NovelToon NovelToon
Rahim Satu Miliar : Bukan Sekedar Pengganti

Rahim Satu Miliar : Bukan Sekedar Pengganti

Status: tamat
Genre:CEO / Ibu Pengganti / Pengganti / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Angst / Tamat
Popularitas:291.3k
Nilai: 5
Nama Author: Kinamira

Di negara barat, menyewa rahim sudah menjadi hal lumrah dan sering didapatkan.
Yuliana adalah sosok ibu tunggal satu anak. Demi pengobatan sang anak, ia mendaftarkan diri sebagai ibu yang menyewa rahimnya, hingga ia dipilih oleh satu pasangan.
Dengan bantuan alat medis canggih, tanpa hubungan badan ia berhasil hamil.
Bagaimana, Yuliana menjalani kehamilan tersebut? Akankah pihak pasangan itu menyenangkan hatinya agar anak tumbuh baik, atau justru ia tertekan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinamira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Belanja

"Bagaimana kondisi kandungan kamu Anna?" tanya Alex dengan ramah layaknya seorang teman.

Dengan senyum lebar dan antusias, Yuliana menjawab. "Baik-baik saja. Dia tumbuh dengan baik."

Alex yang merupakan orang paling dekat dengannya bahkan melebihi Jessy, dan mereka sudah layaknya teman tanpa adanya ikatan formal membuatnya merasa lebih santai berhadapan dengannya.

"Syukurlah kalau begitu. Ingat jaga baik-baik dan perhatikan makanmu," ucap Alex dengan lembut, sembari tetap fokus menjalankan mobilnya.

"Tentu saja," jawab Yuliana sembari mengusap perutnya.

Ia lalu melirik Sean yang sejak tadi diam menatap keluar melalui jendela mobil.

Yuliana mengedikkan bahu, ia lalu menatap Alex kembali, dan berbincang kecil.

Alex yang menanggapi setiap candanya sangat membuat Yuliana merasa nyaman.

Sementara Sean larut dalam pikirannya. Tangannya yang berada di dalam saku meremas lembut hasil USG tadi. Perasaan hangat itu selalu hadir setiap detik dan menitnya ia membayangkan sosok malaikat kecil dalam perut Yuliana.

Sean menghela nafas kasar, memejamkan mata erat. "Clara, maafkan aku sayang. Aku tidak bermaksud mengkhianati keinginan kamu."

Ia bahagia, namun juga bersalah, membuatnya bingung harus bersikap bagaimana. Bagaimana jika Clara tau hatinya itu? Entah seberapa hancur perasaan wanitanya itu. Hatinya pasti akan sangat sakit kala melihat air mata Clara.

"Alex, kita mampir ke minimarket sebentar ya. Aku ingin belanja beberapa kebutuhanku," pinta Yuliana membuat Sean sadar dalam lamuannya.

Pria itu menoleh menatap tajam pada Yuliana, membuat Yuliana sontak memperhatikannya.

"Kenapa apa aku salah lagi?" tanyanya menatap heran.

"Apa Mommy memberimu uang?"

Yuliana mengangguk. "Nyonya Jessy memberiku kartu kredit, untuk berbelanja kebutuhanku. Aku boleh belanja apapun yang ku mau," jawab Yuliana kemudian mengeluarkan sebuah kartu dari dalam tasnya.

Sean diam memperhatikan, lalu kembali memandang keluar.

"Bagaimana Sean? Apa kamu mau ikut ke supermarket atau ku antar ke perusahaan dulu?" tanya Alex juga bersikap seadanya pada bosnya itu.

"Ke minimarket saja dulu. Aku tidak mau Mommy memarahiku karena tidak mengantarnya pulang," jawab Sean meski sebenarnya itu adalah keinginannya sendiri.

Alex mengulum senyum menyadari perubahan sikap Sean. "Baiklah," ucapnya dengan patuh.

Yuliana mengulum senyum lebar, tidak sabar untuk kembali memilah makanan untuk ia nikmati.

Wanita itu mengusap-usap perutnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Ia yang dulunya tidak pernah mendapat apapun yang diinginkan dalam masa kehamilannya membuatnya merasa senang karena di sana apapun yang diinginkan akan didapatkan.

