Jiwa Dr. Nofia terbangun dalam raga yang kontras 180 derajat. Elara Vesta, putri tunggal dari Marquess Vesta yang malang. Tubuh Elara adalah lambang kelemahan dan ketakutan, ia hidup dalam kemiskinan dan ketidakberdayaan setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, meninggalkannya sendirian dan sering menjadi sasaran perundungan.
Namun, begitu mata Elara terbuka, yang ada di dalamnya bukanlah ketakutan, melainkan ketajaman seorang dokter dan ketegasan seorang pejuang. Dengan modal Ruang Ajaib Dr. Nofia kini sebagai Elara harus menggunakan pengetahuan medisnya yang canggih, keterampilan beladiri nya, dan kecerdasannya untuk bertahan hidup di dunia barunya.
Misi pertamanya. Balas dendam, merebut kembali kehormatan dan kekayaan keluarga Vesta yang hampir punah dan membuktikan bahwa kelemahan Elara yang lama sudah mati.
Di saat Elar menjalani misi nya, Elara di hadapkan dengan seorang Pria yang merupakan Pangeran Mahkota dari kerajaan tetangga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ELARA VS REGANTARA
Regantara mencegat kereta itu di jalanan sepi di pinggiran kota, di bawah bayangan hutan.
"Berhenti!" teriak Regantara yang mengenakan pakaian prajurit hitam tanpa lambang, wajahnya tertutup syal.
Dia menunggangi kuda hitam besar, tampak gagah dan mengintimidasi.
Orang yang bekerja di bawah Tabib Camellia, sebagai pengantar barang itu adalah seorang pria tua yang gemetar, segera menghentikan kereta.
"Aku mencari Ramuan Jantung Emas. Serahkan sekarang!" perintah Damien, menghunuskan pedang.
Belum sempat pria tua itu membuka suaranya, tiba-tiba, dari balik bayangan pohon, Elara muncul. Dia mengenakan jubah gelap, dengan rambut diikat rapi. Di tangannya, ia memegang belati kecil.
"Adipati Muda Regantara," ucap Elara, suaranya tenang.
"Kau mencari ini, kan?" tanya Elara memegang botol Penawar Jantung Emas.
Regantara terkejut, dia tidak menyangka akan berhadapan langsung dengan Marquess Vesta yang seharusnya lemah.
"Kau Elara Vesta? Sungguh berani kau muncul di sini. Kau menyentuh Ayahku, dan kau akan membayarnya!" geram Damien.
"Aku hanya memberikan pelajaran pada seorang pengkhianat, Regantara, jelask kau tahu itu. Ayahmu meracuni Ayahku dan mencoba mengambil alih wilayah kami. Sekarang, mari kita bicara dengan cara yang Ayahku ajarkan," jawab Elara, menantang tanpa rasa takut, matanya berkilat penuh tekad.
Mendengar perkataan dari Elara, Regantara langsung turun dari kuda, matanya penuh penghinaan.
"Kau? Seorang wanita bangsawan? Jangan membuatku tertawa. Mundur! Dan aku hanya akan mematahkan jarimu," ucap Regantara, dengan tatapan meremehkan.
"Kau salah. Aku adalah putri dari Jenderal Darren Vesta. Dan aku siap untuk bertarung," jawab Elara, mengambil kuda-kuda bela diri Dr. Nofia.
SRING
Regantara, yang tidak ingin meremehkan musuhnya, menghunus pedangnya dan menyerang Elara dengan kecepatan seorang perwira militer yang terlatih.
TRANG
Pedang panjang Regantara beradu dengan belati kecil milik Elara.
TRANG
TRANG
Elara bergerak gesit, menghindari setiap serangan mematikan dari Regantara. Setiap pukulan Regantara penuh kekuatan, tetapi Elara mengimbanginya dengan kelincahan dan pengetahuan Judo dan Krav Maga dari dunia pertamanya.
Elara dengan lincah dan gesit tidak sedikit pun membiarkan serangan dari Regantara, menyentuhnya.
TRANG
TRANG
TRANG
Regantara sangat terkejut, dengan kegesitan dan keahlian Elara. Gadis ini tidak hanya mampu bertahan, tetapi gerakannya sangat tidak terduga, asing, tetapi mematikan.
Elara tahu, ia tidak bisa mengalahkan Regantara dalam pertarungan kekuatan langsung. Ia harus menggunakan kecerdasan dan tekniknya.
Saat Regantara mengayunkan pedangnya ke arah kepala Elara, Elara menunduk, menangkap pergelangan tangan Regantara, dan menggunakan teknik judo untuk membantingnya ke tanah.
KRAK
BHUKKK
"AAAKKKKKKHHHHH!!"
Elara mematahkan pergelangan tangan Regantara, lalu menendang perut Regantara sampai terlempar beberapa meter, pedangnya terlepas dari genggamannya.
Regantara menatap Elara dengan mata penuh kejutan dan amarah.
"Siapa kamu sebenarnya?" desis Regantara, bangkit dengan memegang pergelangan tangan nya, yang terasa sangat sakit.
"Aku adalah Elara Vesta. Dan aku tidak akan mati oleh tangan dari anak seorang pengkhianat," jawab Elara, dingin.
