Masjid Berhantu

Tiga hari berlalu begitu cepat. Daud tengah menunggu imam masjid di tengah kampung yang masih duduk bersila di dekat mimbar.

Rukyah akan dilakukan pada pagi hari setelah subuh.

Akhirnya imam masjid itu keluar. Mereka berdua berjalan menuju ke jalan raya.

Diikuti oleh orang-orang kampung yang juga akan ikut melakukan kerja bakti kebersihan. Mereka keluar dari rumah mereka satu per satu dengan membawa alat-alat seperti parang, cangkul dan sabit.

Tidak butuh waktu lama mereka sampai di pinggir jalan raya. Di hadapan mereka terbentang luas kebon yang selama ini sering menampakkan teror mencekam sampai mengakibatkan hilangnya nyawa.

Dipimpin oleh imam masjid ayat-ayat rukyah mulai dibacakan berulang-ulang. Bersama warga yang hadir ada puluhan orang. Mereka semuanya laki-laki. Mereka adalah orang-orang yang sudah dewasa dan para orang tua.

Doa dibacakan dan diamini oleh semua tangan-tangan yang menengadah.

Matahari mulai terbit. Sekarang waktunya. Mereka yang masing-masing membawa air menyiramkan air doa itu ke tanah kebon yang terkutuk.

Setelah itu pembersihan secara serempak dilakukan. Warga masuk ke dalam kebon untuk mematikan tanaman-tanaman liar dan menumbangkan pohon-pohon yang berlebihan.

Habislah gelap jadilah terang.

Setelah dilakukan kerja bakti pembersihan. Kebon yang sebelumnya gelap gulita dan mencekam itu berubah wujud. Menjadi terang dan sejuk untuk dipandang. Pohon-pohon hijau yang pantas. Ruang-ruang yang terbuka. Tidak lagi terlihat sesak dan menyeramkan.

Mereka bekerja dari pagi. Menjelang siang hari semuanya telah berakhir. Pembersihan kebon di pinggir jalan raya berhasil.

*

Kehidupan kembali berjalan normal untuk Daud. Ia sudah tidak lagi mengalami gangguan-gangguan mistis seperti sebelumnya. Ternyata tidak hanya dirinya yang perlu dirukyah. Tempat angker itu juga butuh dibersihkan.

Bersyukur sekarang semuanya sudah selesai. Tidak ada lagi Daud mendengar cerita tentang orang yang melihat lagi penampakan masjid berhantu.

Sudah beberapa hari semenjak rukyah kebon di pinggir jalan raya dilakukan. Semuanya menjadi damai sentosa. Untuk memenuhi rasa keingintahuannya. Apalagi ia yang dulunya adalah seorang pencari berita. Daud rela pergi ke tempat arsip yang lengkap meski jaraknya tidak terlalu dekat. Bagi seorang mantan wartawan ini sangat menyenangkan.

Daud tahu bagaimana caranya mencari bukti-bukti catatan kelam di masa lalu. Kenapa tanah tuan Pierre ditinggalkan.

Tempat Arsip Nasional Lengkap.

Daud tidak merasakan lelah yang berarti ketika hal yang dikerjakannya itu sesuai dengan apa yang menjadi passion untuknya.

Sesampainya di gedung arsip terlengkap ini Daud langsung mencari di bagian surat kabar lama yang khusus mencetak berita seputar dunia kriminal dan misteri.

Yang dicari oleh Daud sebagai kata kuncinya adalah alamat jalan raya lahan yang tidak lagi bertuan.

Dengan penuh rasa sabar dan ketelitian akhirnya Daud menemukan mereka.

Jurnal kelam tentang tanah terkutuk. Setelah dibaca benar-benar menurut Daud ada beberapa peristiwa besar yang melibatkan lahan yang diabaikan oleh pemiliknya itu. Tanah luas yang tidak lagi diinginkan oleh siapa pun.

Setidaknya ada tiga kejadian menggegerkan di rentan masa yang cukup berjauhan. Secara cerita dan berita sayang bagi Daud yang seorang mantan pekerja jurnalistik jika kisah ini tidak dibagikan kepada publik. Khususnya bagi mereka pecinta keseruan kisah nyata yang diangkat kembali untuk dibicarakan lagi. Seperti Edo dan para penonton setianya di channel Mata Edo.

1.

2.

3.