengan Alex hanya Mia.
Sudah tidak tahan lagi, Rose meminta cerai, Alex menyetujuinya dengan syarat, setelahnya Rose menghilang tanpa jejak.
Tiga bulan berlalu, Alex dan Rose dipertemukan lagi dalam suatu acara, Alex terkejut karena mantan istrinya itu bergandengan mesra dengan laki-laki lain. Orang itu adalah pewaris Hawkins Group, Sky Hawkins. Semudah itukah Rose berpaling dari Alex?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pratiwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Kembali Bertemu Rose (21th+++)
Alex merasa dia tidak salah lihat dan mengenali wanita itu.
Alex langsung berdiri dan berusaha mengejar wanita itu sampai masuk ke sebuah ruang VIP lainnya.
Ruang VIP ini berada di ujung lorong dan paling mewah dan besar dibandingkan ruang VIP lainnya.
Alex menangkap tangan wanita itu dan membuat wanita itu berbalik.
Ternyata benar dugaannya, wanita yang dia lihat sekilas lewah celah pintu tadi adalah Rose.
Alex langsung memeluk Rose yang sedang berhadapan dengannya.
Rose membeku sesaat saat melihat Alex lah yang menarik tangannya dan memeluknya.
Rose berusaha mendorongnya tapi pelukan Alex sangat kuat.
Rose juga bisa mencium aroma minuman beralkohol dari tubuh Alex.
"Apa dia mabuk-mabukan siang bolong begini? Kenapa? Apa karena Mia? Ah sudahlah, aku tidak perlu peduli soal itu. Aku hanya ingin dia melepaskan aku", pikir Rose.
Manager Hazel's Table sangat terkejut melihat Alex tiba-tiba memeluk Rose, pemilik restoran mewah ini.
Manager:"Madam Bos, ini..."
Rose segera memberikan gestur agar manager menutup mulutnya.
Alex bisa mendengar dengan jelas, manager itu memanggil rose dengan sebutan Madam Bos.
Alex melihat ke arah rose dan manajer itu secara bergantian dengan tatapan bingung.
Tapi Rose hanya mengisyaratkan agar manager keluar saja.
Alex bertanya siapa sebenarnya Rose, Alex merasa rose bukan orang sesimpel yang dia kira.
Alex:"Siapa kau sebenarnya, Rose? Kenapa banyak sekali rahasia yang tidak aku tahu tentangmu?"
Rose:"Itu kan salahmu sendiri yang tidak berusaha mengenalku setelah dua tahun menikah"
Alex:"Maafkan aku.... Bagaimana kalau aku mulai melakukannya dari sekarang?"
Rose:"Ha?"
Alex:"Kenapa kau selalu menutupi jejak keberadaanmu? Dimana kau tinggal sekarang? Kenapa kau memblokirku nomorku? Kenapa kau bisa berada di sini? Tidak sembarang orang bisa makan di sini? Apa Sky Hawkins yang mengajakmu ke sini? Kenapa manager itu memanggilmu madam bos?"
Rose:"Hm..."
Alex:"Jangan coba-coba berbohong Rose. Kali ini aku tidak akan melepaskanmu dengan mudah"
Rose: "Aku adalah pemilik Hazel's Table jadi aku bisa masuk kapan saja ke sini. Aku tidak butuh laki-laki hanya untuk mengajakku makan di tempat fancy. Soal pertanyaanmu yang lain aku tidak punya kewajiban untuk menjawabnya karena kita sudah bercerai. Wajar saja aku menganggapmu orang asing dan menghindari kontak denganmu. Sekarang, lepaskan aku!"
Alex merasa kesal dengan tingkah Rose yang terus menjaga jarak darinya.
Alex semakin mengeratkan pelukannya, membuat tubuh mereka menempel sepenuhnya.
Hal ini membuat wajah Rose memerah, sementara tubuh Alex menegang.
Alex mendekatkan wajahnya pada Rose dan menempelkan bibirnya pada bibir Rose.
Alex mencium Rose dengan sangat mendominasi.
Alex melumat, menggigit, menghisap, dan memainkan lidahnya.
Rose sampai kewalahan dan kesulitan bernapas.
Alex merasa tidak rela jika harus menjadi seperti orang asing dengan Rose.
Alex ingin memiliki Rose lagi, dia benar-benar merasa kehilangan dan kesepian setelah Rose pergi dari mansionnya. Tidak ada lagi chat dan telpon yang mengingatkannya untuk makan tepat waktu, atau menyuruhnya berhenti minum saat menjamu klien, atau menyuruhnya pulang cepat dan jangan begadang.
Setiap kali sakit kepalanya kambuh juga Rose yang akan menawarkan diri untuk memijatnya dan membuatkan teh untuk merelakskan tubuh dan pikirannya.
Meskipun hubungan mereka memang tidak seperti pasangan suami istri pada umumnya, mereka bahkan tidak pernah tidur seranjang apalagi berhubungan intim.
Tapi Alex baru menyadari bahwa hanya Rose yang perhatian dan selalu mengkhawatirkan dirinya, berbeda dengan keluarganya yang lain yang hanya mencarinya karena butuh sesuatu.
Alex merasa lebih banyak menerima daripada memberi jika bersama Rose.
Hal itu juga yang dulu membuat Alex merasa tidak nyaman karena dia merasa tidak bisa memberikan apa yang Rose mau. Bukan tidak bisa tapi lebih tepatnya belum bisa, Alex terbiasa waspada pada orang di sekitarnya sehingga lebih sulit membuka hatinya.
Akhir-akhir Alex sangat sulit tidur, kadang dia mengambil pakaian Rose dan memeluknya untuk bisa tidur. Bahkan kamar mereka yang dulunya tidak pernah dimasuki oleh Alex, sekarang ditiduri oleh Alex.
Alex melarang siapapun masuk kamar itu, karena dia tidak mau aroma Rose yang tertinggal di kamar itu hilang.
Sampai sekarang Alex masih membiarkan barang-barang peninggalan Rose tetap berada di tempat yang sama, seperti saat terakhir kali Rose meninggalkan mansion.
Alex sendiri tidak mengerti kenapa dia sekarang ketagihan bersentuhan dengan Rose.