Sebelum Regantara sempat mengambil pedangnya, dan kembali menyerang Elara, Elara lebih dulu mundur tiga langkah.
"Ramuan ini, jka kamu ingin menyelamatkan Ayahmu, temui aku lagi, tetapi bukan sebagai musuh, temui aku sebagai seorang perwira militer yang mencari kebenaran," ucap Elara, mengangkat botol Penawar Jantung Emas.
Pyar
Elara melemparkan botol ramuan itu ke tanah. Botol itu pecah, dan cairan hijau itu tumpah, meresap ke tanah.
"Kau menghancurkannya!" teriak Regantara marah.
"Keluarga mu, Ayah mu telah menghancurkan hidup Ayahku, ini hanyalah pecahnya kaca. Jika kau ingin formula, hentikan permainan bodoh ini, dan datanglah dengan kepala dingin," jawab Elara, menatap tajam Regantara.
Tanpa menunggu balasan dari Regantara. Elara melompat ke kudanya, berbalik, dan menghilang ke dalam bayangan hutan, meninggalkan Regantara sendirian, kaget, marah, dan bingung.
Pertarungan singkat itu telah mengubah segalanya. Regantara kini tahu, Elara Vesta bukan hanya dalang politik. Ia adalah seorang pejuang yang setara dengannya, mungkin bahkan lebih berbahaya.
"Dia memiliki kekuatan, dia memiliki formula ramuan yang tidak diketahui oleh Tabib kerajaan, dan dia berani menantang ku. Aku harus tahu lebih banyak tentang dia," gumam Regantara mengambil pedangnya, tatapannya penuh tekad yang baru.
Perburuan telah berubah, kini Regantara tidak hanya ingin membalas dendam, tetapi juga ingin mengetahui rahasia Elara.
Elara kembali ke kediaman Vesta dengan diselimuti oleh perasaan kemenangan dan antisipasi.
Pertarungan singkatnya dengan Regantara adalah titik balik, Elara telah mengukuhkan dirinya sebagai ancaman yang tidak bisa diremehkan.
Luka patah pergelangan tangan yang diderita Regantara adalah pesan yang lebih kuat daripada seribu negosiasi politik.
"Nona, Anda sudah kembali," sambut Emi, dengan menghela nafas nya lega.
"Iya"
Jawab Elara, mengangguk kan kepala nya.
"Emi, tolong siapkan air hangat,dan pastikan semua jendela tertutup rapat, aku ingin kediaman kita menjadi tempat yang paling membosankan di Ibu Kota," ucap Elara, melepaskan jubah gelapnya.
"Siap, Nona," jawab Emi, sopan.
Emi langsung menyiapkan air untuk nona nya, Emi bisa melihat guratan kepuasan di mata Nona-nya yang misterius, dan ia hanya bisa berdoa semoga kekuatan baru ini tidak membawa bahaya yang lebih besar.
"Nona, air nya sudah siap. Apa perlu saya membantu Anda untuk membersihkan diri?" tanya Emi, menawarkan diri walaupun sudah tahu Elara akan menolaknya, seperti biasa.
"Tidak perlu, kamu pergilah, lakukan apapun yang kamu mau, hari ini aku ingin bersantai," jawab Elara berjalan ke kamar mandi nya.
Elara masuk ke dalam kamar mandi nya, meninggalkan Emi, yang masih berdiri di sana.
"Hah.... Sudahlah, sebaiknya aku keluar saja," ucap Emi, pada diri nya sendiri.
Emi keluar dari kamar Elara, sementara Elara di dalam kamar mandi nya sedang berendam, merilekskan pikiran nya.
"Sedikit lagi semua nya selesai, keadilan untuk Ayah Darren," gumam Elara.
"Setelah semua balas dendam ini berakhir, aku akan fokus untuk mengembangkan bisnis ku, menolong dan mengobati banyak orang, seperti di dunia pertama ku dulu," gumam Elara tersenyum kecil.
Hah....
Elara menghela nafas nya panjang, tiba-tiba perasaan tidak nyaman itu muncul lagi, sejujurnya ada banyak pertanyaan di kepala Elara.
Kenapa dirinya bisa hidup lagi dan terbangun di tubuh ini? Lalu kemana Elara yang asli? Apa benar dia mati?
Selama ini Elara berusaha keras dan menyakinkan dirinya, bahwa semua ini adalah takdir nya, dirinya diberikan kesempatan kedua untuk hidup lagi, walaupun di dalam tubuh yang berbeda dan dunia yang berbeda.
"Oke cukup Elara, kamu tidak perlu memikirkan sesuatu yang tidak perlu kamu pikirin, ini adalah hidup ku yang sekarang dan mari kita jalani hidup ini dengan semangat dan bermanfaat bagi orang yang membutuhkan kita," ucap Elara, menyemangati diri nya sendiri.
Setelah satu jam berendam, Elara akhir nya memutuskan untuk mengakhiri mandinya, kulit nya juga sudah sangat dingin.
"Ayo semangat Elara, masih banyak di luar sana yang membutuhkan uluran tangan mu, dan masih ada hama yang harus kamu bersihkan," ucap Elara, menyemangati diri nya sendiri.
luar biasa thor❤❤❤❤❤❤