NovelToon NovelToon
DENDAM KESUMAT

DENDAM KESUMAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Balas Dendam / Iblis / Identitas Tersembunyi / Dendam Kesumat
Popularitas:59k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Aku mohon! Tolong lepaskan!”
Seorang wanita muda tengah berbadan dua, memohon kepada para preman yang sedang menyiksa serta melecehkannya.

Dia begitu menyesal melewati jalanan sepi demi mengabari kehamilannya kepada sang suami.

Setelah puas menikmati hingga korban pingsan dengan kondisi mengenaskan, para pria biadab itu pergi meninggalkannya.

Beberapa jam kemudian, betapa terkejutnya mereka ketika kembali ke lokasi dan ingin melanjutkan lagi menikmati tubuh si korban, wanita itu hilang bak ditelan bumi.

Kemana perginya dia?
Benarkah ada yang menolong, lalu siapa sosoknya?
Sebenarnya siapa dan apa motif para preman tersebut...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dendam : 14

Sebelumnya.

Diam-diam disaat para warga masih sibuk mencari keberadaan kepala desa, bu Mina keluar dari rumahnya menyusuri pinggiran sungai yang mana ditumbuhi rumput alang-alang setinggi orang dewasa, sengaja mengambil rute semak belukar menghindari bertemu pejalan kaki.

Mata tuanya terlihat awas, langkahnya hati-hati, setiap tindakannya kini terencana. Dia yang dulu lebih banyak berdiam diri di rumah, segala sesuatunya sang suami yang mengusahakan, kini harus terbiasa memainkan peran berpura-pura tetap menjadi sosok lemah lembut, ramah, padahal sesungguhnya hatinya penuh dendam dan benci.

Begitu sampai di barisan pohon beringin keramat, langsung saja bu Mina mengeluarkan botol bekas minyak rambut yang kini berisi darah Ayam, meneteskan tepat di akar pohon.

Tak lama kemudian, suara Gareng menyambutnya, mempersilahkan bu Mina masuk ke dalam hutan, setelahnya sosoknya menghilang dari pandangan mata manusia biasa.

Langkah kaki tua itu terlihat tergesa-gesa, kantong kresek berisi baju, tas untuk Sawitri, di dekap erat. Bu Mina tak sabar ingin bertemu putrinya, rasa rindu itu kian menggebu-gebu. Sekarang hanya Sawitri yang ia punya.

Saat sudah sampai di gubuk Ni Dasah, dia dikejutkan oleh sosok wanita cantik mengenakan kemben dan bawahan kain jarik

“Mak ….” Sawitri menyambut ibunya dengan senyum manis.

Netra bu Mina terbelalak, begitu lekat dia menelisik mulai dari rambut sepundak, wajah terpahat sempurna, kulit bahu dan lengan kuning langsat cenderung putih mulus.

“Sawi_tri?” tenggorokannya tercekat, lidahnya terasa kelu kala menyebut nama putrinya, netranya langsung berkaca-kaca.

Sawitri mengangguk, lalu merangkul pundak ibunya yang terlihat masih shock, mencoba menerima penampilan barunya.

Ni Dasah menceritakan apa yang sudah Sawitri lalui, dan mulai sekarang harus membiasakan diri menyebut namanya sendiri sebagai Lastri.

Tengah hari, bu Mina pamitan hendak kembali lagi ke rumah. Membaur dengan para warga sekaligus menjadi mata-mata.

.

.

Keesokan harinya, pada subuh hari. Sawitri keluar dari hutan terlarang. Kunti terus berada di dekatnya menjadi penjaga sekaligus penunjuk arah. Keberadaannya tak terlihat oleh mata manusia biasa.

Mereka pergi ke kota kecamatan. Berbaur dengan masyarakat, agar tidak terlihat mencolok mata.

***

Bu Mina yang berada di halaman samping rumah Surti dan sedang memetik sayur kacang panjang, langsung saja meletakkan baskom kala melihat becak berhenti di depan rumahnya.

“Lastri!”

Semua orang melihat ke arah bu Mina, tentu saja sebagian dari mereka terkejut.

“Bibi!” Lastri yang tak lain adalah Sawitri, berseru antusias. Intonasi suaranya terdengar merdu.

Secara sadar dia melangkah lebar agar belahan rok span nya terbuka memperlihatkan betis putih dan kaki jenjangnya.

“Bibi kira sore hari baru tiba.” Bu Mina mengambil tas yang dijinjing oleh Lastri, menarik lembut tangan berkulit halus itu. “Ayo Bibi kenalkan dengan warga sini!”

Lastri tersenyum lembut, yang mana menambah kadar kecantikan alaminya, melangkah tenang.

"Maaf menganggu sebentar. Saya ingin memperkenalkan keponakan yang baru datang dari kota provinsi.” Bu Mina mendorong punggung Lastri agar berdiri sejajar dengannya. “Namanya Lastri, anak dari adik sepupu saya. Selama ini dia bekerja di perumahan orang kaya.”

Lastri mendongak, menatap hangat sembari tersenyum manis, saat netranya bertemu tatap dengan Gandi, Herman, dan Pendi, sedikitpun dirinya tidak terlihat gugup, takut, apalagi memperlihatkan kemarahannya.

“Pantas saja bisa punya kulit mulus, ternyata kerjanya di rumah orang kaya, mana dikota lagi. Tak seperti kita ya, sehari-hari pergi ke ladang, berkutat dengan alat tani,” bisik salah seorang gadis yang ikut membantu di rumah Surti.

“Niat kau kesini hanya berkunjung atau menetap?” suara dalam Gandi menarik perhatian Lastri.

Lastri maju satu langkah, mengulurkan tangan. Meskipun tahu hal tersebut bukanlah tindakan biasa yang dilakukan warga desa saat berkenalan dengan lawan jenis apalagi statusnya belum menikah, tapi dia tak peduli.