Turun di area supermarket, Yuliana berlari kecil ke arah troli, membuat Sean memandangnya protes.

"Anna! Tidak perlu berlari begitu!" ucapnya dengan tegas memperingati, namun bagi Yuliana pria itu baru saja memarahinya.

Yuliana mendesis, tak melawan. Ia dengan santai mendorong trolinya memasuki area perbelanjaan. Diikuti Sean dan Alex dari belakang.

Hal pertama yang dilakukan, tentunya ke pusat perbelanjaan beberapa produk Indonesia. Mengambil beberapa cemilan dan bumbu rempah khas Indonesia.

"Alex, ambilkan itu," tunjuk Yuliana pada salah satu produk makanan.

"Berapa?" tanya Alex mengulurkan tangan mengambilnya.

"Tiga," jawab Yuliana cepat.

Alex mengambil apapun sesuai instruksi Yuliana. Sedangkan Sean yang mengikuti, entah kenapa merasa tidak suka, karena tidak sedikitpun Yuliana meminta bantuan padanya.

"Sini biar aku yang dorong," ucap Alex menawarkan diri.

Ia mengambil alih troli itu, meletakkan tangannya di antara kedua tangan Yuliana yang memegangnya. Hal itu mencuri perhatian Sean. Matanya memicing semakin tidak suka.

"Alex, beras aku mau beras," tunjuk Yuliana dengan semangat.

"Baiklah," jawab Alex dengan senang hati mengambil beras paling bagus diantaranya.

Sean menghela nafas kasar. "Alex!" panggilnya membuat sang pemilik menoleh.

"Aku haus, Carikan aku air soda!" Perintahnya membuat Alex memicingkan mata.

"Apa tidak bisa pergi sendiri? Aku harus menjaga Anna!" ucapnya sedikit keberatan.

"Alex! Kenapa kau selalu saja membantahku hah! Tidak bisa kau seperti Evan, yang siap siaga dengan segala perintahku? Di sini ada aku, dan dia sudah dewasa! Jangan memperlakukannya seperti anak kecil!" sahut Sean langsung menyentakkan suaranya dengan tajam dan tegas. Membuat Alex memicingkan mata menatapnya.

"Justru aku ingin menjaga Anna darimu," batinnya.

"Baiklah, tunggu di sini," ucap Alex hanya bisa menurut.

"Kamu lanjut belanja aku tidak akan lama," ucapnya pada Yuliana sebelum ia pergi.

Yuliana mengangguk paham, menatap kepergian Alex. Ia lalu melirik sekilas pada Sean yang menatapnya dingin.

Dengan tak acuh, ia kembali mendorong trolinya sembari melihat-lihat makanan yang akan ia beli.

"Sayur," gumamnya segera mendorong cepat troli saat menatap sayuran di sana.

"Kapan wanita ini, meminta tolong denganku?" gumam Sean menunggu sembari menatap tajam punggung Yuliana yang terus bergerak.

Di area sayuran rak atas satu sayuran menjadi incarannya. Yuliana sedikit berjinjit ingin meraih, saat itulah Sean memicingkan mata ingin menunggu Yuliana meminta tolong.

Yuliana menghela nafas pelan, melirik Sean yang diam berdiri tegak di sebelahnya. Sungguh rasanya mulutnya gatal ingin mengumpat, karena pria itu diam saja. Ingin meminta tolong juga rasanya ragu.

Yuliana kembali berjinjit. Mata tajam Sean yang melihat keranjang paprika yang menjadi tumpuan Yuliana akan jatuh segera bersiap.

"Eh!" pekik Yuliana saat keranjang paprika itu jatuh. Beruntung Sean segera melingkarkan tangannya di tubuhnya, dan dengan mudahnya mengangkat tubuhnya.

"Uh," Yuliana syok. Kakinya kembali menyentuh lantai. Tatapannya melebar menatap paprika di lantai.

"Dasar! Apa kau hanya tau membuat masalah?" Omel Sean dengan ketus.

Yuliana menatap Sean, matanya melebar dan masih terlihat syok.

Belum sempat ia berkata-kata seorang pelayan supermarket itu datang.

