NovelToon NovelToon
Gadis Incaran Tiga CEO Kembar

Gadis Incaran Tiga CEO Kembar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Harem
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fitria callista

Gricelin Noah Fallon ingin merayakan ulang tahun Calon Tunangannya Harley Gunawan dihotel, tak disangka Harley yang ditunggu tidak datang dan malah tiga pria lain yang masuk ke dalam kamar hotel yang dia pesan.

Dia yang sudah diberikan obat perangsang oleh ibu kandungnya tidak bisa menolak sentuhan pada kembar dan sangat hebat diatas ranjang.
Tak disangka, semua hal yang terjadi malam itu adalah konspirasi ibu kandungannya Marina Fallon, yang ingin menghancurkan hidupnya dan membuat Harley berpaling pada anak tirinya Diandra Atmaja.
Semua itu, ibunya lakukan untuk mendapatkan cinta dari suami dan anak tirinya.
Tapi takdir berkata lain, Gricelin yang hamil anak ketiga kembar itu malah dicintai secara ugal-ugalan, bahkan ketiga kembar itu membantunya balas dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria callista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 23

Rivan tersenyum, dia juga pernah memiliki rasa pada Angel.

Makanya Angel sangat cuek dan acuh padanya, karena prioritas Angel dari dulu adalah Rava.

Bagaimana pun juga, Rava memiliki aura yang sangat kuat.

Bahkan bakatnya lebih menonjol dibandingkan dengan kedua saudara kembarnya.

Yang terpenting, Rava juga pewaris utama.

Keluarga Angel meninggalkan hutang yang lumayan banyak diluar negeri, dia berharap menjadi istri sah Rava akan bisa hidup enak bahkan hutang yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya bisa dengan mudah dibayar oleh Rava.

Tak berselang lama, Gricelin pun membuka matanya.

Tatapan Rava yang sebelumnya sangat dingin dan acuh saat menatap Angel, sekarang berubah lembut saat menatap Gricelin.

Wajah Angel sangat kesal, tapi dia berusaha menahan amarahnya itu.

"Kalau begitu, aku akan panggil perawat! Agar dia membantu membawa Gricelin ke ruang dokter kandungan," ucap Rivan pamit.

Angel memasang wajah terkejut, dia menatap Rava. "Dokter kandungan?"

Rava menjawab tanpa menoleh ke arah Angel, "iya, Gricelin adalah calon istriku. Dan sekarang dia sedang mengandung anakku."

Sementara Gricelin masih linglung, kepalanya terasa berat dan terus berputar-putar.

Dia mengabaikan orang yang sekarang ini mengelilinginya.

"Air," titah Gricelin.

Rava mengambil botol air minumnya yang selalu dia bawa disaku celananya, lalu menyerahkannya pada Gricelin.

Hal itu sungguh membuat Angel terkejut sekaligus merasa iri.

Karena Rava memiliki tingkat kebersihan yang sangat tinggi. Tidak mungkin mau membagi minumnya dengan orang lain.

Botol minuman itu adalah pesanan khusus yang selalu Rava bawa, dia meminumnya saat haus.

Dengan harga mahal dan sangat terjamin keamanannya.

Setelah Gricelin meminumnya, sisa air dibotol kecil itu lalu diminum oleh Rava.

Hal itu semakin membuat Angel menatap Gricelin penuh kebencian.

"Nggak ... Ini nggak mungkin! Rava, bagaimana bisa dia begitu tertarik dengan gadis ingusan itu!" Angel sungguh sulit untuk mempercayainya.

Akhirnya Rivan pun datang bersama dengan tiga perawat.

"Dokter kandungan sudah menunggu Nona Gricelin di ruangannya!" Kata salah satu perawat itu.

Satu perawat mengambil kursi roda, seorang lagi membantu Gricelin turun.

"Maaf, kepala saya masih sangat pusing," ucap Gricelin.

Sedari tadi pandangannya kosong, dia tidak melihat ke arah Rava, atau Rivan atau pun Angel.

"Kamu gak perlu meminta maaf pada siapa pun! Kamu nggak salah," ucap Rava, dialah yang membantu Gricelin turun dari brangkar penuh perhatian.

"Terima kasih, sayang."

Ucapan Gricelin langsung membuat amarah Angel meledak, "kenapa gadis ini lancang sekali?"

Angel benar- benar merasa muak karena kedekatan Rava dan Gricelin.

"Dia tidak lancang, aku yang menyuruhnya memanggil seperti itu kalau tidak mau mendapatkan hukuman," kata Rava dengan nada datar.

Lalu dia berkata kepada perawat yang akan mendorong kursi roda Gricelin.

"Biar aku saja yang mendorongnya! Kalian semua bisa pergi, aku akan pergi ke poli kandungan hanya berdua dengannya!"

Lalu Rava melirik ke arah Rivan.

Rivan yang mengerti maksud dari kakaknya itu langsung menjawab dengan anggukan, "Ayo Angel. Aku akan membawamu pergi ke cafetaria, sebelum amarah kakakku meledak."

Walaupun awalnya Angel merasa enggan, tapi mengingat kalau Rava marah akan sangat sulit untuk diredam.