Gandi menatap tajam pada wajah terasa tak asing, tapi jelas ia tidak mengenalinya. Lalu turun ke uluran tangan berlengan ramping. Ragu-ragu menyambut salaman itu, dapat dirasakan olehnya kulit telapak tangan halus bebas dari kapalan.

“Lastri. Saya berencana untuk tinggal dan mencari pekerjaan di sini, agar bisa menemani Bi Mina di malam hari.” Lastri sedikit menekan genggaman tangannya, lalu melepaskan begitu saja.

Belum sempat uluran tangannya berada di sisi badan, sudah di tarik sedikit kencang oleh pemuda pincang. “Saya Pendi, salah satu orang kepercayaannya juragan Bahri. Beliau paling kaya di kampung Tani.”

Lastri mengulas senyum tipis, membiarkan sejenak tangannya diremas.

“Minggir kau! Aku juga ingin berkenalan.” Herman mendorong bahu Pendi, lalu menggantikan jabat tangan. “Saya Herman. Bila kau sedang mengalami kesusahan di tengah jalan, sebut saja nama saya kepada orang yang dirimu mintai tolong. Mereka pasti akan langsung membantu!”

“Terima kasih. Akan saya ingat kata-kata tadi!” Lastri menarik lembut tangannya, netranya menatap sendu wajah pria yang memiliki luka di pipi dan alis.

Cih!

“Bibit Lonte nya terpancar jelas. Belum apa-apa sudah menggatal dengan pemuda desa.” Farida mendecih, mengatai dengan nada lumayan keras sampai terdengar oleh beberapa orang di dekatnya.

“Tak boleh seperti itu. Bisa jadi memang begitulah cara berkenalan ala-ala orang kota.” Surti memukul lembut lengan putrinya, lalu berdiri mendekati keponakan bu Mina.

“Ini yang namanya Lastri, cantik sekali orangnya. Saya Surti, tetangga bibi mu.”

Lastri segera menyalami. “Lagi mau ada pesta ya, Bu?”

“Bukan. Ini tratak dipasang untuk menampung orang kirim doa. Suami saya sudah lima hari belum pulang, kami mengadakan pengajian meminta kepada Yang Maha Esa, supaya memberi petunjuk ataupun menerangi jalannya bila tersesat agar bisa berkumpul lagi dengan anak istrinya.” Surti bertutur ramah, sangat kontras dengan wajah sembab, lingkaran mata hitam.

“Maaf, Bu. Saya tidak tahu,” ekspresi Lastri terlihat sangat bersalah, dielusnya lengan Surti sembari menunjukkan rasa empati yang tinggi.

‘Mau kalian cari sampai lubang semut pun tak mungkin ketemu. Bedebah itu sudah mati! Bahkan tulang belulang pun dijadikan mainan oleh kawanan Anjing!’

“Lastri, ayo masuk kerumah Bibi! Pasti kau letih.” Bu Mina berpamitan kepada Surti dan lainnya, hendak mengantarkan keponakannya.

Sosok ramping itu menjadi pusat perhatian, pun setelah dia masuk ke dalam rumah panggung bu Mina, masih saja di bahas.

“Tangannya alus sekali. Mana badannya wangi bunga mawar, mimpi apa aku semalam dapat berkenalan dengan wanita yang seumur hidup baru ku temui secantik dia.” Celetuk salah satu pemuda desa, dia menciumi punggung tangannya sendiri yang masih tertinggal aroma Lastri.

***

Saat sudah berada di dalam rumah dan pintu telah ditutup rapat, Sawitri berucap lirih.

"Keluarkan isi tas nya Mak! Jangan buang-buang waktu! Malam ini juga aku akan memulai meneror salah satu dari mereka!"

.

.

Bersambung.

1
AFPA
Lebih keren lastri..punya bekingan author 😁
AFPA
Ini authornya yg tega an
ilate di ketok
🥺
Y.S Meliana
duuuh hawatir ketauan deh
Imas Masitoh
alur cerita nya slalu bikin greget💕
Vivi Yulianti
sruuuuu
Retna Tri Tunjung
ih ngga sabar nunggu up nya kak..
Marlina Prasasty
ihh lagi hbt2nya kok bersambung😭
FiaNasa
akankah pembalasan Sawitri ini akan cepat terungkap berkat Ki jaya,,lalu bagaimana sisa² penjahat lainnya klau kijaya menemukan pelakunya ini adalah Lastri alias sawitri
ynt_
kk kok tumben upnya cuma 1 biasanya double
Muhammad Arifin
aduh...tambah penasaran 🤦🤦
ora
Mari lihat kesaktian Ki Jaya/Scream//Sweat//Proud/
ora
Juragan pun patutnya di buat diam selama-lamanya😤😤
ora
Mending habisi nyawanya sekalian nggak sih. Itu hidup tanpa lidah gimana. Nggak kebayang aku😭😭😭
Alik Puspita Wati
aduh deg degan lagi aku..ketahuan ngga yaa kalau yang melakukan itu semua sawitri 🤔
Hafifah Hafifah
apakah akan ketahuan dalangnya siapa?
Hafifah Hafifah
sadis amat ya
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
wahh ada si dukun ya yg jd bekingan nya
wehhh emg ya klo punya pesugihan jelas pasti punya ya kann
Yuli a: iya... punya kekuasaan pasti punya backingan mbak... presiden aja punya...😂
total 1 replies
Irma
bakal ketahuan nggak sih moga2 nggak deh
vay73
❤❤❤
wow lawannya juga gk main main menguasai ilmu hitam ... kira kira ketahuan gk ya....
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
was was ketahuan deh ....pada lagi adu ilmu kwkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!