"Maaf apa yang terjadi?" tanyanya menatap paprika yang berhamburan di lantai.

"Pungut, semua itu. Masukkan ke dalam troli!" perintah Sean tanpa basa-basi, menunjuk pada paprika yang jatuh.

"Baik Tuan."

Yuliana menghela nafas lega, saat Sean memilih untuk membeli semuanya. Sehingga masalah tidak melebar.

Yuliana menatap Sean, yang menatapnya dengan tajam, membuatnya tersentak dengan tatapan itu.

"Makanya tumbuh itu dengan baik. Dengan usiamu sekarang, malah sependek ini!" hinanya mengambil sayuran yang diinginkan Yuliana.

"Ambil ini! Dan jangan membuat masalah lagi!" lanjut Sena tidak hentinya mengomel.

Bibir Yuliana mencebik. Bola matanya berkaca-kaca dan menunduk. ia yang baru saja syok, ditambah omelan Sean. Entah kenapa sangat menyakiti hatinya. Hati tangguhnya tiba-tiba begitu sensitif.

Sean yang curiga, menarik dagu Yuliana agar mendongak dan ia bisa melihatnya. Mata pria itu menajam melihat Yuliana sudah menangis.

"Kenapa— kenapa kau malah menangis?" ucapnya semakin melotot.

"Sean!" Alex datang langsung menepis tangan Sean, ia sedikit terkejut melihat Yuliana menangis.

"Alex, dia memarahiku," adu Yuliana dengan suara bergetar menunjuk pada Sean, membuat dua pria itu terdiam menatapnya.

Keduanya memandang dengan tatapan yang sama, melongo dan takjub. "Ya ampun, dia menggemaskan sekali," batin keduanya.

1
Mamah Enung
mungkin bukan anak Sean yang di kandung Klara orang tua Sean tau aganya
Heriyani Lawi
sdh tau clara jahat kok yuliana tdk dijaga bodyguard, katanya org kaya. ceritanya byk yg ga msk akal
Heriyani Lawi
yuliana wanita munafik, kok mau2nya diajak zina terus, imannya tipis, mau2 aja disuruh dtg ke kantor menyerahkn diri
Heriyani Lawi
thor, apa bedanya pria dan laki2 ?
Alni Lestari
mampir kk
Sunarti Sunarti
Luar biasa
Bunda
sellyna??
Yusna Wati
bingung ini ceritany udh 5 tahun tanpa ikatan pernikahan
Nik momRiz&Ga
alurnya bagus, runtun n tertata rapi.jangan ada dendam evan, ckup happy ending. tapi d akir part belom ada kata tamat jadi moga ada bonscap.
Bunda
mampir kak 🙏🏻
Kostum Unik
Jgn keterlaluan Thor masa tingginya gk sampe 150cm. 160cm lah /Gosh/..
sasa adzka
maaf Thor baru mampir.. ehhh baru 2 x koment.. bagus ceritanya Thor..

malah bagus itu Sean bucin sama Anna nanti nya..
akhh aku lanjut baca lagi Thor 😍😍😍😍
sasa adzka
ciri ciri mau selingkuh d luar sana tu Clara..
hayokkk asisten Alex selidiki Clara, biar terbongkar 😁
Upriyanti II
atau jangan2 kak clara selingkuh sma kak evan
beybi T.Halim
aku belum melihat ini sebuah ending yang epik.,dan msh berharap tdk ada kejahatan serupa yg berulang dari evan cs..,mudah2an msh ada bonschap
𝑆𝑡𝑟𝑎𝑤𝑏𝑒𝑟𝑟𝑦𝑆𝑤𝑒𝑒𝑡
Cerita bagus sekali dan tidak membosankan juga tetapi gak kerasa udah tamat ceritanya
jujur aku suka sama ending dari ceritanya di mana yuliana dan Sean bisa hidup bersama dan bahagia.
This is one beautiful and awesome story🤗
Tri Rahmayanti
katanya kaya...
di selidiki itu istri 🤭🤭🤭
Tri Rahmayanti
kasihan.... semangat ana
Nilovar Beik
alurnya bagus
Nilovar Beik
pembahasan itu lbh kejam kan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!