Akhirnya Angel memilih untuk menuruti perkataan Regan dengan patuh, tanpa mengucapkan banyak kata.

Di poli kandungan, dokter wanita itu meminta ijin untuk membuka perut Gricelin.

Dengan wajah memerah, Gricelin menoleh ke arah Rava dan masih memegangi bajunya.

Rava yang seperti mengerti, apa yang dipikirkan Gricelin sekarang ini berkata, "Kita berdua sudah sering bertelanjang bersama, Kenapa harus malu?"

Wajah Gricelin yang sebelumnya memerah, sekarang semakin bertambah merah karena menahan malu dengan ucapan Rava.

Sementara dokter kandungan itu nampak terkejut dengan ucapan Rava, dia tidak menyangka kalau Rava akan mengatakan hal frontal seperti itu.

Bukan hanya dokter itu yang terkejut, sebenarnya Gricelin juga.

Gricelin yang tidak ingin Rava akan mengatakan hal yang tidak masuk akal lagi, memilih untuk mengalah dan segera menaikkan sedikit bajunya.

Dokter itu juga mengenal Angel yang menjadi dokter baru di rumah sakit ini, Angel mengatakan pada semua orang dengan nada sombong, jika dia adalah calon istri Rava.

Dokter kandungan itu sedikit menyipitkan matanya, melihat perhatian Rava dan dia menduga jika gadis didepannya sekarang memang hamil anak Rava, pemilik saham terbesar dirumah sakit ini.

"Usia kehamilan Nona Gricelin 6 minggu .... " Dokter itu menjeda ucapannya, bahkan raut wajahnya tiba-tiba berubah.

Rava berkata dengan nada dingin, "Lanjutkan!"

Dokter itu menatap Rava yang sekarang ini menatapnya dengan tatapan tajam.

"Tapi ada masalah serius, kandungannya sedikit tidak aman. Karena Nona Gricelin memiliki tumor yang berada disekitar kandungannya."

Penjelasan Dokter itu sontak membuat Rava dan juga Gricelin saling pandang.

Wajah Gricelin yang sebelumnya nampak malu-malu, sekarang berubah sedih dan juga ketakutan.

Kedua bola matanya sekarang berkaca-kaca.

Kedua tangan Rava tanda sadar terkepal, "Bisakah Dokter jelaskan secara spesifik. Kenapa calon istri saya bisa menderita tumor. Agar kedepannya saya bisa melakukan pencegahan."

Walaupun amarah Rava sekarang ini sudah sampai di puncaknya, tapi dia berusaha keras untuk tetap tenang.

Mengingat setiap terjadi masalah itu harusnya diselesaikan dengan kepala dingin, bukan dengan amarah.

Rava menyembunyikan amarahnya sekarang ini, tapi dokter itu bisa melihat dengan jelas amarah Rava.

Dia sebisa mungkin bersikap profesional, tidak menunjukkan rasa takut akibat tatapan tajam Rava.

"Penyebabnya banyak, mungkin Nona Gricelin selama ini sering mengkonsumsi makanan instan dan tidak sehat, pola tidur yang buruk, dan sering terpapar radiasi."

Gricelin tak kuasa menahan tangis, setelah mendengar perkataan Dokter.

Mengingat selama ini hanya diberikan makanan sisa oleh ibunya, bahkan tidur di gudang yang banyak sekali kotoran.

Kedua tangan Gricelin tanpa sadar terkepal, tapi dia berjanji pada dirinya sendiri.

Mulai sekarang dia akan menganggap ibu kandungnya itu sudah mati, tidak akan ada rasa kasihan walaupun sedikit saja pada Marina.

Sementara itu di Cafetaria VIP rumah sakit, Rivan memesankan semua makanan kesukaan Angel.

"Kamu nggak usah berharap lagi pada Rava, karena tiga hari lagi pernikahan mereka akan dilakukan," ucap Rivan enteng.

"Menikah?" tanya Angel dengan nada terkejut, dia benar-benar sulit mempercayai ucapan Rivan.

Tiba-tiba Angel teringat, dan ekspresi wajahnya langsung berubah datar. "Aku itu tahu, kalau dulu kamu sangat menyukaiku."

"Tapi kamu nggak perlu berbohong untuk mencari perhatianku."

Rivan yang mendengar ucapan percaya diri Angel, sontak tertawa dengan keras.

Dia tidak menyangka, Angel masih sama seperti dulu. Masih sangat percaya diri dan juga sangat naif.

Kedua alis Angel menyatu, dia bingung kenapa Rivan tertawa keras setelah mendengar perkataannya.

"Apakah ada yang salah dengan ucapan ku? Bukankah dulu Rivan sangat mencintaiku?"

1
Isolde
Author jago banget bikin cerita gini, 😍terharu
Fitria Callista: Terimakasih banyak untuk komennya kak, bikin semangat.
total 1 replies
SGhostter
Suka banget sama karakter di cerita ini, tambah banyak lagi ya thor!
Fitria Callista: terima kasih banyak kak sudah mau komen, jadi semangat mau nulis.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!